Si tetangga baru

964 Words
“Ampun...” jeritnya tertahan sampai ia membenamkan wajahnya dibalik bantal dan berusaha mengatur deru nafasnya yang tak karuan karena pemandangan tadi. Ini aneh, selama ini tidak ada penampakan  berarti terhadap rumah itu meskipun dulu sempat jadi lokasi bunuh diri  dan selama hampir 10 tahun rumah itu kosong belum sekalipun Andira mendapati penampakan setan tapi sekarang sepertinya setan itu lelah bersembunyi dan menampilkan wujudnya secara langsung pada Andira. Andira bergidik dan menenggelamkan wajahnya dibalik bantal dengan membaca surat- surat pendek yang dia ingat sembari berusaha mengusir segala bayangan menyeramkan yang mulai terbentuk dalam otaknya. * Andira memasang tali sepatu dan mengikatnya dengan kencang, kemudian ia mulai merenggangkan otot –otot tangannya dan berlari kecil disekitar halaman rumah sebelum akhirnya melesat keluar halaman yang asri itu. Seperti biasa ia mengambil rute yang tidak terlalu jauh dari rumah dan taman kompleks, ini dimaksudkan untuk mempermudah dirinya sendiri takala sakit perut yang sering melandanya tanpa kenal waktu, kan tidak lucu kalau sedang asyik- asyiknya lari tiba-tiba udara berubah jadi bau karena terkontaminasi dengan bau kentutnya yang aduhai itu. Ok cukup lupakan hal yang jorok seperti itu!! Andira memasang hearset ketelinganya dan memutar beberapa list lagu dari ponsel kemudian mulai berlari lagi diiringi suaranya yang fals. Brukk! Andira langsung rubuh takala tubuhnya yang tak seberapa itu menabrak sesuatu yang cukup keras. Andira menyerngit merasakan pendaratan bokongnya keaspal. “Sialan!!!” sedikit meringis pasalnya pendaratannya sangat sempurna unutk bokongnya. Ia merengek- rengek bak anak kecil yang baru diserunduk oleh truk container karena merasakan lecet. Sebuah uluran tangan membuatnya terheran “Apa tadi aku nabrak orang? Perasaan jam segini disini sepi, mereka kan pada malas bangun pagi. Lalu ini Siapa?” pikir Andira dengan dahi menyengit lantas ia mendongakkan kepala dan langsung menatap wajah itu. Astafirullah....! Dia Maskulin. Kulitnya eksotis Dia tampan. Sangat sekali! Apa pria ini model? " Kamu orang apa bukan? “Tanya Andira tanpa sadar. Andira langsung menutup mulutnya yang ember dengan kedua tangan, ia malu sekali, ia baru saja menghancurkan imagenya didepan seorang pria. Pria tampan yang dijamin bikin wanita manapun langsung berbondong –bondong minta dipeluk, dicium lalu dibawa ke KUA.  Seulas senyum terpatri di bibir pria itu melihat apa  yang dilakukan Andira. Senyum yang langsung bisa membuat kepala pundak lutut dan kaki Andira lemas seketika. “Hey! Jangan melamun!” Kekehnya “ Suaranya serak- serak basah, bikin sesak nafas!” lolong Andira dalam hati.  Tanpa diduga pria itu langsung menarik tangan Andira dan membantunya berdiri. “Sorry. Tadi saya tidak sengaja nabrak anda. Anda tidak papa kan?” tanya pria itu memastikan tak ada sedikitpun yang  kurang dari tubuh kuntet Andira. Ya Andira hanya sebatas d**a pria macho ini meskipun pada dasarnya Andira ini tinggi. “Tidak masalah kok. Lagipula aku tidak apa-apa. Terima kasih ya.” “Terimakasih karena sudah diserunduk sama truk kontainer dan bikin b****g kamu lecet?” senyuman tipis di bibir merah maroon itu menambah kemanisan wajah yang maskulin itu. Dan seketika membuat pipi Andira merona malu dan terpesona. “Enrico.” Kata lelaki itu sambil mengulurkan tangannya kearahnya Andira. “Andira.” Andira menerima jabatan tangan lelaki itu.”Rumah anda dimana? Anda seperti bukan berasal dari daerah ini?” tanya Andira menyelidik pasalnya selama dia tinggal disini, komunitas pria- prianya itu saja. “ Rico saja. Saya orang baru didaerah ini. Rumah saya nomor 223.” “Apa! Yang bener ?! Ya ampun , alhamdulillah jadi yang kulihat itu semalam mungkin anda tahu tidak aku itu parno dengan rumah  mewah itu.  Asal anda tahu saja, rumah itu kosong sudah lama sempat jadi TKP bunuh diri dulu, sempat kepikiran kalau yang kulihat kemarin setan atau jin. Sampai aku tidak tidur sama sekali semalam karena saking takutnya.” Lelaki itu tersenyum mendengarkan crocosan Andira yang tiada titik dan komanya, bikin susah buat ngecerna omongannya andai yang diajak ngomong itu anak SD. Bikin malu. “Ya sudah Andira,  saya pergi dulu matahari sudah terik.!” Enrico melambaikan tangannya kearah Andira dan berlari menuju kerumahnya, meninggalkan Andira yang menatapnya dengan penuh puja. “ Ya Allah ...ya Tuhanku!Terima kasih Kau kirimkan jodoh untuk hambamu ini.” Andira bersyukur dalam hati. Akhirnya setelah sekian lama, Yang Maha kuasa mengabulkan semua doanya. “ Oh..Jodohku!” panggil Andira lirih dengan tatapan memuja pada tubuh kekar Enrico yang telah menjauh. * Andira masuk kedalam rumah dengan langkah bak orang mabuk. Senyum lebarnya sama sekali tidak luntur dari bibirnya. Mabuk kepayang karena telah diserunduk oleh Enrico, pria matang sebelah rumah yang tampannya mirip dengan aktor Hollywood. Flower man next door. Dengan penuh keyakinan hati bahwa Enrico adalah jodoh yang dikirimkan Yang Maha Kuasa padaya. Tak lama lagi mereka akan menjalin cinta dan segera menikah lalu menghasilkan bibit- bibit unggul seperti Enrico tentunya. Ngaco. Tapi Andira berharap khayalannya menjadi nyata. Enrico pasti jodoh yang dikirim Tuhan untuknya. Itu harus! "Hey! Pagi- pagi sudah melamun? Kesambet setan ya?" cerocos Nindy, cewek tengil yang selalu mengusik hidup Andira. Nindy...Andaikan anak satu ini bukan adikku.. Pasti kini sudah kukirim kau ke ... Rumah eyang ! " Kenapa lagi mikirin kalau aku bukan adiknya situ terus bisa seenaknya berimajinasi kirim aku ke rumah eyang gitu supaya disana disuruh jadi babu terus dianiyaya sama tetangga Eyang yang katanya Psikopath lalu tidak punya uang dan lontang- lantung pinggir jalan." ejek remaja itu sembari memakan roti tawar yang ia olesi selai coklat. Andira mendengus sebal. Bocah ini selalu bisa menebak jalan pikiran orang. Andira mengertakkan kakinya sebal, ia langsung lari ke kamarnya dan membanting pintu. Biar saja, biar pintu itu rusak sekalian, pikir Andira jengkel. Andira  masuk ke kamar mandi, ia mandi dengan membalurkan lulur disekujur tubuh. Lalu ia mengobrak- abrik baju terbaiknya yang ada dialmari setelah hampir satu jam di kamar mandi. Ia ingin tampil cantik mulai saat ini. Demi menggaet Enrico. " Enrico...! Bersiaplah kamu terkena tebaran jaring -jaring cinta , Andira." kata Andira optimis.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD