Mr. Red: To Fall with You

Shea Newell bangun dalam kondisi tubuh yang terasa tidak bertenaga. Dalam beberapa menit ia berusaha memulihkan staminanya sebelum membuka kedua matanya. Tetapi ia merasa ada yang tak beres pada pagi ini. Entah apa itu. Yang jelas, sembari mengumpulkan energinya, wanita itu berusaha mengingat apa yang terjadi dengannya kemarin malam. Dan saat bayangan akan pesta malam tadi muncul dalam benaknya, Shea langsung membuka matanya secara otomatis. Ia tak bisa mengingat apa yang terjadi setelah bertemu dengan Red Fabray. Sama sekali tak ingat. "Selamat pagi, Shea. Bagaimana tidurmu?" Kedua bola mata Shea membulat sempurna saat mendengar suara berat seorang pria tepat di sebelahnya. Secepat kilat Shea menoleh ke sumber suara dan betapa terkejutnya ia tatkala menemukan Red Fabray di sampingnya dalam posisi bertelanjang d**a. Cepat-cepat Shea menghindar ke samping dan lompat dari ranjang. Namun, ia kembali dibuat terkejut ketika mendapati tubuhnya dalam keadaan telanjang bulat. Shea rasanya ingin mengubur dirinya saat ini juga. Apalagi mata Red sangat jelas tengah menatap tepat ke arah tubuh polosnya. Sialan! "Apa yang kau lakukan?!" Setelah kesadarannya hampir pulih walau kekagetan masih mendominasi dan tubuhnya sudah ia sembunyikan dalam selimut, Shea akhirnya melontarkan sebuah pertanyaan. Lebih tepatnya bertanya sambil berteriak. Masih dalam posisi yang sama, Red mengambil bantal untuk menutupi bagian bawah tubuhnya yang harus terekspos sebab Shea merebut paksa selimut tersebut darinya. Jadilah ia menutupinya dengan bantal meski Red merasa senang-senang saja bila menunjukkannya kepada Shea. Hanya saja, ia tak ingin membuat wanita itu shock. "Menurutmu, apalagi memangnya yang dilakukan oleh dua orang yang berada dalam satu ranjang yang sama dan tanpa sehelai benang pun, hm?" Red menumpukan kepalanya pada telapak tangan dengan siku sebagai penyangga. Shea menggelengkan kepalanya saat memikirkan jawaban atas pertanyaan Red, berusaha menolak satu kata yang sedang menaungi benaknya, b******a. "Tidak mungkin. Kita ... kita tidak mungkin melakukannya." "Tetapi sayangnya kita sudah melakukannya, Shea." "Aku pasti sedang bermimpi." Shea menepuk pipinya beberapa kali. Dengan seringai yang muncul di bibirnya, Red berkata, "Kemarilah, Shea. Bergabung bersama calon Kakakmu ini." "Tidak akan!" Dan Shea kabur dalam sekejap sambil menutupi tubuh polosnya dengan selimut. Dari arah belakang, Shea masih dapat mendengar suara tawa Red Fabray sialan itu.