BAB 21

1373 Words
“Kuharap kau tidak keberatan untuk mengorbankan beberapa anggota keluargamu. Aku berkata seperti ini untuk berjaga-jaga saja jika situasi semakin memburuk, kuharap kau bisa mengerti,” ucapnya dengan sedikit gelisah. “Aku harus membicarakannya lebih dulu karena ini bukan masalah yang sederhana terutama menyangkut keluarga kami. Kami sudah diasingkan selama beribu-ribu tahun, tidak mudah untuk muncul begitu saja di depan orang-orang, mereka akan merasa ketakutan dengan kembalinya keluarga kami,” “Tenang saja, aku yang akan mengurus itu. Kalian bisa kembali dan menempati rumah kalian sendiri. Aku sudah tidak punya banyak waktu, Grelda sudah mengatakan ramalannya, perpecahan akan pertempuran di dua tempat akan segera terjadi dan aku sangat membutuhkan kekuatan dari klanmu itu,” “Dua tempat? Apa maksudmu?” pemuda itu mengernyitkan keningnya. “Tempat dimana anakku dan adikmu tinggal akan mengalami kekacauan, mereka akan melawan sesuatu yang tidak mereka ketahui sebelumnya, disini kita akan menghadapi para Elitish yang memberontak,” wajah dari Vampire Agung itu terlihat tidak senang. “Melawan sesuatu yang tidak diketahui? Apa itu?” “Itu yang dikatakan oleh penyihir putih padaku, aku masih menunggu situasi yang ada disana. Bagaimana dengan pemberontak itu, apa mereka mulai merencanakan sesuatu di belakangku?” “Beberapa dari mereka masih mencoba untuk menghasut lebih banyak Elitish dan vampire bangsawan lain. Satu hal lagi, orang itu sudah keluar dari tempat persembunyiannya,” “Akhirnya... sepertinya orang itu sudah tidak sabar untuk menjatuhkanku,” aku tersenyum menyeringai. Dia sudah mulai bergerak, sesuai dengan ramalan si penyihir. “Hei, kau belum menjawab pertanyaanku! Apa yang kau maksud dengan melawan sesuatu yang tidak diketahui?” “Jyordan! Kau sangat tidak sopan pada Vampire Agung!” omel Zilva dengan tatapan murkanya. “Dia belum menjawab pertanyaanku,” “Sepertinya kau hidup dengan terlalu bebas sampai tidak tahu dengan siapa kau bicara,” geramnya kesal. “Zilva, tidak apa-apa. Aku tidak keberatan dia berbicara seperti itu padaku, itu membuatku lebih nyaman. Kau juga, bicaralah denganku lebih santai tidak perlu terlalu formal dan kaku seperti itu padaku,” “Maaf Tuan, tapi kau adalah seorang Vampire Agung, pemimpinku. Berbicara dengan santai denganmu rasanya seperti tidak benar,” “Aku sudah mengizinkanmu dan Jyordan untuk berbicara dengan santai seperti seorang teman lama. Sekali-kali aku juga ingin berbicara dengan bebas tanpa memandang status dan keformalan,” Zilva tampak tertunduk, memikirkan dalam-dalam permintaan Vampire Agung padanya. “Apa kau tidak berniat untuk menjawabku?” tanya Jyordan dengan tidak sabar. Zilva berdeham dengan keras, berupaya menegurnya tapi tentu saja diabaikan. “Itu bukan berasal dari kalangan vampire atau makhluk hybrid, kuat dan tidak terkendali. Aku penasaran dengan makhluk itu, aku harap David datang secepatnya padaku,” “Jadi dia akan bersenang-senang disana sementara aku disini hanya mengawasi Elitish dan membantu si penyihir? Membosankan sekali, aku berharap bisa berada disana dan melawan makhluk itu.” Jyordan mendesah dengan kesal. Sikap kompetitifnya muncul ketika mendengar seseorang yang kuat diluar sana. “Tidak ada yang bersenang-senang Jyordan!” suaraku yang menggelegar mengejutkan mereka berdua sampai terdiam. Aku mengepalkan kedua tanganku menahan agar emosiku tidak meluap keluar. Ada satu ramalan lagi yang tidak bisa aku beritahukan pada mereka selain pada satu orang itu. Aku merasa sangat cemas tiap kali memikirkannya. “Kau bisa bergabung dengan adikmu setelah membantu si penyihir menemukan portal lain yang terbuka,” ucapku tanpa memandang Jyordan. “Lalu bagaimana dengan Elitish? Kau tidak ingin aku mematai mereka lagi?” “Tidak perlu, jika orang itu sudah keluar dari persembunyiannya berarti dia sudah bersiap untuk melawanku secara langsung.” “Kalau begitu, aku akan langsung menemui penyihir itu dan membantunya. Aku tidak ingin dia menikmati semua kesenangan ini sendirian,” Jyordan pamit pergi untuk menyelesaikan misinya dengan si penyihir putih itu. “Zilva,” “Ya Tuan?” “Kita harus segera bersiap, sesuatu bisa saja terjadi diluar prediksi, perketat penjagaan pada Maryssa tanpa terlihat mencolok.” “Baik. Apakah aku harus mengumpulkan orang-orang yang berada di pihak kita untuk membantu? Keluargaku berada di pihakmu dan mungkin juga klan assasin itu ada di pihak kita, itu sudah cukup menguntungkan jika terjadi pertempuran,” ujarnya dengan gamblang. “Sebenarnya aku tidak