BAB 31

1579 Words
Elisiya sedang duduk sendirian di ruangannya yang gelap, hanya lampu meja yang menyala dengan sedikit redup. Mejanya tampak berantakan dengan buku-buku dan kertas yang berserakan. Dikedua tangannya, dia memegang dua carik kertas dan membacanya dengan sangat serius. “Haaah... tidak salah lagi,” desah Elisiya begitu memahami apa yang sedang dia baca. Dia menyimpan kertas itu di meja lalu kedua tangannya menopang kepalanya. “Bagaimana aku harus menjelaskan ini pada mereka? Mereka pasti akan sangat marah padaku,” Setelah menerima salinan data percobaan manusia yang Alec lakukan dari The Hunters, Elisiya mengurung diri di ruangannya selama beberapa hari untuk membaca semua data itu. Dia menyadari sesuatu setelah membaca setengah dari data percobaan yang dilakukan oleh Alec. Sekarang pikirannya kalut dan diliputi perasaan cemas akan keberadaan makhluk itu yang belum diketahui keberadaannya. “dia harus segera ditemukan dan tidak boleh dibiarkan berkeliaran diluar dengan bebas,” ucapnya dengan pelan. Tiba-tiba saja Elisiya berdiri dan segera merapikan meja dari buku dan kertas-kertas yang berserakan dengan cepat. Tak berapa lama, pintu ruangannya dibuka oleh seseorang. “Eli? Kenapa ruanganmu gelap sekali,” David menyalakan lampu, Eli terlihat sedang duduk di kursinya dengan menyilangkan kakinya seolah sedang menunggu seseorang. Mejanya tampak terlihat rapi dan bersih. Tidak ada satupun barang yang berada di atas mejanya selain lampu duduk. “Lebih baik kau matikan lampunya. Mereka akan mencariku jika lampu diruanganku menyala, lagipula kita tidak butuh lampu,” ucapnya santai dengan sedikit mengayunkan kakinya. David mematikan lampunya kembali. “Jadi bagaimana isi dari data-data kelinci percobaan dari mereka? kau menemukan sesuatu yang penting?” “Ya, aku menemukan sesuatu yang sangat penting dari data tersebut.” “Lalu?” David bisa merasakan tatapan Elisiya dalam gelapnya ruangan. “Bisakah kita membicarakan ini berdua saja tanpa anak itu?” Elisiya menunjuk Kael dengan matanya. “Memangnya kenapa jika aku disini?” “Tidak apa-apa El, James memerintahkan anak itu untuk membantu masalah kita untuk mencari makhluk itu. Tak perlu menutupi apapun darinya,” “Haaah…” lagi-lagi Elisiya mendesah. Dia berdiri kemudian berjalan ke dekat jendela. “Aku tidak tahu harus memulai dari mana untuk menjelaskan semua ini.” “Apa terlalu sulit untuk menjelaskan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami?” “Tidak, bukan itu maksudku. Ini berhubungan dengan masa laluku.” “Masa lalu? kau pernah bertemu dengan makhluk itu?” Elisiya menggelengkan kepalanya pelan. “Bukan seperti itu… David, dan kau bocah…” Eli memanggil Kael dengan sebutan bocah, “Bisakah kalian merahasiakan ini dari orang lain? Hanya kalian berdua yang kuberitahu tentang ini,” “Apa ini sebuah rahasia yang berbahaya?” nada yang sedikit antusias keluar dari mulut Kael. “Kael…” tegur David pada Kael, matanya kemudian menatap Elisiya yang sedang menatap keluar jendela. “El, untuk situasi seperti ini apakah penting bermain rahasia-rahasia seperti itu? kita tidak bisa menyembunyikan segalanya dari vampire agung, dia bisa ‘melihat’ pikiran kita,” “Aku tahu David…aku hanya belum siap untuk menerima hukuman.” Mendengar kata hukuman membuat mata David semakin meyipit curiga. “Apa yang sudah kau lakukan selama ini sampai kau harus menerima sebuah hukuman?” “Aku sudah membuat kesalahan besar di masa lalu, tapi aku sudah membereskannya sejak lama,” Elisiya menggigit bibirnya. “Kuharap kalian berdua tidak menghakimiku dengan apa yang sudah kulakukan di masa lalu.” *** “Tidak! Aku tidak akan pergi sampai kau memberi kami tempat tinggal sementara yang cukup aman dari Alec! Aku tidak mau dia muncul lagi dihadapanku, apa kau tidak lihat kondisi Ivana sekarang, Kimberly?! Traumanya masih belum sepenuhnya pulih!” “Aunt Maureen….” “Tidak! Aku tidak ingin mendengar apapun darimu. Beri aku dan Ivana tempat tinggal yang aman dari Alec atau aku tidak akan pergi dari sini. Dan…dan juga sedikit uang untuk kebutuhan makan. Kami tidak akan bisa pergi kemanapun jika dia masih mengikutiku atau Ivana.” Aunt Maureen menghalangi pintu keluar dengan tubuhnya. Dia yang selalu bersikap arogan seolah seluruh dunia berada dalam genggamannya kini membuang harga dirinya untuk keselamatan Ivana dengan memohon-mohon padaku seperti ini. Padahal dulu dia sama sekali tidak pernah mempedulikanku, Aunt yang dulu membenciku, selalu memarahiku tanpa sebab bahkan pernah memukulku sekarang berlutut dihadapanku. Aku ingin sekali mendorong Aunt Maueen dengan kekuatan vampireku, tapi tubuhku sama sekali tidak ingin melakukannya, tubuhku menolak perintahku. “Berdiri.” Perintahku pada Aunt Maureen. “Aku tidak akan menyingkir sedikitpun sebelum kau memberiku dan Ivana tempat tinggal sementara juga uang.” Jawab Aunt yang masih berlutut. “Kubilang berdiri, Aunt.” “Tidak akan sampai…” aku memaksa Aunt untuk berdiri dengan menariknya kasar. “Kumohon Kim! Lindungilah kami, kau punya kekuatan untuk melawan Alec! Atau kau bawa saja Ivana, jaga dan lindungi dia dari Alec… aku tidak apa-apa, kau tidak perlu melindungiku, lindungi dan jaga Ivana…” Aunt Maureen terus meracau dengan cepat dan semakin tidak jelas apa yang dia ucapkan. “AUNT MAUREEN!” bentakku dengan keras. Aunt Maureen terkejut mendengar suaraku dan berhenti mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas. Ini kesempatanku untuk berbicara padanya. “Aunt, lihat mataku dan dengarkan aku,” ucapku pelan sambil menatap tajam mata Aunt Maureen yang bergetar ketakutan. “Aku akan mencarikan tempat tinggal sementara untuk kalian, aku janji. Saat ini kau menyingkirlah dulu dan diam disini, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan lebih dulu.” Aunt Maureen mengangguk pelan. Akhirnya aku bisa sedikit bernapas lega karena hampir satu jam aku harus menghadapi Aunt yang emosinya mulai tidak stabil sejak tahu Alec bebas berkeliaran diluar sana. “Ap-ap apa disini a-aaman? Ti-tidak ada va-vamvampir?” ucapnya dengan terbata-bata. Kedua tangannya mencengkram lengan kiriku. “Tidak akan ada yang menyentuh kalian disini Aunt, kalian bisa menunggu disini sampai aku selesai atau kalian pulang dulu, aku akan menyusul…” “Tidak! Jangan menyuruhku pulang! Aku dan Ivana akan menunggumu disini, aku akan tetap berada disini dan tidak akan pergi sampai kau datang menemui kami disini.” Aunt Maureen langsung duduk disamping Ivana dan memeluknya. Kondisi Ivana terlihat lebih parah dari sebelumnya. Dia terlihat meringkuk ketakutan, wajahnya dia benamkan diantara lututnya dan menggumamkan kata-kata yang tidak jelas dengan nada yang pelan. Aku sama sekali tidak bisa mendekati Ivana, dia akan semakin gemetar jika ada orang lain yang mendekat padanya selain ibunya sendiri. Aunt sepertinya tidak memberitahu Marcellio apa yang terjadi pada mereka dan juga Alec. Sayang sekali keluarga sempurna yang selalu mereka banggakan dulu rusak hanya karena ketamakan seseorang. “Tetap diam disini sampai aku kembali, jika ada yang menanyakan kalian bilang saja kalian keluargaku.” Lirikan terakhirku sebelum aku benar-benar meninggalkan mereka sendirian di ruangan ini, Aunt Maureen masih berusaha untuk menenangkan Ivana. *** “Chimera? Jadi makhluk itu disebut chimera? Bagaimana bisa kau dulu… bahkan tidak ada yang….” David tampak terkejut mendengar penuturan Elisiya sampai mereka tidak bisa berkata-kata lagi. Kael bahkan hanya bisa menatap Elisiya dengan terbelalak. “Tenang saja, dalam beberapa hari chimera itu tidak bisa bertahan hidup. Dia mati karena tubuhnya tidak bisa menahan kekuatan yang saling bertentangan,” Elisiya sekarang sudah bisa berbicara dengan lebih santai dari sebelumnya. “Lalu bagaimana dengan chimera yang sekarang kita hadapi? Apa dia juga akan mati dalam beberapa hari? Apa chimera yang kau buat dulu itu menyerang manusia?” tanya David dengan beruntun. “Soal itu aku juga tidak tahu. Aku merasa takjub, baru kali ini ada chimera yang bisa hidup lebih lama dari yang aku perkirakan,” “Eli! Ini bukan waktunya untuk merasa kagum! Baru kali ini? Sepertinya kau sudah mencoba melakukan itu beberapa kali di masa lalu, huh? Sulit dipercaya kau bisa seperti itu, El…” David terlihat kecewa pada Elisiya. Elisiya dan David sudah tinggal lebih lama di dunia manusia daripada vampire yang lainnya. “Dua kali, aku hanya melakukan itu dua kali karena benar-benar penasaran dengan tubuh manusia. Setelah dua kali percobaanku gagal aku tidak melakukannya lagi dan memilih untuk membantu menyembuhkan manusia dengan kekuatan vampireku. Tubuh manusia itu ternyata sangat lemah, mereka mudah sekali sakit dan terluka. Aku tidak menyangka masih ada yang bisa bertahan hidup menjadi chimera, orang itu pasti melakukan uji coba lebih dari 50 kali.” “50 kali? Berarti ada banyak chimera di tempat ini?!” seru Kael yang sedari tadi hanya menyimak. “Bukan begitu maksudku bocah, untuk mendapat hasil yang baik dan sempurna kau harus melakukannya berulang kali. Menambah, mengurangi atau menghilangkan zat pada serum yang dibuat kemudian menyuntikkannya pada sampel lalu melihat reaksinya. Dari tebalnya data yang aku cetak ini, sepertinya si Alec ini sudah melakukannya selama puluhan tahun dan mencobanya pada ratusan orang.” “Dan ratusan orang itu mati dengan sia-sia,” tambah David. “Tidak juga, ada beberapa yang masih bertahan hidup sampai sekarang. Sayang sekali beberapa dari mereka sudah mati karena pertarungan yang terjadi setahun lalu. Andai saja aku tahu hal ini lebih awal…” “Siapa? Siapa chimera yang masih bertahan sampai sekarang itu El?” El menatap kearah David dengan tersenyum simpul. “Salah satu dari orang itu selalu ada di dekat kita dan satu orang lagi adalah orang yang sedang kita cari ini.” “Di deokat kita? Siapa orang itu?” “Kau benar-benar tidak tahu sama sekali David? Dia pernah menceritakannya pada kita semua tentang dirinya,” “Aku berhubungan dengan banyak orang, tolong jangan bertele-tele Eli… kesabaranku terbatas,” “Kimberly. Apa kau lupa bagaimana dia menceritakan masa kecilnya yang diperlakukan dengan buruk dan dipaksa untuk meminum ini itu, disuntikkan sesuatu pada tubuhnya?” ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD