Pusat dunia Nadira

1114 Words

Saat pertama kali mendengar ajakan menikah dari mulut Dirgantara aku tahu kalau tidak ada perasaan di sana. Kami sudah banyak bicara tentang komitmen untuk memilih anak, hanya itu. Ia tidak berjanji tentang apapun padaku. Seperti kesetiaan juga pemberian kasih sayang. Itu bukan hal harus aku dapatkan. Namun seiring berjalannya waktu, perasaanku kini banyak berubah, penuh harapan yang sebenarnya tidak perlu. Bentuk perhatiannya tidak lebih dari sebuah kepedulian belaka. Bagaimana juga aku adalah calon ibu dari anaknya, wajar kalau ia bersikap baik, bukan? Batinku masam. Kutatap cincin yang dibuka dari kotaknya oleh Dirgantara. Berliannya tidak cukup besar, tapi itu adalah benda paling cantik yang pernah aku lihat. Jariku pasti akan sangat tersanjung saat memakainya nanti. "Kamu belum men

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD