Faresha membukakan pintu mobil untuk Andreas yang baru saja berpamitan pada para petinggi perusahaan. Laki-laki yang sudah berumur itu menghela napas lelah, bersandar pada kepala kursi mobil sembari melepas dasi pada kerah kemeja. “Sepertinya hari ini anda sedikit berlebihan,” ujar Faresha meraih dasi yang Andreas sodorkan. “Berlebihan apanya?” Tanya laki-laki itu kini melepas jasnya, meninggalkan kemeja putihnya saja yang melekat pada badannya yang masih bugar, walau sudah menjadi kakek-kakek. “Biasanya bapak tidak suka mengobrol lama seperti tadi, apalagi membicarakan ini dan itu.” Lanjut Faresha mengomeli, memasukan jas dan dasi Andreas ke dalam totebag. Lalu menaruhnya ke samping kanannya. “Saya hanya senang saja, apalagi setelah mendengar perkataan Annita tadi yang membungkam oran

