BAB 30

1700 Words
Aku menatap dua orang wanita di depanku ini dengan tatapan malas. Bukankah sebelumnya kita sudah berjanji untuk saling tidak menemui satu sama lain lagi, lalu untuk apa mereka sekarang kembali dan memohon-mohon padaku meminta diberikan tempat tinggal sekaligus perlindungan. “Kalian berdua sudah ikut dengan Marcell, untuk apa memohon padaku lagi? Apa Marcell sedang kesulitan keuangan? Aku akan memberikan kalian uang untuk...” “Tidak! Keuangan kami sudah sangat cukup, Marcell sudah sangat bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan kami. Ivana juga sudah mendapatkan pekerjaan yang disukainya,” “Lalu kenapa kau meminta rumah sekaligus bodyguard padaku, Aunt Maureen? Apa kau pikir aku bekerja di departemen keamanan? Apa rumah yang kalian tempati terlalu kecil?” cecarku. “Tidak, bukan itu, Kim…bukan itu yang aku maksud,” “Lalu apa yang kalian inginkan dariku? Bukankah kau mengatakan tidak akan bertemu denganku lagi selamanya? Kau tiba-tiba datang mencariku dan meminta rumah serta bodyguard, apa itu masuk akal?” “Aku tahu rahasiamu…” “Lalu kenapa? Kau mengancamku? Apa orang-orang akan percaya padamu? Mereka hanya akan menganggapmu gila karena kejadian yang menimpamu waktu itu.” Aku menatap Aunt Maureen dengan kesal, bisa-bisanya dia mengancamku saat dia meminta bantuanku. “Kumohon bantu kami Kim… Marcell sedang melakukan tur keluar negeri…hanya ada aku dan Ivana di rumah itu. Kami berdua merasa sangat ketakutan,” ucap Aunt Maureen dengan suara yang gemetar. “Memangnya apa yang kalian takutkan di rumah itu?” aku mulai tidak sabar karena Aunt Maureen sejak tadi terus saja berputar-putar. “Berikan saja kami rumah dengan penjagaan penuh selama 24 jam sampai Marcell pulang…” lirih Ivana. Aku mengelus kepalaku, mencoba bersabar untuk menghadapi mereka. “Dengar, aku tidak bisa memberikan kalian rumah dan bodyguard begitu saja pada kalian. Apa kalian tahu sejak tadi aku bertanya dan kalian hanya berputar-putar di tempat? Aku sama sekali tidak mau memberikan sesuatu begitu saja, terutama pada kalian...” Aunt Maureen dan Ivana saling bertatapan dengan bingung. “Kau tidak bisa membenci kami karena hal itu, kami berdua juga…” “Jika tidak ada hal penting yang ingin kalian sampaikan padaku, lebih baik kalian pergi saja. Pekerjaanku masih banyak dan aku harus segera kembali pada Jayden.” Mereka terkejut ketika melihatku langsung berdiri dan ingin meninggalkan mereka. “Tunggu, tunggu Kim!”Aunt Maureen menahan tubuhku, “Kau tidak menyuruh temanmu untuk memataiku dan Ivana, kan? Katakan padaku kau tidak melakukan itu padaku, Kim…” “Apa maksudmu, Aunt?” aku mengernyitkan kening. “Kau tidak menyuruh teman-temanmu itu untuk mengawasi kami? Belakangan ini, aku merasa ada yang mengawasiku dan juga Ivana di rumah, bahkan kemanapun kami pergi. Tentu kau tahu siapa yang aku maksud dengan teman-temanmu itu,” “Tidak, untuk apa aku menyuruh mereka untuk mengawasimu Aunt?! Aku sudah tidak punya alasan untuk terus menjalin hubungan denganmu.” “Begitu? syukurlah, syukurlah bukan mereka….” Aunt Maureen tampak lega. “Ivana, kita akan baik-baik saja, tidak akan ada hal buruk pada kita lagi.” “Benarkah? Kita bisa hidup dengan tenang sekarang?” tanya Ivana pada ibunya sendiri. “Tentu sayang, tidak akan ada yang mengganggu kita sekarang…semua sudah aman.” “Lalu siapa orang yang mengikuti kita itu? dia bahkan selalu mengikutiku ketika aku pulang bekerja, bahkan aku merasa selalu ada orang yang mengawasi kita saat di rumah,” Ivana masih tampak ketakutan, mungkin dia masih menyimpan traumanya. “Mungkin itu hanya perbuatan orang iseng saja, jangan terlalu kau pikirkan Ivana…” “Aunt, Ivana…lebih baik kalian jangan terlalu lengah. Ada pelaku penculikan yang sampai sekarang masih belum tertangkap, mungkin saja targetnya adalah kalian. Pokoknya, kalian berhati-hati saja dan maaf, aku tidak bisa memberi kalian rumah walaupun untuk sementara.” “Oh… tidak apa-apa. Kami hanya perlu berhati-hati mulai sekarang,” jawab Aunt Maureen. “Aunt, apa kau tahu kalau Uncle Alec masih hidup dan sekarang dia kabur dari hukumannya? Jika kau tahu dimana dia sekarang, lebih baik kau beritahu aku secepatnya sebelum hal yang lebih buruk datang.” Setelah aku mengatakan itu, baik Aunt Maureen dan Ivana menatapku dengan mata yang melotot dan wajah yang penuh dengan ketakutan, seolah ada hal yang paling menakutkan berdiri di depan mereka. “Benarkah? Benarkah yang kau katakan itu Kim?! Dia masih hidup dan berkeliaran dengan bebas diluar sana?!” Aunt Maureen mengguncang bahuku dengan sedikit keras. “Tenanglah Aunt, mereka sedang mencarinya... kenapa kau panik seperti ini?” “Mom…” wajah Ivana memucat ketakutan, Aunt Maureen segera memeluknya dan menenangkan Ivana. “Apa benar dia masih hidup dan kabur, Kim? Kau tidak menyebar sebuah berita bohong padaku? Katakan kalau itu hanya kebohonganmu padaku?!” bentaknya padaku. Wajah mereka berdua terlihat begitu ketakutan. “Kalian…tidak tahu tentang itu?” Aku merasa seperti menyiram air dingin ke tubuh mereka. “Jika aku tahu tentang hal itu untuk apa aku datang kemari?! Kupikir orang yang mengikuti kami berdua itu adalah teman-teman pengisap…” Aunt berhenti berbicara begitu mendengar Ivana mulai kesulitan untuk bernapas. “Ivana...Ivana… tenanglah Mom disini. Atur napasmu pelan-pelan, sayang…” *** “Aku ingin menemui Vampire Agung, apa dia ada di dalam?” “Vampire Agung sedang mengadakan pertemuan dengan beberapa anggota Elitish, kau harus menunggu sampai beliau selesai. Apa ada hal penting yang sangat mendesak sampai kau harus menemuinya saat ini juga?” “Tidak, aku akan kemari lagi nanti setelah gelap.” Aku memutuskan untuk pulang ke rumahku sambil menunggu hari semakin gelap. Di luar kastil Countkuila, banyak vampire berlalu lalang, layaknya manusia mereka juga bergosip sambil meminum darah dari cawan emas. Entah siapa yang memulai untuk meniru konsep kehidupan manusia disini, tapi itu tidak buruk. Dulu tempat ini begitu suram, tapi sekarang jauh terlihat lebih hidup dan ramai dengan adanya tempat berkumpul semacam kafe itu. Tentu saja menu satu-satunya adalah darah. “Jayden!” aku menoleh pada suara yang memanggilku. “Roseanne,” ucapku padanya. “Sedang apa kau berdiri disini sendirian, mana Kimberly?” “Dia tidak ikut. Tempat ini banyak berubah sejak terakhir kali aku berada disini, lebih ramai dari dulu. Aku bahkan tidak tahu ada tempat berkumpul seperti itu disini,” aku menunjuk tempat itu dengan daguku. “Itu karena Vampire Agung yang membuatnya menjadi seperti ini, sejak dulu dia sangat dekat dengan kehidupan manusia. Begitu dia naik menjadi Vampire Agung, pelan-pelan dia membuat tempat seperti ini dan semuanya terlihat lebih bagus saat dia sudah memilih matenya yang berasal dari manusia juga. Mungkin semua ini dibuat untuk pasangannya…” “Lalu bagaimana dia mendapatkan suplai darah seperti yang kau bawa itu?” Jayden menunjuk botol darah yang dibawa oleh Rose. “Darah werewolf sangat sulit untuk didapatkan, kau harus bertarung dengan mereka lebih dulu untuk bisa meminum darahnya,” “Kudengar saling bertukar sesuatu, kami membutuhkan darah dan mereka butuh makanan juga. Para werewolf sangat menyukai daging mentah, mungkin mereka menukar berbagai macam daging yang berasal dari dunia manusia dengan darah mereka. Intinya mereka saling menukar sesuatu…” “Pantas saja, aku merasa seperti berada di tempat lain saat melewati tempat ini,” “Tentu saja, kau sudah berada di dunia manusia itu selama lebih dari 100 tahun dan baru kembali sekarang ini,” gerutu Rose. “Ini kedua kalinya aku kembali, tapi sebelumnya aku tidak melewati tempat ini dengan Kim. Waktu itu aku memutar jalan dengan melewati hutan,” “Kau mau kemana sekarang? Ayah dan ibumu sedang berada di tempatku…” “Bagaimana kondisi Aunt Camilla sekarang, apa sudah lebih baik?” “Sekarang dia sudah bisa merespon dengan gerakan, bahkan dia sudah bisa sedikit tersenyum walaupun itu jarang terjadi. Tapi itu sudah lebih baik dari dulu, dulu dia hidup seperti patung dan tidak merespon apapun yang terjadi di sekitarnya,” “Kuharap kondisinya akan lebih baik lagi dari ini.” “Terima kasih Jayden…” Begitu sampai di kediaman keluarga Francess aku melihat kedua orangtuaku sedang mengobrol dengan Aunt Camilla, dia memang tidak ikut mengobrol tapi mungkin dia mendengarkan apa yang kedua orangtuaku bicarakan. “Mom, aku membawakanmu makanan. Ini sudah waktunya kau makan. Uncle Hans, Aunt… aku ingin membawa Mom keatas dulu untuk makan. Kalian bisa tetap disini jika mau…” ucap Rose dengan sopan. “Sebentar lagi kami akan pulang Rose, jangan cemaskan kami…” jawab ibuku. Aku memperhatikan Rose yang sedang menuntun Aunt Camilla. “Akhirnya kau pulang juga setelah sekian lama Jayden, kupikir kau tidak akan kembali.” Ujar Ayahku. “Senang melihatmu lagi, aku tidak sempat melihatmu ketika kau pulang ke rumah dengan Kimberly. Apa gadis itu tidak ikut denganmu, Jayden?” “Ini adalah tempatku, suatu saat aku juga akan pulang kesini. Aku tidak mengajak Kimberly denganku kesini, aku datang sendirian,” “Sayang sekali, padahal kami sangat ingin bertemu dan mengobrol dengannya…” “Aku ingin melakukan upacara pernikahan dengannya dalam beberapa minggu lagi.” Ucapku tanpa berbasa-basi lagi. “Apa?!” “Apa pendengaranku tidak salah?! Bagiamana bisa kau dengan anak itu?!” “Apakah vampire bisa memilih mate dengan siapa yang mereka mau?” tanyaku dengan tajam. “Kudengar dia adalah hybrid setengah vampire dan setengah manusia, apa tidak apa-apa jika dia masuk kedalam keluarga kita yang seperti ini? dia pasti tidak akan bisa bertahan lama…” “Dia vampire murni, dari mana kau mendengar gosip dia seorang hybrid?” aku menatap ibuku dengan penasaran. “Banyak gosip yang beredar di kalangan vampire… juga kudengar dia akan tidur abadi karena membuat batu darah bercahaya.” Ucap ibuku. “Aku tidak masalah jika dia adalah mate-mu, tapi jika dia masuk kedalam keluarga kita...kita benar benar-benar bisa dilenyapkan sekarang. Keluarga dan keturunan kita dianggap berbahaya karena kekuatan yang terlalu kuat dan sikap kompetitifnya oleh karena itu kita diasingkan selama ribuan tahun. Jika kita menyimpan orang yang mengundang malapetaka, kita benar-benar bisa dilenyapkan kali ini.” Tanpa sengaja aku mematahkan bagian sandaran tangan sofa kayu antik. Perasaan marahku sangat meluap-luap begitu tahu orang-orang diluar sana membicarakan Kim dengan sangat buruk. Aku ingin meremukkan tenggorokkan mereka sampai mereka tidak bisa berbicara lagi. “Kalian tidak perlu khawatir, aku akan melenyapkan orang-orang itu dulu sebelum mereka melenyapkan pasanganku dan keluarga kita.” Aku melesat keluar dengan perasaan marah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD