bc

Poseshit

book_age18+
5
FOLLOW
1K
READ
dark
drama
tragedy
comedy
sweet
heavy
serious
kicking
mystery
scary
like
intro-logo
Blurb

Ketika memiliki pacar dengan kelakuan minus yang selalu saja cemburuan. Bahkan ia tidak bisa di beri kebebasan apapun padahal Ineke sendiri adalah gadis yang sangat suka bermain kesana kemari

chap-preview
Free preview
Part 1 | Nanda
Suara nyamuk yang bertebaran membuat seorang gadis menggeliat dengan wajah yang benar untuk atas suara hewan yang mengganggunya itu. Rasanya kalau memang hewan ini besar, ia ingin membuangnya nama sebelumnya akan disiksa mati-matian dulu. Soalnya mau gimanapun masa setiap hari ada nyamuk di kamarnya. Ia bahkan selalu rajin untuk membersihkan kamarnya dari segala kotoran baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Namun tetap saja nyamuk suka mencari masalah kepadanya. Rasanya ia ingin marah dan melaporkan kepada siapapun untuk membuang hewan sialan ini. Kemudian dengan keadaan telentang dengan rambut yang mengenaskan hingga tipis yang dialiri oleh sungai kecil, Nanda memberikan acungan jari tengahnya di antara dua tangannya untuk melampiaskan betapa kesalnya dirinya. Ia melotot saat melihat nyamuk itu. Apa ini nyamuk kayak kemaren? Pertanyaan jalan hati itu hanya ia sampaikan saja di hatinya. Ia sedang malas membuka mulutnya sebelum ia memasukkan sikat gigi dan odol ke dalam mulutnya. Kantuk masih merajai hingga setelah acara menguapnya selesai ia bangun langsung beranjak ke kamar mandi. melupakan segala kemisuhannya, ia berjalan menghampiri kulkas yang berada di kosan. Semuanya kosong. Layaknya hatinya yang kosong saat mendengar Chen EXO menikah. -/- "Good morning beban negara," sapa Nanda saat ia melihat teman-temannya sudah duduk di taman dengan laptop di pangkuan masing-masing orang. Nanda merasa kesal karena tidak ada yang menjawab sapaannya. Hingga iya langsung menarik laptop yang ada di pangkuan Septian lalu menggantikan wajahnya untuk menatap Septian dari bawah. "Ini muka udah burik tambah burik. Kenapa ada lingkaran hitam di mata mu wahai temanku?" ucap Nanda yang membuat Septian mendengus lalu mengambil kembali laptopnya dengan paksa. "Gue lagi males berdebat," celetuk pemuda dengan alis tebal dan hidung mancung itu. Nanda terkikik mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu. Kini ia menatap teman-temannya yang masih heboh dengan laptopnya masing-masing. "Apaan gini? Katanya kita akan membuat negara ini kekurangan orang pintar. Kenapa semua manusia yang ada di hadapan gue ini tiba-tiba rajin?" Nickho menoleh kesal pada gadis pendek di hadapannya. Ia memberikan jari tengahnya saya akan menyuruh gadis itu untuk diam sejenak karena mereka sedang merasakan jalan buntu untuk menemui jawaban dari tugas tugas mereka. "Emang lagi pembahasan apa sih?" tanya Nanda yang penasaran dengan wajah kusut para sahabatnya. "Ini dari pak Ade. Katanya program gue belum maksimal hasilnya. Banyak banget kesalahannya. Untung dia baik jadi boleh di ulang dan besok mesti di kasih sama dia," ucap Septian dengan wajah kusutnya. Nanda tersenyum lalu mengusak lembut rambut Septian. "Yang sabar. Bentar lagi siap tuh" "Susah ini. Deadline besok tapi di kasih tau kalau ada kesalahan baru tadi pagi. Ini para dosen sebenarnya pengen mahasiswanya itu pintar atau buat stress sih?" "Buat stres lah. Biar dia seneng liat kita susah dan jadi hiburan kali." "Denger dosen di jual ginjal lo!" sergah Nikcho dan Nanda hanya tertawa ringan saja. "Apa ya, bingung ke pelajaran pengantar Manajemen daripada pelajaran dasar pemograman. Karena jujur aja sesulit apapun pelajaran bisnis, nggak semut juga pelajaran dasar pemrograman. Apalagi kalau udah kalkulus yang masuk ke dalam kelas ataupun tugas, beh! sumpah deh gue nggak tidur!" "Lo aja kali yang suka pelajaran pengantar Manajemen, kalau gue sih jujur aja males. Karena ya belajar flowchart juga bukan perkara yang mudah gila! Apalagi kalau udah masuk ranah tentang kredit, jujur itu lebih buat gue pusing dari pada program bahasa c," kata Rio untuk mematahkan argumen dari sahabatnya. Ke empat manusia Teknik Informatika itu mengutarakan uneg-uneg mereka. Jujur saja Nanda lebih suka pengantar manajemen. Tapi kalau udah perkara kredit sama flowchart dia lebih baik angkat tangan deh. Soalnya kalau udah masalah itu Nanda bisa tidur sampai jam 3 pagi untuk mengerjakan tugasnya. Apalagi perbedaan deadline-nya itu secepat itu. Rasanya Nanda ingin sekali menelan semua buku-bukunya hingga semua ilmu itu terserah dia tidak akan ia pusing kan lagi. Ke empat manusia itu masih saja berkutik dengan pekerjaan mereka masing-masing. Nanda kemudian mengeluarkan ponselnya untuk melihat pesan dari neneknya. Mungkin saja ada pesan yang belum sempat ia baca karena dia memang tipe kalau orang yang tidak akan membaca pesan ketika sedang mengalami perubahan suasana hati yang begitu ekstrem. Nanda akan membaca pesan pesan tersebut setelah perasaannya sudah sedikit ringan sehingga apa yang akan ia lontarkan untuk membalas pesan tersebut tidak ada unsur sama sekali tentang kata-kata buruk atau menyinggung dari pihak yang bersangkutan. "Nan, katanya lo diterima jadi penyanyi di salah satu cafe di Jakarta kan? Kenapa lo nggak mau terima tawaran tersebut?" tanya Septian karena dia kaget ketika temannya mengatakan bahwa Nanda tidak menerima tawaran pekerjaan yang yang sebenarnya sangat mudah sehingga Nanda memiliki banyak waktu untuk menyelesaikan tugasnya atau menulis novel online. Septian tidak ingin sahabatnya itu selalu merasa bahwa dirinya tidak memiliki siapapun sehingga apapun yang dikerjakannya selalu saja sendirian. Nanda memang tipekal gadis yang tidak ingin merepotkan siapapun. Ia memantapkan dirinya bahwa jika dia masih bisa sendiri dia akan melakukannya sendiri. Jika dia tidak bisa melakukannya maka dia akan meminta bantuan kepada yang lain. Namun, bantuan itu malahan sangat jarang mereka dengar dari mulut gadis itu. Nanda lebih memilih untuk menyelesaikan semuanya sendirian sehingga gadis itu sangat mandiri dan tidak berpangku kepada orang lain. "Belum bisa sekarang gue kalau masuk. Gue kemarin sempat tanya apa bisa masuk di bulan berikutnya karena bulan ini gue harus menyelesaikan cerita gue yang udah cukup banget deadline-nya. Trus dia bilang dia butuhnya sekarang sedangkan gue juga nggak bisa menjadikan bakalan langsung sekarang. So, untuk sementara gue ditolak dulu permintaan dari cowok itu untuk gue bisa isi panggungnya. Soalnya gue takutnya gak bisa bertanggung jawab atas pekerjaan yang udah dikasih sama orang ke gue. Dan gue enggak mau orang lain kecewa karena pekerjaan nggak becus yang gue lakukan." "Elah, ntar gue bilangin deh sama dia. Lo kalau nggak bilang apa-apa sama dia ya dia juga nggak bakalan ngerti. Lo harus bilang sama dia kalau lo bakalan masuk bulan depannya karena bulan ini lo harus menyelesaikan sesuatu dia pasti bakalan dengerin lah. Gue kenal dia udah lama kok dan dia bukan orang yang ribet banget harus lo masuk hari ini dan diwajibkan harus bisa langsung pada hari itu juga. Nggak, dia bukan orang yang seperti itu dan lo nggak usah takut untuk minta izin sama dia." "Oke, entar bantu gue ngomong sama dia ya. Soalnya kalau gue ngomong sendiri juga nggak enak," ucap Nanda dan di angguki oleh Septian.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.8K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.4K
bc

DENTA

read
17.1K
bc

Head Over Heels

read
15.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.9K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook