Laki-laki berkemeja putih itu berdiri menjulang tinggi kini memandangi enam orang yang duduk merunduk, menghindari bertatapan mata dengannya. Apalagi setelah mendengar bantingan pintu kuat barusan, orang-orang yang dipanggilnya itu makin merasa ketakutan karena akan mendapat masalah sudah membuat seorang Alfi Alhusyan emosi. Aditya yang tidak sengaja mendongak dan bertatapan dengan Alfi langsung melempar senyum kaku. Namun, sayangnya Alfi malah mengeraskan rahang, tidak bisa diajak bercanda. “Siapapun, silahkan jelaskan sekarang.” Titah laki-laki itu dingin, merapikan sesaat dasinya pada kerah baju. Megan menegakan tubuh, memejamkan mata sesaat, dilemah antara mau menjelaskan dan tidak. Pasalnya kalau ia menjelaskan semua kejadian dari awal, ia takut Annita akan terluka mendengar kebena

