Bab 48

2226 Words

Lara panik. Kata-kata Bagas di telepon masih bergaung di kepalanya, terbata-bata, penuh getar ketakutan. “Mba… Ibu… cepat pulang…” Suara itu memukul dadanya seperti palu godam. Tanpa pikir panjang, ia berdiri dari sofa, nyaris menjatuhkan gelas di meja. Tidak sempat pamit pada Niko, tidak sempat mengambil jaket, bahkan ponselnya pun tertinggal di ruang tamu. Langkahnya terburu-buru, nyaris berlari di koridor. Napasnya pendek-pendek, d a d a sesak seperti diikat. Otaknya sudah tidak bisa memilah logika, hanya ada satu pikiran, yaitu pulang. Ibunya berada dalam bahaya. Ayahnya bisa melakukan apa saja. Begitu sampai di gerbang, satpam yang berjaga sontak menghadang, mengangkat tangan untuk menghentikan. “Nyonya Lara, tunggu—” “Saya harus keluar sekarang!” Lara mencoba meronta, suaranya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD