BAB 1

1526 Words
Malam itu, yuna merasa kesal karena terlalu cepat keputusan yang diambil papanya. Pernikahan nya bersama pria itu dibuat dalam waktu 2 minggu lagi, pria yang belum dia lihat sebelumnya. Bahkan ketika pertemuan keluarga mereka kemarin, pria itu tidak datang. Hanya seorang wanita cantik diusia yang mungkin tidak jauh berbeda dari mamanya datang untuk melamar yuna malam itu. Mereka memang dari keluarga yang terpandang, juga merupakan salah satu rekan bisnis gio. Tapi yuna tidak terlalu memperdulikan. Baginya pernikahan itu harus dilandasi dengan cinta dan kasih sayang. Bagaimana bisa dia menghabiskan seumur hidupnya dengan pria yang belum dia temui apalagi cintai ? ‘Cinta itu bisa tumbuh karena terbiasa.’ Kata – kata mamanya itu selalu terngiang di ingatannya. Yuna archer, anak perempuan satu – satunya di keluarga archer. Dia yang merupakan anak sulung di keluarganya selalu mencoba melakukan yang terbaik. Dalam hal apapun dalam hidupnya. Tidak banyak pria yang bisa mendekati yuna. Memiliki kepribadian yang pekerja keras dan independen, membuatnya berjiwa bebas dan sulit terikat dengan orang. Tapi itu semua tidak membuatnya larut dalam kekuasaan, walaupun dia berasal dari keluarga archer yang terpandang dan disegani banyak orang. Yuna tetap berusaha berdiri di atas kakinya sendiri. Semua fasilitas yang diberikan keluarganya tidak serta merta membuatnya terlena, justru membuatnya sadar dan bersyukur bahwa dia diberikan kemudahan dan wadah untuk berkembang. Di umurnya yang sudah menginjak 26 tahun ini, belum ada lelaki yang mampu menakhlukan hati yuna. Dia terlalu sibuk dengan dunianya. Hanya bobby yang pernah mengetuk pintu hatinya saat itu, tapi dia tidak bisa menerima hati bobby. Bagi yuna, bobby seperti juna. Dia hanya menganggapnya sebagai seorang adik. Meskipun bobby selalu berusaha membuat yuna membuka hati untuknya. Rasa nyaman yang diberikan bobby pun tidak semudah itu merobohkan dinding pertahanannya. ** Setelah pertemuan di antara kedua keluarga itu, yuna langsung meminta ijin kepada yasmin untuk menyendiri. Dia membutuhkan waktu untuk mencerna semua kejadian ini. Menerima dan mempersiapkan langkah apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Yuna memutuskan untuk pergi ke salah satu club milik alex. Dengan sengaja dia tidak datang ke club milik bobby seperti biasanya, karena bisa dipastikan juna akan mengetahui hal itu. Sekarang ini dia hanya membutuhkan waktu untuk sendiri. Dia memilih untuk memesan segelas wine. Dia tidak ingin mabuk malam ini, tapi mungkin dengan meminum wine akan mengurangi perasaan sesak dihatinya. Setelah menyesapnya sedikit, yuna menghembuskan nafasnya kasar. Sambil mengingat hal – hal yang baru saja terjadi dalam hidupnya. Ini semua sangat cepat dan diluar dugaannya. Tiba – tiba kepalanya terasa berat, yuna mencoba berdiri tapi rasanya badannya juga terasa berat dan lemas. Dia merasa tubuhnya sangat kegerahan. Ini tidak baik. Dia berjalan sempoyongan dan memutuskan untuk menginap di hotel yang memang terletak dalam satu gedung milik alex itu. Setelah mendapatkan kunci kamar, yuna langsung berjalan menuju kamarnya. Dia ingin segera merebahkan tubuhnya itu di ranjang. Dia masuk ke kamarnya, lalu langsung menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Dengan kondisi terlentang yuna memperhatikan langit – langit kamar. Pandangannya terasa kabur. “Kenapa panas banget sih.” Keluh yuna sambil mengipas – ngipaskan telapak tangannya. Padahal saat ini dia sedang menggunakan sheath drees sepanjang lututnya, sangat pas di tubuh yuna yang proporsional. Lalu, dia melepas gaunnya itu, sekarang ini dia hanya memakai pakaian dalamnya saja. Yuna berdiri untuk meredupkan cahaya di dalam kamarnya, dia memang selalu terbiasa tidur dengan kondisi kamar yang temaram bahkan gelap. Setelah itu, dia langsung merebahkan tubuhnya dan menutupnya dengan selimut bersiap untuk tidur. Di dalam selimutnya yuna merasakan dirinya gelisah dan juga panas yang luar biasa. Dia mencoba membuat suhu dikamarnya itu sesejuk mungkin. Hingga mencapai suhu terendah yang mampu diberikan pendingin kamar hotel. Tapi dia masih saja merasakan tubuhnya panas dan kesulitan tidur. Masih berusaha membuat tubuhnya nyaman, yuna memilih untuk membasuh wajahnya di kamar mandi menggunakan air dingin. Lalu memilih untuk mematikan lampu kamarnya saja. Di rasa sedikit berkurang dan lebih nyaman, yuna akhirnya mencoba menutup matanya. Hingga tanpa di sadari ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya, tapi karena tubuhnya terasa berat. “Siapa ?” yuna berusaha berteriak dengan suara lemah saat orang itu berhasil memasuki kamarnya. Tapi tidak ada jawaban. Yuna mencoba tidak mempedulikannya dan berpikir mungkin dia sedang bermimpi. Tapi, tiba – tiba ada yang menaiki ranjangnya. Hingga suara ranjang itu sedikit berdecit. ‘Siapa sih ?’ batin yuna. Tapi rasanya matanya sangat berat untuk di buka. “Hmm... wangi vanilla.” Bisik seseorang yang saat ini sudah memeluk perut sambil mengendus – endus di lehernya. Yuna merasakan perasaan yang aneh saat disentuh oleh seseorang itu. Rasanya sentuhan itu yang memang sedang dia butuhkan untuk saat ini. Tanpa di sadari, yuna malah membalas pelukan itu. Entah mengapa sentuhan orang yang bisa dipastikan seorang pria itu dari wangi maskulin yang tercium oleh yuna ini membuatnya tenang. Yuna semakin mengeratkan pelukannya di leher pria itu. ‘Mengapa ini rasanya sangat nyaman ?’ batin yuna. Pria itu bergerak gelisah saat wajahnya menyentuh d**a yuna. Dia mulai menggerakkan tangannya untuk menyentuh d**a yuna. Sentuhan itu membuat pemiliknya tanpa sadar mendesah. Suara itu malah membuat pria misterius itu semakin terpancing untuk berbuat lebih jauh. Yuna hanya diam saat pria itu mulai membuka pakaian dalam yang menutup dadanya. Ciuman – ciuman kecil yang diberikan di setiap inci kulit yuna tak bisa ditolaknya. Hingga tidak ada satu pun yang terlewat. Yuna mencoba untuk menahan dirinya. Tapi semakin dia menahan, pria itu memberikan sentuhan yang sangat membuai yuna. Deru nafas menggebu menandakan hasrat di antara keduanya sudah mencapai ujung pertahanan mereka, tanpa di sadari saat ini tubuh mereka sudah tidak tertutup sehelai benang pun. Yuna mencoba menolak saat bibirnya bersentuhan dengan bibir milik pria asing itu. Tapi pria itu terus berjuang dengan ciuman yang menuntut yuna untuk membalasnya. Walaupun yuna membalas dengan gerakan yang kaku. Ini adalah ciuman pertama dalam hidup yuna. Ciuman kaku yuna malah membuat pria itu semakin bersemangat. Dan akhirnya kejadian yang tidak diinginkan pun terjadi. Kali pertama yuna ini dilakukan dengan pria yang tidak dia kenal. Bisa dipastikan tidak ada cinta di antara mereka. Di sertai sikap dominan pria itu yaang selalu memaksa yuna, meskipun penolakan terus dilakukan tapi tubuhnya justru berkhianat. Pagi itu, yuna bangun dan tubuhnya terasa remuk dengan kepala yang pusing. Di atas perutnya sekarang terdapat tangan kekar sedang melingkar memeluknya posesif. Yuna berusaha menyingkirkan tangan itu dengan gerakan selembut dan sepelan mungkin.  