ingin sampai terjadi pertempuran, apalagi melibatkan banyak vampire. Tidak kusangka dia mampu mempengaruhi setengah anggota Elitish dan memecahnya menjadi dua kubu seperti ini.” “Aku mendengar dari salah satu pengikut Cladius sebelum mereka di eksekusi, mereka berdua sudah merencanakan ini sejak lama. Memasuki dimensi baru dimana para vampire menjadi rantai makanan paling tinggi dari semuanya,” aku menatap Zilva dengan heran. “Benarkah? Aku sama sekali tidak pernah mendengar tentang hal itu, darimana kau mendengarnya?” “Itu terjadi jauh sebelum kejadian itu dan aku masih mengikuti Rubeust di markas Elitish,” “Oh, Tuan Rubeust, dia seorang Elitish yang sangat taat pada aturan. Tak kusangka dia adalah ayahmu, lalu apa yang terjadi saat itu disana?” “Saat itu aku belum menjadi apapun seperti sekarang dan mereka berpikir aku akan mengikuti jejak ayahku, jadi mereka membicarakan apapun di depanku dengan bebas termasuk tentang dimensi baru itu yang ternyata tempat dimana para manusia itu tinggal.” Jadi mereka sudah merencanakan ini sejak lama, tapi dari mana mereka tahu tentang dimensi lain itu? bahkan aku sendiri tidak mengetahui apapun tentang dimensi lain setelah kaburnya Cladius sehingga posisi Vampire Agung kosong selama beberapa ratus tahun. Siapa yang memberitahu mereka tentang adanya dimensi lain itu? “Hal itu menyebar di kalangan Elitish, tapi menyebabkan keributan besar dan orang yang menyebarkan tentang adanya dimensi lain yang berisi ‘makanan’ untuk mereka terpaksa harus tidur abadi. Sejak saat itu, Cladius dan beberapa orang Elitish yang berpihak mencari portal itu diam-diam sampai akhirnya Cladius berhasil,” “Zilva, apa kau tidak penasaran akan sesuatu?” aku sama sekali tidak mendengarkan Zilva yang berbicara sejak tadi. “Apa itu Tuan?” “Bagaimana mereka bisa mengetahui adanya dimensi lain yang merupakan tempat para manusia berada dan portal itu?” “Ah…” Zilva tampak tidak bisa menjawab pertanyaanku. “Apakah ada orang lain yang tahu tentang hal itu dan memberitahu mereka?” “Maafkan aku Tuan, aku sama sekali tidak tahu tentang hal itu.” Zilva tampak tertunduk cukup dalam, menyesali diri karena tidak bisa menjawab pertanyaan Tuannya dengan baik. “Aku yakin pasti ada seseorang yang tahu tentang hal itu, seseorang yang memberitahu mereka tentang tempat itu dan portal yang menuju tempat itu. Apa kau melihat orang itu? orang yang memberitahu tentang adanya portal dan dimensi para manusia itu?” aku menoleh kearah Zilva. “Maaf Tuan, aku sama sekali tidak tahu siapa yang pertama kali menyebutkan hal itu. Berita itu menyebar begitu saja di kalangan para Elitish tapi kemudian mereka tidak membicarakannya lagi.” Jika seperti itu, orang yang menyebarkan rumor itu sepertinya langsung dilenyapkan oleh mereka karena menyebarkan sebuah rahasia yang seharusnya hanya milik mereka sendiri. Cladius adalah vampire yang licik, begitupun dengan orang itu. Dua orang itu licik dan serakah. Aku masih tidak mengerti bagaimana mereka bisa tahu ada sebuah portal menuju dimensi manusia. Sebelum menjadi vampire agung, aku menjelajahi area Wisperdaelle sampai ke sudut tapi tidak pernah sekalipun aku menemukan portal atau semacamnya. Tapi mereka, dengan mudahnya menyebutkan hal itu padahal mereka juga belum pernah melewatinya. Seolah seperti ada seseorang yang menjanjikan sesuatu pada mereka. “Zilva, awasi para Elitish itu diam-diam, gunakan kekuatanmu jika diperlukan. Aku merasa ada sesuatu yang janggal dari mereka. Terus awasi mereka dan jangan lengah, beritahu aku lewat bayangan jika mereka sudah mulai bergerak.” “Baik tuan, akan kulakukan perintahmu,” “Berhati-hatilah, aku harap kau bisa kembali dengan selamat Zilva.” Tanpa berkata apa-apa lagi, tubuh Zilva menghilang seperti udara. “Haaah….” Aku menghembuskan napasku dengan perasaan yang berat. Ada satu hal yang tidak aku ketahui dan mereka sembunyikan dengan sangat baik. Aku juga tidak bisa melacaknya dengan membaca pikiran dari jauh, tanpa menyentuh tubuh aku hanya bisa membaca apa yang mereka pikirkan saat itu saja. Jika aku bisa sedikit saja menyentuh kulit mereka, aku bisa tahu apa yang mereka rencanakan bahkan ingatan mereka di masalaliu. Tapi jika aku dengan sengaja menyentuh mereka, mereka pasti akan curiga karena vampire agung tidak menyentuh vampire lain dengan sembarangan. “Maryssa, apa yang harus kulakukan….” Aku bisa gila jika hanya berbicara pada diriku sendiri. Lebih baik aku menemuinya dan melihat bagaimana keadaannya sekarang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD