Uke and Seme

841 Words
  Ampuni segala salah Andira baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja ya Tuhan! Amin! Wanita itu menutup sambungan telepon dari Enrico. Pria tampan itu minta bantuan untuk bisa keluar dari rumah. Dan kalian tahu untuk apa.. Malam mingguan. Adakah karung untuk membuang makhluk satu itu! Andira dongkol setengah mati padanya karena dengan tak tahu dirinya, pria tampan maskulisn mengajak serta dirinya dengan imbalan segelas kopi yang katanya bisa untuk pamer di i********:! Andai saja Enrico berpikir sedikit, menjadi obat nyamuk itu tidak enak. Menepok nyamuk kiri- kanan agar mereka berdua nyaman gitu. Kampretkan!  Untung saja pria itu bilang dengan kata TOLONG. Coba kalau tidak! Andira secepat mungkin mengganti bajunya lalu berpamitan pada sang Ayah dan Bunda. Dengan dongkol Andira mengetuk pintu rumah sebelah. Dan Auty Enrico yang cantik itu membukakan pintu untuknya dengan senyum lebarnya. “ Ayo masuk. Sebentar Aunty panggilkan Enrico dulu.” Andira duduk di kursi depan dengan bibir menggerutu, kesannya seperti Andira sangat mengemis sekali pada pria satu itu! Ampun! Ingatkan Andira untuk memalak dua orang itu untuk membayar harga dirinya! “ Hai, sudah lama?” sapa Enrico sok ramah didepan sang Aunty, Andira mendengus pelan. “ Tidak, baru saja.” “ Kita berangkat sekarang saja, sebentar lagi filmnya mulai.” Pria itu pura- pura melihat jam di pergelangan tangannya. Andira berdecak lirih, bilang saja Henzky sudah menunggu diperempatan gang sana! “ Aunty kami pergi dulu.” Pamitku demi sopan santun. “ Jangan terlalu malam pulangnya!” “ Tidak sampai jam sepuluh.” Ucap Enrico. Dua orang itu naik mobil Enrico dengan Andira duduk disamping kemudi. “ Hati- hati!” ucap sang Aunty. Mobil berhenti di perempatan komplek dan dengan tak berperinya, makhluk laknat itu memerintahkan Andira untuk turun dan duduk di belakang. “ Maaf tadi lama. Taka da yang mengganggu kamu kan tadi?” suara Enrico lembut sekali dengan mengelus suarai Henzky. “ Tidak Cuma lima menit saja kok.” Senyumnya. “ Rico kangen!” manjanya dengan menyender pada bahu bidang si pengemudi. Shit! Pasti ada adegan yang waw setelah ini. Andira langsung mengambil headset serta penutup matanya, menyumpal kedua indranya dengan kedua benda yang sengaja dia bawa dari rumah. “Andira!” Nging!!! “ Apaan sih?!” Andira langsung melepas penutup matanya dan menatap galak Henzky yang telah berteriak dengan kencang di telinga kirinya. “ Turun, kita sudah sampai!” “ Iya!” Andira merebut Hearsetnya dan memasukkannya kedalam tas. Kemudian melangkah diatara dua orang pria itu. Dan terrima kasih kepada mereka berdua yang tidak mengumbar kemesraan didepan umum, cukup didepan Andira saja, meskipun wanita itu ingin membawa karung dan mengarungi mereka berdua. Suasana teather cukup ramai di weekend ini mengingat beberapa film luar yang katanya punya rating bagus sedang diputar. Dan cukup tahu saja, Andira cukup menjadi perhatian karena dikelilingi dua makhluk tampan di kanan dan di kirinya. Entahlah, seperti putri raja mungkin. Tiket telah didapat, tiga bangku berjajar nonor tengah. Dan kalian tahu, dengan sadisnya Henzky meminta agar wanita itu duduk dinomor awal untuk menutupi pandangan mata pengunjung yang lain? Dan parahnya disebelahnya mas- mas ganjen yang sedari tadi kedap -kedip ayan padanya! Kampret! Ingatkan Andira untuk menghitung kerugiannya nanti. Film telah diputar. Andira harus focus pada film dan popcornnya!   * Rumah sebelah kosong dan sang Aunty yang cantik menitipkan kunci rumah pada bunda Andira. Andira telah selesai membantu sang ibu mencuci piring dan kini duduk santai didepan layar datar di ruang tengahh ditemani cemilannya. Tak lama kemudian sang Bunda datang tergopoh- gopoh memberi tahu Andira bahwa Enrico jatuh sakit dan pria itu bersikeras tidak mau dan memilih pulang. “ Terus?” Andira menatap Bundanya santai. “ Rawat dia!” disertai saatu tebasan yang mengenai kulit tangannya. “ Bunda!” teriaknya dengan mengelus tangan. “ Sebagai calon pacar yang baik, rawat dia. Beri kesan yang baik sama keluarganya! Sana! Jangan pulang sampai Enrico sembuh!” Ck. Wanita itu berjalan gontai ke rumah sebelah dan membuka pintu. “ Ric, kamu dimana?” menyusuri seluruh ruangan dengan pelan. Shhh… Eh? Ahh! ?? “ Suara apaan sih?” Andira semakin melangkah kedalam dengan membawa vas bunga untuk berjaga- jaga. “ Ric..teruskan! Jangan berhenti!” “ Iya. Nikmat sekali!” Ahh Ahh Ahh! Mata Andira melotot, dia membuka paksa pintu ruangan yang dia yakini sebuah kamar. “ Aaaa!” lengkingan Andira disertai lemparan vas yang dia bawa.   Dua pria itu duduk dengan malu di atas sofa didepan Andira yang menatap keduanya galak! Ingatkan Andira lagi untuk tidak membawa barang- barang berbahaya untuk bisa dilemparkan pada dua orang m***m ini. “ Maafkan kami, kamu sampai harus melihat adegan yang seharusnya tidak kamu lihat.” Ucap Enrico dengan menggaruk kepalanya. “ Jadi sudah sejauh ini hubungan kalian.” “ Iya seperti itu.” Malu Henzky. Sialan! Membayangkan dua orang pria tindih- tidihan tanpa busana diatas Kasur tadi hampir membuat Andira pingsan ditempat. “ Dalam hubungan kalian itu, kamu perempuan? Dan kamu laki- laki begitu?” alis Andira melengkung tidak mengerti. “ Iya. Aku bottom atau Uke.” Aku henzky malu- malu. Shit! “ Dia Uke dan Aku Seme.” Jawab Rico. “ Heh apa Uke Seme? Kalian ganti nama?  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD