Beberapa saat sebelumnya. Niko baru saja selesai rapat makan siang di kantor pusat. Hari ini dia memang tidak praktik di rumah sakit, tapi fokus di perusahaan induk. Baru saja ia berjalan menuju ruangannya, sekretarisnya menghampiri. “Pak, dari pagi ada security Bapak yang nunggu di lobby. Katanya mau ketemu langsung.” “Siapa?” tanya Niko singkat. “Pak Darto, Pak.” Beberapa detik kemudian, Darto muncul dari ujung koridor. Bajunya basah oleh keringat, meski di dalam gedung ber-AC. Ia langsung menghampiri. “Den Niko, maaf saya mengganggu. Saya sudah coba telepon dari tadi pagi, tapi nggak diangkat. Boleh bicara sebentar? Penting sekali.” Niko mengangguk singkat. “Tunggu di dalam.” Mereka masuk ke ruang kerja Niko. Begitu duduk di kursinya, Niko meraih ponsel yang sejak tadi di-silen

