bc

Mary, Please Marry Me?

book_age18+
3.4K
FOLLOW
34.1K
READ
friends to lovers
arranged marriage
self-improved
drama
tragedy
city
small town
abuse
first love
photographer
like
intro-logo
Blurb

Mengandung muatan dengan unsur dewasa. Mohon bijak dalam membaca.

----

Kehidupan pernikahan yang indah tidak pernah menghampiri Mary Margareth Swan ketika ia terpaksa menikah dengan Gideon Philips, pria b******k yang pernah menjadikannya objek taruhan di masa remaja mereka. Pria itu selalu menyiksa Mary hingga menyebabkan luka dan trauma mendalam di dirinya.

Ketika ia berhasil kabur dari Gideon yang kejam, Mary memutuskan pergi ke Nashville dan memulai hidup barunya sebagai Valerie Dahl.

Pertemuan kembali dengan Benjamin Anderson membuat Mary ketakutan jika pria itu akan tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Meskipun Ben selalu mendekatinya, Mary bertekad tidak akan goyah. Ia tidak ingin jatuh lagi ke dalam pelukan seorang pria.

Saat bertemu Valerie, Ben tahu ada yang familiar dengan gadis itu. Valerie membuatnya penasaran dan tertarik dengan sikapnya yang malu-malu dan selalu ketakutan. Hujan badai telah mengubah hubungan mereka menjadi lebih dekat lagi.

Dan meskipun gadis itu menolak ajakannya untuk menikah, Ben tidak akan menyerah. Valerie memiliki trauma dalam sebuah hubungan, dan Ben bertekad untuk menghilangkan itu.

Lalu, ketika kebenaran itu terungkap, akankah Ben bisa menerima kebohongan yang telah Valerie lakukan padanya? Sanggupkah mereka melawan Gideon yang kembali datang dan berusaha untuk membunuh Mary demi warisan?

chap-preview
Free preview
1
Pernikahan itu sejatinya adalah penyatuan suci dua hati yang saling mencintai dan tidak akan ada yang bisa memisahkan selain kematian. Namun, tidak semua orang mengalami pernikahan yang bahagia bersama orang yang dicintainya. Beberapa bahkan harus menjalani sebuah perkawinan yang mengerikan demi menyelamatkan keluarganya dari mimpi buruk dan ketakutan untuk jatuh miskin. Hal itulah yang harus dialami Mary Margareth Swan. Umurnya dua puluh delapan tahun sekarang. Dan di saat kedua temannya, Zoellina Moreau dan Sue Miller, menjalani hidup yang berbahagia dengan pasangan yang mereka cintai, hal itu tidak terjadi padanya. Ia tidak seberuntung itu untuk menemukan pria baik yang cukup mencintainya, bersedia menghabiskan hidup dengannya,  dan saling mengasihi hingga maut memisahkan mereka. Satu hari di musim semi yang indah, hari yang selalu Mary sukai sebelumnya, menjadi hari yang paling ia benci seumur hidup. Ketika akhirnya ia harus mengikatkan diri pada pria mengerikan itu. Beberapa minggu sebelumnya, sang ibu menelepon dan menyuruh Mary pulang ke Seattle. Dad sakit keras. Hanya itu yang Mom katakan padanya. Tidak ada penjelasan lain tentang sakit apa yang Dad derita, atau betapa Dad mengharapkan anak-anaknya pulang untuk menengoknya. Ia tahu sudah lama ayahnya sakit, tetapi biasanya pria itu tidak pernah tumbang. Keluarganya memiliki perusahaan pertokoan di Seattle dan Dad selalu sibuk. Ada empat departemen store besar yang dimiliki keluarga Swan di kota itu yang semuanya sukses. Dad telah menjalankan bisnisnya sejak masih muda dan sekarang bisa dibilang, beliau sedang menikmati masa kejayaannya. Atau setidaknya, itulah dugaan Mary selama ini. Sayangnya, tidak memiliki anak lelaki membuat ayahnya merasa sedikit khawatir dengan kelangsungan bisnisnya. Myra lebih memilih untuk menjalankan perusahaan publishing yang ia miliki sendiri, sementara Mary tidak tertarik untuk terjun ke dunia bisnis. Ia lebih suka hidup dengan jerih payahnya bekerja di studio tari milik Zoe, meskipun hasilnya tidak seberapa, daripada selalu dikenal orang sebagai Putri Jutawan Swan. Sejak dirinya remaja, hal itu tidak pernah menyenangkan. Oh, mungkin orang melihatnya sangat beruntung karena bisa memiliki segalanya tanpa kerja keras. Namun, Mary tidak merasa begitu. Tidak ada orang yang mendekatinya dengan niat tulus. Para gadis-gadis itu, Mary pikir tulus ingin menjadi temannya, tetapi ternyata, ia mendengar mereka membicarakannya di belakang. Lalu, ada teman-teman pria yang menarik perhatiannya. Namun lagi-lagi, itu hanya untuk memanfaatkannya karena ia kaya raya. Karena itulah, setelah lulus kuliah, Mary memutuskan pergi dari Seattle dan memulai hidup barunya di New York. Ketika sedang mencari pekerjaan yang cocok, ia bertemu Zoe di kantor publishing milik Myra dan mereka langsung akrab. Tidak butuh waktu lama bagi Mary untuk mendapatkan pekerjaan karena Zoe menawarinya bekerja di studio tari milik gadis itu. Walaupun gajinya tidak terlalu besar, Mary menerimanya dengan senang hati. Saat itu, ia beranggapan untuk bekerja beberapa bulan sambil mencari pekerjaan lain yang sesuai dengan ijazah kuliahnya. Namun, hari ke hari, Mary mendapati ia nyaman bekerja di Crystal Angel. Terlebih, setelah ia menjalin persahabatan yang erat dengan Zoe dan Sue. New York benar-benar memberinya pengalaman hidup yang baru. Berusaha mencari uang sendiri, berpikir untuk mengatur keuangannya dengan cermat agar semua kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi. Juga, pengalamannya dengan pria-pria keren yang ia temui di klub. Mary bahagia dengan hidup barunya itu. Kini, setelah sekian lama ‘kabur’ dari kehidupan mewahnya, Mary tahu jika dirinya harus kembali. Mom dan Dad membutuhkannya karena Myra tidak mungkin meninggalkan kantor untuk waktu yang lama. Ini saatnya ia merawat ayahnya meskipun mereka memiliki banyak pelayan di rumah. Setidaknya, Mom akan memiliki teman bicara ketika jenuh. Namun ternyata, tujuan Mom memanggilnya pulang bukan untuk merawat Dad ataupun menemani hari tua mereka. Orangtuanya, terutama Dad, ingin ia menikah dengan pria yang sudah Dad pilihkan untuk Mary. Seorang pria yang bisa meneruskan bisnis jika Dad meninggal nanti. Menikah? Dan yang lebih mengerikan lagi, dijodohkan? Astaga, mimpi buruk macam apa itu? Seperti kedua temannya, Mary juga berharap akan menemukan seseorang yang bisa mencintainya. Tidak perlu sebesar Zac dan Byron dalam mencintai istri-istrinya. Yang penting, pria itu mencintainya. Walaupun jelas, pria semacam itu sangat sulit untuk dicari. Ia sudah mencari, menjalin hubungan dengan banyak pria, tetapi tidak ada yang benar-benar mencintainya. Apa memang sesulit itu mencari seseorang yang benar-benar tulus dan penuh cinta? Dan jika dirinya harus menunggu, berapa lama lagi Mary harus menunggu pria itu datang? Umurnya sudah tidak muda lagi. Jam biologisnya sudah berdetak semakin kencang dan Mary tahu jika waktunya akan habis sedikit lagi. Seperti kedua temannya, Mary juga ingin memiliki keluarga kecilnya sendiri. Memiliki dua atau tiga anak untuk diurusnya. Memiliki suami yang akan menikmati masakan yang ia buatkan untuk pria itu. Akan tetapi, jika dirinya terus menunggu pria yang tepat itu, apa mungkin keinginan Mary akan pernah terwujud? Jadi, walaupun Mary ingin menolak permintaan konyol itu, ia tahu jika pada akhirnya, dirinya harus menerima perjodohan itu. Terlebih setelah Mary tahu bahwa ternyata, perusahaan keluarga yang ia kira sukses itu, berada di ambang kebangkrutan. Toko mereka merugi terus-terusan selama enam bulan terakhir, dan jika tidak ditangani oleh orang yang sangat ahli, bisa jadi mereka benar-benar akan bangkrut, miskin, dan terlebih, harus membuat ribuan orang ikut miskin dan tidak punya pekerjaan bersama mereka. Kemudian, Mary berpikir jika mungkin saja, meskipun pernikahannya berawal dari sebuah perjodohan, ia dan suaminya nanti bisa saling mencintai. Bukankah memang cinta tidak pernah datang dengan cepat? Hal itu datang karena kebiasaan, dan seringnya mereka bertemu. Seperti yang terjadi pada Sue dan Zac. Ya, bukan tidak mungkin hal itu terjadi juga padanya ‘kan? Akan tetapi, harapan Mary runtuh seketika saat ia tahu siapa pria yang telah Dad pilihkan untuknya. Pria itu adalah seseorang yang tidak pernah ingin Mary lihat lagi seumur hidup. Mimpi buruknya dari masa remaja yang sangat ingin Mary lupakan. Bagaimana mungkin ayahnya mengenal makhluk mengerikan itu? Dulu, Gideon Philips adalah impian setiap anak gadis remaja di Seattle. Begitu juga Mary. Pria itu sangat tampan dengan rambut pirang pasir dan mata birunya yang berkilauan seperti laut Mediterania yang tenang. Gideon hanya perlu melemparkan senyumnya, dan semua gadis akan jatuh pingsan di hadapannya dengan rela. Meskipun tidak berasal dari keluarga yang kaya raya, paras tampan Gideon sudah lebih dari cukup. Maka, ketika Gideon memilihnya menjadi kekasih pria itu, Mary seperti mendapatkan undian berhadiah utama. Bagaimana tidak, ada jutaan gadis lain yang lebih cantik dan seksi di sekolah mereka, tetapi Gideon memilihnya. Semua gadis akan mati karena iri padanya. Mary tahu dirinya cantik, tetapi ia juga tahu bahwa para pria di sekolah lebih suka gadis cantik yang berdandan dan berpakaian seragam yang seksi. Dia tidak termasuk dalam dua kategori itu. Mary membiarkan kecantikannya terlihat alami dan apa adanya tanpa bantuan make up. Jadi, jarang ada pria yang meliriknya kecuali setelah tahu jika dirinya adalah anak Julian Swan yang kaya raya. Bulan-bulan pertama mereka menjalin hubungan, itu adalah masa terindah dalam hidup Mary. Gideon memang suka tebar pesona ke sana kemari, sering meminta uang padanya, dan suka berpesta, tetapi itu bukan masalah bagi Mary selama ia dilibatkan di pesta-pesta itu. Meskipun tidak menyukai segala macam pesta, Mary perlu pergi untuk memastikan Gideon ‘aman’ dari gangguan gadis-gadis lain. Uang juga tidak pernah menjadi masalah karena ia mendapatkan uang saku yang sangat besar dari orangtuanya. Namun tentu saja itu dilakukannya dengan sembunyi-sembunyi. Baik Mom, Dad, maupun Myra tidak tahu jika ia memiliki seorang kekasih. Gideon sendiri juga mengatakan untuk merahasiakan itu dari orangtua Mary. Ia memiliki seorang teman saat itu. Seorang teman yang tulus menjalin persahabatan dengannya. Anak baru pindahan dari New Mexico. Namanya Lisa. Gadis itu sering ke rumah Mary dan Mom mengenalnya. Jadi, ketika Mary akan pergi berpesta, ia beralasan pergi belajar atau menginap di rumah Lisa. Dan selama itu, Mom tidak pernah merasa curiga atau mengecek kebenarannya. Yah, ia memang tidak memiliki orangtua yang sangat perhatian. Dad sibuk berbisnis sementara Mom sering bertemu dengan teman-teman wanitanya. Untuk berbelanja atau bergosip. Tidak pernah ada yang benar-benar peduli padanya. Akan tetapi, lagi-lagi Mary mendapati bahwa tidak pernah ada orang yang tulus berhubungan dengannya. Suatu malam, ketika ia pergi ke pesta seperti biasanya, Gideon membuatnya mabuk dan tak berdaya ketika pria itu mencampurkan heroin ke dalam minumannya. Ketika Mary hampir tidak sadarkan diri, Gideon mengambil keperawanannya. Meskipun ingin menolak, Mary tidak berdaya karena pengaruh obat dan alkohol. Lagipula, di tengah sisa kesadarannya, Mary yakin Gideon melakukan itu karena benar-benar mencintainya. Hubungan seks akan membuat mereka menjadi semakin saling mencintai dan tak terpisahkan. Namun apa seperti itu yang terjadi? Sayangnya tidak. Ketika Mary tersadar beberapa saat kemudian, ia mendengar apa yang Gideon bicarakan dengan teman-temannya. Tentang dirinya yang hanya menjadi bahan taruhan, tentang Gideon yang hanya memanfaatkan kekayaan Mary, dan yang paling buruk, bahwa ternyata Lisa bagian dari rencana mereka. Bahwa gadis itu adalah kekasih Gideon yang sebenarnya. Adakah yang lebih buruk dari ini? Mereka semua adalah orang-orang yang berperan dalam kepergian Mary dari Seattle. Dan ternyata sekarang ia harus hidup dengan manusia menjijikkan yang melakukan segalanya demi uang itu? Berkali-kali Mary bertanya kenapa Gideon, kenapa bukan orang lain yang tidak ia kenal saja. Dan yang membuatnya terkejut bahwa ternyata pria itu adalah anak dari sahabat baik Dad. Kenapa ia tidak pernah mengetahui fakta itu sebelumnya? Lalu, Mary tersadar bahwa ia memang tidak pernah mengenal Dad dengan baik sejak dulu. Dad terlalu sibuk dengan bisnisnya, dan ia sibuk dengan kehidupan remajanya. Mary ingin menolak dan kembali pergi dari kehidupan yang Dad pilihkan untuknya. Dad akan sembuh, lalu kembali bisa mengembalikan kejayaan perusahaannya, dan ia bisa hidup dengan tenang seperti selama ini. Namun, sebelum ia mengatakan keputusannya itu, Gideon mendatanginya. Pria itu masih setampan dulu. Jauh lebih tampan. Badannya yang dulu tidak terlalu atletis, sekarang tampak begitu seksi dan berotot. Senyumnya masih menawan hingga membuat Mary bertanya-tanya sudah berapa banyak wanita yang berhasil dipikat oleh senyum mematikan itu. Gideon menyapanya dengan hangat. Pria itu juga bersikap baik, dan meminta maaf untuk masa lalu mereka. Kemudian Mary berpikir mungkin Gideon memang sudah berubah. Sudah bertahun-tahun berlalu. Semua orang bisa berubah. Mereka sudah sama-sama dewasa sekarang. Bukan tidak mungkin seorang b******k menyadari kesalahannya dan tidak mengulangi hal itu lagi. Lagipula, Gideon memang tampak begitu berbeda. Mungkin ada harapan dari hubungan mereka nanti. Tidak masalah jika saat ini mereka tidak saling mencintai. Mary pernah jatuh cinta pada pria itu, tidak akan sulit untuk jatuh cinta lagi. Dan kali ini, Gideon pasti akan jatuh cinta padanya juga. Akan tetapi, mimpi itu tidak pernah menjadi nyata. Pada malam setelah mereka mengucapkan sumpah pernikahan itu, Mary mengetahui bahwa Gideon belum berubah. Pria itu bahkan menjadi berkali-kali lipat lebih mengerikan daripada sebelumnya. Dan sejak itulah, mimpi buruknya pun dimulai. ======= It's finnally published!! Yang sudah menanti-nanti Mary dan Ben menemukan 'rumah' mereka, kuy merapaat yaaa!! Tapi masih belom up rutin dulu ya, Mamak lagi holideeeeeiiii. Makasih yang sudah mau mampir. Jangan lupa tap tanda 'love'nya buat simpen cerita ini ke library klean yaa!! Gomawoyooo...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.5K
bc

My Secret Little Wife

read
98.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook