Chapter 5 ; “Candy”

1539 Words
Hana membuka matanya, ia melihat kesamping ranjangnya yang telah kosong. Tidak ada Kris disana. Mungkin Kris sudah kembali ke kamarnya Hana berdiri lalu meregangkan tubuhnya. Semalam ia tidur sangat nyenyak disamping Kris, selama menjadi b***k Kris. Baru pertama kalinya Hana tidur senyenyak ini. Hana membuka jendela kamar yang menghubungkannya dengan balkon kamar tersebut. Ia lalu melihat pemandangan dari balkon kamarnya yang terletak dilantai 34.   "Wahh, mereka semua seperti miniatur" Hana terkagum saat melihat jalanan dibawahnya yang terlihat seperti sebuah miniatur dari kamarnya.   "Sepertinya ini sudah cukup siang, ah. Aku lapar" Hana memegangi perutnya yang berbunyi karena lapar, Ia kembali masuk ke kamarnya lalu menutup kembali jendela balkonnya dan memilih untuk membersihkan dirinya.   ***   "Kris, apa kau di dalam?" Hana mengetuk kamar hotel yang digunakan oleh Kris. Ia ingin mengajaknya sarapan, cacing diperutnya sudah meraung-raung sejak tadi.   Tok Tok Tok   "Kris?" Hana mencoba untuk membuka pintu kamar Kris namun dikunci. Ia lalu mengetuk-ngetuk pintu kamar Kris.   "Permisi Nona, ada yang bisa saya bantu?" Hana menoleh kebelakang, mendapati seorang pegawai hotel yang sedang melakukan tugasnya kini sedang tersenyum ramah kearahnya.   "Eumm, begini. Apakah kau melihat pemilik kamar ini?"   "Ah, pemilik kamar 2395 sudah keluar sejak pagi-pagi tadi" Hana ternganga mendengar ucapan pegawai hotel tersebut. Kris meninggalkannya sendirian di hotel? Hell yeah!   "Ah, kalau begitu terima kasih" Hana tersenyum lalu melenggang pergi menuju lantai dasar, menggunakan lift, didalam lift dia terus menggerutu, memaki Kris karena meninggalkannya seorang diri dinegeri asing.   "Wah, dia benar-benar kejam. Bagaimana mungkin dia meninggalkanku seorang diri di hotel tanpa memberiku sepeser uang pun untuk membeli makanan..."   "..Dia sudah membawaku kemari tapi dia sama sekali tidak bertanggung jawab. Ck! Dasar pria sialan!" Hana terus menggerutu memaki Kris. Ia lalu memilih untuk keluar hotel, menghirup udara segar dan mencoba melihat pemandangan kota L.A. Maklum, ini pertama kalinya dia ke L.A.   "Woahh, semua orangnya berwajah barat yah, hehe"   "Eoh? Apakah itu sebuah taman?" Hana memicingkan matanya melihat seberang hotel.   "Tidak apa-apakan aku pergi kesana? Lagipula Kris tidak ada" Hana memilih untuk pergi kesebrang hotel, menghilangkan rasa penasarannya dengan apa yang ia lihat.   "Woahhh, ternyata ini benar-benar sebuah taman" Mata Hana bersinar saat melihat pemandangam di depannya, ia melihat sebuah taman bermain anak-anak yang penuh dengan permainan, ia memilih duduk dibangku ayunan yang kosong lalu mulai menggerakan sedikit ayunan itu.   "Tempat ini cocok untuk kencan seperti didrama, hehehe"   Guk Guk Guk   "Eh?" Hana melihat kesekeliling ketika telinganya mendengar bunyi sesuatu. Namun, matanya tak melihat apapun yang terlihat mengganjal. . Guk Guk Guk   Hana berjalan mengelilingi taman itu mencari sumber suara.   "Hey, apa kau terjebak. Ah, kasihan sekali" Hana melihat seekor anjing kecil berbulu putih yang kakinya terjepit sebuah besi kecil. Ia lalu membantu anjing itu untuk melepaskan diri.   "Nah, kau sekarang sudah bebas. Tapi kakimu terluka, apa kau mau ikut denganku ke hotel? Aku akan mengobatimu" Hana mengelus-elus kepala anjing itu, menyalurkan rasa simpatinya. Ia merasa kasihan kepada anjing kecil itu yang kakinya terluka.   "Apa kau lapar? Aku sangat lapar" Hana mempoutkan bibirnya, merasakan lapar diperutnya. Perutnya sudah merasa perih saking laparnya.   "Hei anjing kecil, sepertinya aku pernah melihatmu. Kenapa kau sangat tidak asing?" Hana mengelus-ngelus kepala anjing itu dengan lembut.   "CANDY!" Hana hampir terjungkal saat ada yang berteriak kencang dibelakangnya, Hana memang mudah terkejut.   "Ah, Candy. Kau ini pergi kemana saja hah? Sudahku bilang untuk jangan pergi" Pria tinggi itu mengambil alih anjing kecil yang Hana selamatkan tadi.   "Permisi, apa kau pemilik anjing kecil itu? Anjing kecil itu kakinya terluka. Kurasa kau harus mengobatinya" Hana berbicara kepada pria tinggi itu memberi tahu keadaan anjing kecil itu menggunakan Bahasa Inggris. Pria itu menatap Hana dibalik topinya yang hampir menutupi wajahnya, ditambah lagi dengan sebuah masker hitam yang semakin menutupi wajahnya. Apa elaki ini tidak merasa panas?   "Ah terima kasih sudah menyelamatkan Candy" Pria itu membuka masker dan topinya. Membuat Hana membelalakan matanya karena tak percaya dengan yang dilihatnya.   "ZI TAO?!" Hana berteriak kencang melihat pria yang ada di hadapannya dengan tatapan tak percaya.   "Hey, jangan keras-keras. Nanti ada yang dengar" Pria yang ternyata adalah Tao mantan member EXO itu menutup mulut Hana dengan tangannya dan berbisik kepada Hana. Hana mengangguk patuh mendengar ucapan Tao. Lalu Tao melepaskan tangannya dari mulut Hana.   "Kau sepertinya sangat terkejut melihatku" Tao terkekeh, melihat wajah Hana yang sangat terkejut saat melihatnya.   "T-tentu saja! Ka-karena aku mengidolakanmu dari dulu" Hana memaki dirinya saat berbicara dengan gagap. Tapi bukankah itu hal yang wajar? Siapa yang merasa tak gugup saat berbicara dengan idol nya. Terlebih kau sangat mengidolakannya. Tao kembali terkekeh saat melihat Hana yang merasa gugup.   "Ah yah, siapa namamu?"   "Hana, namaku Hana Liu"   "Baiklah. Terima kasih sudah menyelamatkan Candy. Hana" Tao tersenyum manis kepada Hana yang membuat Hana salah tingkah dan wajahnya jadi memerah.   Krauk   "Kau lapar?" Wajah Hana semakin merah karena Tao mendengar suara perutnya yang kelaparan.   "Ti-Tidak!" Tao kembali terkekeh melihat tingkah Hana yang lucu dimatanya.   "Aku akan mentraktirmu makan, anggap saja ini sebagai tanda terima kasihku karena kau sudah menyelamatkan Candy"   "Ti-tidak perlu, aku tidak lapar" Hana menolak tawaran Tao karena ia merasa sangat malu kepada Tao.   "Aku tidak menerima penolakan Hana" Hana mendesah pasrah, akhirnya ia mengangguk mengiyakan ajakan Tao. Tak dapat dipungkiri Hana merasa sangat senang hingga ia merasa bahwa ini hanyalah sebuah mimpi atau khayalan belakanya saja.   "Tapi sebelumnya, kita pergi ke dokter hewan terlebih dulu untuk mengobati Candy" Hana mengangguk, ia lalu berjalan mengikuti langkah panjang Tao menuju mobil mewah milik Tao.   ***   "Beritahu aku Kris, siapa wanita yang kau bawa kemari?" Kris menatap jengah seorang pria dihadapnnya, sedaritadi pria itu hanya bertanya perihal wanita yang dibawanya, membuat Kris semakin malas.   "Sudahku bilang dia asisten pribadiku” Kris menjawab dengan malas pertanyaan pria itu yang ternyata adalah Managernya.   "Kau sudah memiliki seorang asisten. Apa masih kurang?"   "Bukankah tidak ada larangan dari agensi untuk artisnya memiliki seorang asisten pribadi?"   "Tapi kenapa harus seorang wanita? Kau bisa memilih seorang pria"   "Ck! Kau ini bawel sekali. Mau pria atau wanita itu terserah padaku. Aku yang akan menggajinya bukan kau"   "Jika dia asisten pribadimu kenapa kau tidak membawanya kemari?"   "Dia sedang sakit, jadi aku menyuruhnya untuk istirahat" Manager itu menghela nafas beratnya.   "Baiklah, aku percaya padamu. Tapi, jangan sampai kau memiliki hubungan dengan asistenmu itu"   "Yaya, aku mengerti. Kau fikir aku bodoh?" Kris tersenyum kepada managernya dengan senyuman mengejeknya.   "Sudahlah, persiapkan dirimu. Sebentar lagi rapat pembacaan naskah akan dimulai"   ***   "Jadi kau adalah orang indonesia?" Hana mengangguk mengiyakan pertanyaan Tao. Mereka sekarang berada di sebuah cafe yang cukup sepi. Cafe yang cukup cocok untuk idol seperti Tao.   "Lalu kenapa kau ada disini? Apa kau ada sebuah urusan?"   "Ah itu, ceritanya panjang. Tidak akan seru untuk dibicarakan" Tao menganggukan kepalanya, ia paham dengan apa yang Hana katakan. Wanita ini tidak ingin menceritakan tentang kehidupannya, tentu saja. Tao kan hanya orang asing baginya.   Pikiran Hana berkecamuk saat mendengar pertanyaan Tao, ia ingin sekali mengatakan yang sebenarnya bahwa ia adalah salah satu korban trafficking dan dibeli oleh seorang mucikari tersohor di Beijing dan dia diselamatkan oleh Kris lalu berakhir dengan dirinya yang menjadi b***k Kris. Tapi akhirnya Hana memilih untuk tak memberi tahun kepada Tao karena ia masih tidak bisa percaya kepada orang lain. Bisa saja Tao lebih parah dari Kris kan?   "Kurasa sekarang saatnya untuk kembali. Aku sudah pergi terlalu lama" Hana melihat jam dinding yang terletak di cafe itu. Dia sudah pergi selama 5 jam. Jujur saja dia sudah merasa gelisah karena ia takut Kris sudah kembali ke hotel dan mendapati dirinya tak ada dihotel.   "Aku akan mengantarmu" Tao tersenyum ramah kepada Hana.   "Ah tidak perlu, aku bisa pulang sendiri"   "Benarkah? Bukankah kau tidak tahu jalanan disini?" Hana menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia baru sadar bahwa dirinya berada di negeri asing. Tao terkekeh melihat tingkah Hana. Entahlah, sosok Hana mampu membuat Tao tertawa.   "Kau tinggal dimana?"   "Di hotel sebrang taman tadi" Tao menganggukan kepalanya, ia lalu berdiri dari kursinya disusul dengan Hana yang menggendong Candy dalam pelukannya.   ***   "Terima kasih karena sudah mentraktirku dan mengantarku pulang" Mobil sport warna putih milik Tao berhenti di depan hotel tempat Hana menginap. Hana melepaskan seatbelt yang mengikat dirinya dan tersenyum pada Tao. Tao mengangguk dan membalas dengan senyuman ramah kepada Hana. Hana sudah akan membuka pintu mobilnya namun terhenti ketika tangannya dicegah oleh Tao.   "Ada apa?" Hana mengernyitkan dahinya saat dirinya ditahan oleh Tao.   "Eum, bisakah kau memberikanku nomer ponselmu? Hanya untuk berjaga-jaga jika aku atau Candy ingin bertemu denganmu lagi. Kurasa Candy menyukaimu" Tao melirik Candy yang nampak nyaman berada dipangkuan Hana, bahkan anjing kecil itu Nampak sayup-sayup akan tertidur dipangkuan Hana. Hana hampir saja berteriak kegirangan mendengar pertanyaan Tao, namun dirinya kembali tersadar akan suatu hal.   "Aku tidak memiliki ponsel" Hana berbicara dengan sedih. Ia baru ingat bahwa dirinya tak memiliki sebuah ponsel, sepertinya ponsel miliknya sempat diambil alih oleh si penculik. Tao mengernyitkan dahinya, merasa aneh dengan gadis di hadapannya. Zaman sekarang tidak memiliki sebuah ponsel? Gadis ini benar-benar berbeda.   "Kalau begitu besok temui aku di taman sebrang, tempat pertama kita bertemu jam 2 siang" Tao benar-benar penasaran dengan gadis dihadapannya, entah kenapa ia ingin bertemu lagi dengan gadiasini esok hari.   "Baiklah" Hana mengangguk menyetujui perkataan Tao. Lalu Hana berpamitan kepada Tao. Gadis itu keluar dari mobil Tao dan tampak tergesa-gesa memasuki lobby hotel.   "Kau benar-benar gadis yang berbeda. Aku ingin mengenalmu lebih dalam Hana Liu" Tao tersenyum manis lalu melajukan mobilnya meninggalkan hotel tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD