“She’s my wife, for God’s sake.” Suara Niko meninggi, setiap katanya seperti palu yang dipukul ke tanah. “Apa kamu masih akan mengganggu perempuan yang sudah berstatus istri orang?” Dipta tersenyum miring, tapi tatapannya dingin, nyaris menusuk. “Harusnya Lara jadi istriku.” Nada suaranya rendah, namun tiap huruf seperti dilemparkan tepat ke wajah Niko. Kata-kata itu seperti percikan bensin di atas api yang sudah menyala. Niko maju setengah langkah, rahangnya mengeras. “You son of—” “Mas!” Lara mendesah panik, mencoba menahan, tubuhnya masuk di antara mereka. Tapi jarak yang sempit membuat gerakannya canggung. Tangan Niko tiba-tiba mendorong d a da Dipta dengan kekuatan penuh. Tubuh Dipta sedikit terhuyung, tapi ia segera membalas dan tangannya mencengkeram kerah baju Niko, menarikny