Agar pria itu tidak terbangun. Keadaan kamarnya masih gelap, karena memang semalam dia memilih mematikan lampu. Meskipun diluar matahari sudah bersinar terang dibalik tirai kamar yang tertutup. Tapi dia yuna enggan membukanya. Dia ingin segera pergi dari sana. Dan memilih tidak melihat wajah pria itu. Setelah berhasil turun dari ranjang, yuna berjalan tertatih karena ada rasa nyeri di pangkal pahanya. Dia mencari gaun yang semalam di lepaskan olehnya dengan segera menuju kamar mandi untuk memakai bajunya itu. Saat di depan kaca di dalam kamar mandi dia melihat beberapa kissmark tertinggal di bagian atas dadanya. Rasanya dia ingin mencekik pria itu agar bertanggungjawab, tapi jika di ingat kembali dia juga bersalah semalam karena telah terbuai. Dia keluar kamar mandi dan bergegas untuk segera pergi dari kamar itu. Pergi setelah kejadian panas yang terjadi semalam dan membuatnya kehilangan mahkotanya. Yuna berusaha membuka pintu kamar dengan pelan, tiba – tiba sebuah tangan kekar melingkar di pinggang memeluknya dari belakang. Membuat yuna terkejut dan berteriak. “Mau kemana, hmm ?” bisik pria dengan posisi kepala yang disandarkan di bahu yuna. Suara bangun tidur yang terdengar sangat seksi membuat yuna menahan nafasnya. Yuna kembali sadar setelah terbuai suara pria itu berteriak, “Lepasin!!!!” tangannya berusaha menghempaskan pelukan pria itu dari tubuhnya. Dia merasa jijik dengan sikap pria itu.  “Hei, semalam kamu sungguh membuatku kecanduan dengan sikap liarmu.” Katanya sambil terus berbisik menggoda. Mendengar itu, yuna akhirnya memutuskan untuk mengarahkan sikunya ke perut pria itu setelah mendengar kata – kata menjijikan keluar dari mulutnya. “Arrgh...” teriak pria itu menahan sakit di perutnya. “Kamu sungguh liar, sayang. Semalam sikapmu lebih manis daripada harus galak seperti ini. Tapi aku tetap suka..” bisiknya lagi membuat yuna semakin muak, sadar pelukan pria itu terlepas. Dengan secepat kilat yuna keluar kamar dan segera berlari menuju lobby hotel. “Dasar pria gila!!!” makinya. Yuna tidak sadar berlari tanpa menggunakan heelsnya yang masih berada di tangan, membuatnya menjadi pusat perhatian. Belum lagi dengan nafas yang tersengal.  “Gimana bisa ada pria yang masuk kamar gua ?” yuna mengomel sendiri sambil jalan menuju meja valet di dekat pintu keluar lobby. “Nggak.. nggak mungkin, semalem pasti mimpi.” Kata yuna menyakinkan dirinya bahwa yang terjadi padanya adalah mimpi. Lalu dia mencubit lengannya dan merasa kesakitan. Tanpa terasa air matanya menetes begitu saja saat teringat kejadian semalam, bagaimana dengan cerobohnya dia melakukan hal yang tidak sepantasnya terjadi. Ini bisa saja akan menjadi masalah untuknya di masa depan. Dan dalam waktu dekat ini dia harus menikahi seorang pria yang tidak dikenalnya, dengan keadaan seperti ini apakah calon suaminya itu bisa menerima kondisinya. “Kenapa lama banget sih ini mobilnya ?” gerutu yuna. Air matanya terus menetes membasahi pipinya. Rasanya ingin kembali kesana dan memaki pria itu. Tapi itu juga tidak akan menyelesaikan masalah. Dengan kasar dia menghapus air matanya. “Nggak... nggak bisa... semua kejadian ini dia harus tau!!” **  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD