Pagi 2

1047 Words

“Abifata tidak memberimu uang juga?" Reda mengalihkan wajah. "Dia untuk diri sendiri saja sepertinya selalu kurang. Abifata lebih suka berfoya-foya dengan para wanitanya daripada memberiku kehidupan mewah." Ta bukan bermaksud peduli, tapi menganggap wanita itu sangat bodoh, semau saja dikendalikan Abifata tanpa timbal balik apa-apa. "Jadi, kau mati-matian menghidupiku?" Reda tak tersinggung, malah ia tergelak. "Mengapa? Kau merasa iba?" rayunya. "Tidak.” Ta terus terang. Ta memang tak peduli Reda mau terus dimanfaatkan ayahnya. Namun, Ta tak ingin ikut dimanfaatkan juga. “Aku berpikir mungkin perlu menikah kontrak dengan wanita yang sungguhan kaya, bukan mengaku kaya." Reda melepas sandal rumah lalu melempar Ta sambil mengirim kata umpatannya. "Kau pria murahan!" Ta tak menggub

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD