Anugerah 3

1027 Words

Posisinya amat sangat mendebarkan. Reda sedang melayang di udara, berbahaya sekali jika saja ia menyentuh permukaan anak tangga yang menurun itu. Namun, Ta menangkap tubuhnya, menghadirkan debaran yang lebih lagi kencang daripada ketakutan. Debaran yang Ta bawa serasa aman jika pun Reda ingin terus melayang hingga satu atau dua jam ke depan. Mata mereka bertemu, hanya terhalang kacamata Ta yang transparan itu. Lagi-lagi iris biru indahnya memesona Reda dengan rasa takjub. “Kau pasti sedang punya pikiran romantis denganku. Cepat sadar sebelum kulepaskan!” tegur Ta sinis. Lekas Reda bangkit, mengusir halusinasi memalukan yang singgah sebentar. “Siapa pula yang mau romantis denganmu, TB!” “Syukurlah!” timpal Ta santai. Reda menggeram. Mana mungkin mereka berdua bisa hidup tua bersama dal

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD