pertemuan

1269 Words
Aroma kopi yang hanya menghiasi rongga hidung selalu menjadi rutinitas hari mulai dari jam 09:00 sampai 16:00. "Latte dan esprosso mas satu kak " pinta teman yg di samping " siap " sahut ku enteng Dan langsunng memasukan kopi robusta ke grinder dan memanaskan air secara pas setelah sesuai panasnya akupun menuangkan ke cangkir dan menuang s**u yg sedari tadi udah siap Setelah sesuai aku menyimpan d nampan untuk di antar ke pemesan Jam 12.00 aku menuju kamar mandi untuk wudhu sebelum mengisi perut aku menunaikan sholat dulu. Ketika hendak keluar mushola dan duduk memakai sepatu " kak dali yang skolah di sma ss kan " Seketika nengok keatas memperhatikan seksama terlihat wanita yang mukanya basah dan krudungnya yg sedikit terbuka setelah sekian lama aku memperhatikan aku bingung karna aku gk ingat Ini dali kan " tegasnya sambil memastikan "Iya kamu siapa ya ? " balas ku heran " aku dini adik kelas mu, gk nyangka bisa ketemu di sini " "Oh dini adiknya deni ya ?" "Iya kok bisa ktmu disini ya emng kk kerja d mall ini jg ? " tanya nya "Aku kerja disini d lantai tiga km jg kerja disini kah ?" Balasku " iya aku baru kerja disini di lantai dasar senang bisa ketemu kk lagi oya aku sholat dulu ya kak" " iya " jawab ku singkat sambil berdiri merapihkan baju ku lalu menuju kantin leraknya tidal jauh dari mushola Sambil berjalan aku merasa heran kok dia bisa bisanya kerja d mall ini bukanya dia udah nikah dg pria pilihan orang tua yg sangat mapan kok mau kerja d mall padahal gk kerja jg harta suaminya gk akan habis 7 turunan ah ngapain jd mikirin istri orang makan dulu biar pikirinya fositif Setelah makan aku lanjut kerja sampei jam 17.00 Jam 17.15 setelah ngerapihin barang2 aku turun kelantai bawah untuk pulang ke kekontrakan untuk istrihat supaya besok kerja fit lagi Sebelum ke kontrakan aku mampir dulu ke mini market untuk membeli keperluan ku yg udah habis Pas buka pintu alfa " Kalau udah di scan gk bisa di cancel mbak makanya sebelum belanja pastiin dulu punya duit atau gk " suaranya pelan tapi sangat jelas karna jarak pintu dan kasir begitu dekat "Maaf mbak beneraan dompet saya hilang" balas wanita yang berdiri tidak jauh dekat kasir " kalau gini jadi kami karyawan yang harus bayar ganti rugi" cetus mbak kasir " beneran mbak saya gk tau kalu dompet saya hilang maaf banget ya mbak" "Makasnya kalau gk da uang jangn sok sokan belanja kalau gini jadi kami yang repot " Mendengar ribut2 aku menghampiri kasir yang letaknya tidak jauh dari pintu "Maaf kak ada ini kok ribut ribut " tanya ku sambil menatap mbak kasir "Ini loh kak da orang belanja tapi gk mau bayar mana udah d scan lagi klau gini kan karyawan yg harus bayar " jawab nya cetus "Oya kalau boleh tau emang berapa totalnya kak?" Tanya ku lagi "Totalnya 187.800 kak, emang kenapa ? " tanya sambil menatap ku "Ya udah aku bayarin kak" jawabku sembari ngeluarin uang pecahan seratus ribu 2 lembar Sontak wajah si mbak kasir kaget tak mengira aku akan berbuat seperti itu " gpp ambil ja kak " sambil ku letakan uang di meja kasir "Oya makasih kak, uangnya 200000 kembali 22.200 yang dua ratusnya mau d sumbuangin ke yayasan kak " sambil menoleh ku Di tanya gitu aku langsung nganguk tanda setuju "Ini kembalian 22.000 gak sekalian rokok, korek, atau pulsanya kak " sambil menaruh uang kembalin d atas meja . "Engak " jawab ku sambil senyum "Oya ini belanjanya kak, makasih udah udah berbelaja disini " sambil manaruh tanganya d depan d**a khas kasir mini market "Ini kak belanjaan" sambil menyerahkan ke wanita yang nunduk dari tadi "Makasih kak " sambil menoleh dengan mata sendunya "Dini" gumam ku dalam hati berbeda dengan raut wajah ku yg seolah tidak mengenalnya Setelah selasai membeli kebutuhan ku di kontaran aku menuju parkiran untuk lanjut pulang "Kok blum pulang din" sambil menghetikan otor di depan cewek yg td ada di depan kasir Dia cuma nunduk malu "Ini udah sore loh bntar lagi magrib gak baik cewek kluayuran d waktu senja" kataku "Dompet aku ketingalan kak hape jg lowbet mana kontraka aku masih jauh" jawabnya tanpa memalingkan wajah yang sedari tadi menunduk "Ya udah kalau kamu mau aku anter kebetulan aku bawa dua helm" sambil menyerahkan helm Dini tertegun binggung antar nolak atau tidak "Ayo ntr keburu magrib lebetulan kita kan searah" tegasku Sambli tetap menunduk dia ambil helm lalu memakai nya "Beneran ini tidak merepotkan kak?" Tanyanya ragu " udah jangan kemana2 ngomonya ayo naik" Setelah naik motor aku kick motor melaju arah selatan menyusuri jalan yang lumayan padat. "Arihin ya jalan nya kan aku aku gak tau rumah kamu" Sesampai di gerbang kosan aku langsung pamit pulang supaya tidak telat sholat berjaamaah magrib biar bisa silaturahmi memngingat kalau waktu kerja susah buat kumpul ma warga sekitar. Sesampainya d kontrakan aku buru buru memberesihkan badan dan menuju ke masjid untuk melakukan sholat berjamaah karna cuma ini bisa melakukan silaturahmi dengan warga sekitar Selasai sholat aku langsung membeli makanan untuk makan malam setelah makan lalu ngecek kerjaan sampingan sudah sejauh mana perkembanganya sampe jam 20.00 mataku mulai berat dan langsung merbahkanya d kasur busa ukuran 1,5mx2m itu sampe aleram subuh membangunkan ku dari mimpi mimpi biasa aja, setelah bangun langsung menyiram badan ku dg air dingin biar fresh untuk menjalani rutinitas yang membosankan Setelah mengikuti kuliah subuh yang rutin di adakan di masjid dekat kontran aku menuju langgan tukang nasi uduk di dekata masjid "Biasa bu pake gorenganya dua" sambil duduk di banguk plastik yang udah cekung kedalam "Siap bang " jawabnya sambil menyiapkan nassi ke piring di taburi bawang di hiasi toping tempe, telur dadar, telur balado ditambah gorengan lalu di simpan di atas meja panjang di tutup stiker rokok itu "Silahkan bang " ucapnya Tak pikir panjang aku langsung menambah sambel kacang ke nasi ku melahap nikmat yang tiada tara udara yang masih segar suara bisang yang belum terlalu menamani sarapan ku Setelah selelasai sarapan dan membayarnya aku langsung menuju ke kontrakan menyalakan laptop memutar musik sambil ngerapihin kerjaan sampingan yang sejak lama aku geluti Tring Nada pesan logo biru telepon ku berdering menujukan pesan masuk Setelah ku buka ternyata pesan dari pak Andri team broker atau plantran ku " pagi pak dali hari ini klien kita ada transaksi doakan ya semua lancar semoga ada rejeki kita bersama" "Amin pak" jawab pesan ku singkat karna kita menggeluti dunia bisnis ini udah lumayan lama jadi tidak terlalu berangan2 semua yang ada di team sadar diri kita cuma modal dengkul dan relasi saja cuma ngandelin pertolangan yang kuasa dan keberentungan saja kadang si pemilik property kalau udah laku malah ngilang bak di telan bumi tanpa memberikan komisi kita terlebih dahulu Jam 8.00 aku menuju tempat kerja yang letaknya di daerah tamrin itu Setelah sampe mall aku langsung masuk "Kak" suara wanita memangil tapi aku terus berjalaan karna di sini semuanya d panggil "kakak" "Kak dali" seketika aku menoleh ke samping da seorang wanita menghampiri ku sambil napasnya ter engah2 "Iya ada apa din" tanyaku sambil menatap "Aku mau ngembaliin uang yang kemarin" sambil menyerahkan uang pecahan merah dua lembar "Apa2an nih di udah pakai aja aku kemarin ikhalas kok bantu kamu" jawab ku "Iya kak makasih banget buat bantuanya kemarin tapi tolong terima uang ini" paksanya "Kamu tuh adiknya shabat aku jangan gitu, udah simpan aja buat keperualan mu yang lain" pintaku "Ya udah aku ke atas dulu lain kali kita sambung lagi udah siang nih " sambil jalan menuju lift meningal dini yang masih berdiri sambil bengong
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD