Unloving u Part 2 The Wedding Day

1409 Words
Sejak satu minggu yang lalu, Istana Kerajaan Maratha sudah ramai, banyak tamu dari Kerajaan tetangga, seperti Kerajaan Mysore, Durani, Durma, Ceylon, Oudh dan juga para tamu undangan di setiap dsitrik di Kerajaan Maratha, dan hari ini adalah hari yang paling di tunggu tunggu oleh semua rakyat Maratha. Apa lagi kalau bukan hari pernikahan Putra Mahkota Leoniel Sergio Maratha dengan Putri Alesha Fedrica Erros. Rakyat telah berkumpul di depan Kerajaan, lebih tepatnya di alun alun, banyak pengawal yang membagikan sembako kepingan logam (mata uang kerajaan Maratha) untuk rakyat yang hadir di alun alun mereka menerima dengan adil dan sama rata, tidak ada pilih kasih sama sekali. Saat ini di dalam Aula Istana Putri Alesha sedang berjalan menuju singgasana tempat dimana Raja Lucio duduk bersama Permaisuri Maurine. Sementara Putra Mahkota berdiri di depan singgasana Raja Lucio menanti kedatangan Putri Alesha yang berjalan bersama Menteri Fedrick selaku Ayahnya. Putri Alesha dengan anggun berjalan di samping Ayahnya, dengan wajah yang tertutup kain, tipis dia masih bisa melihat undakan tangga menuju singgasana Raja Lucio. Tangan Putra Mahkota terulur, menyambut tangan Putri Alesha, kedua tangan mempelai di penuhi dengan henai, terlebih tangan milik Putri Alesha. Tamu undangan dan juga keluarga Kerajaan dengan khidmat menyaksikan proses pernikahan yang dilakukan Putra Mahkota dan Putri Alesha yang di pimpin langsung Raja Lucio. Setelah serangkaian acara pernikahan telah dilakukan kini Putra Mahkota dapat membuka kain yang menutupi kepala hingga wajah Putri Alesha. Dengan perlahan Putra Mahkota Leoniel membuka penutup kepala Putri Alesha, Putra Mahkota Leoniel belum sepenuhnya melihat wajah Putri Alesha, setelah namun saat Putri Alesha mendongak untuk menatap wajah Putra Mahkota yang kini telah menjadi suaminya, baru Putra Mahkota menyadari bahwa istrinya sangat cantik, riasan yang di gunakan kali ini tidak berlebihan, di tambah perhiasan yang dia kenakan sangat cocok dengan wajah menawan yang Putri. **** Acara pernikahan telah selesai sore tadi, kini Putri Alesha telah berada di paviliun Naga milik Putra Mahkota, dayang yang melayani Putra Mahkota sedang membantunya melepas segala perhiasan yang ada di kepalanya dan juga membantu menghapus riasan yang di kenakan Putri Alesha. “Putri rambut anda sangat indah, dayang anda dulu sangat pandai merawat rambut anda,” Dayang yang bertugas melepas perhiasan di kepalanya memuji rambutnya. “Ahhh iya, dayangku memang pandai merawat rambutku,” Balas Putri Alesha, padahal Alesha merasa rambutnya biasa aja, mungkin selama dua bulan masa hukumannya Putri Alesha membaca banyak buku tentang tanaman hingga dia tau tanaman mana yang bisa membuat rambutnya hitam berkilauan dan tubuhnya putih mulus seperti sekarang ini. “Yang Mulia Putri Alesha, apa anda ingin mandi sekarang? Airnya sudah siap,” Dayang yang menyiapkan air mandi Alesha menginterupsi kegiatan dayang yang sedang memuji tubuh indah Alesha. “Aku akan mandi sekarang, kalian bisa tinggalkan kamar ini, aku bisa mandi sendiri,” Putri Alesha menyuruh para dayang untuk keluar dari kamarnya, “Mohon ampun Putri, apa kesalahan kami hingga kami tidak diizinkan untuk melayani anda lagi, ampuni kami Putri kalau kami ada salah,” Sang kepala dayang memohon ampun pada Alesha. Dengan menunduk dihadapan Alesha. “Tidak,, kalian tidak melakukan kesalahan apapun, aku hanya terbiasa mandi tanpa adanya dayang, aku harap kalian mengerti, kalian bisa masuk setelah aku selesai mandi, dan kalian juga bisa meriasku,” Alesha sebenarnya cukup risih, namun apa boleh buat dia disini tidak memiliki kuasa apapun, sehingga dia tidak ingin membuat banyak masalah. “Maf Yang Mulai Putri Alesha, namun kami semua tidak bisa meninggalkan anda, kami akan melayani anda, mari airnya sudah siap,” Mau tidak mau Alesha berjalan ke pemandian diikuti dayang. Jika di kediamanan Menteri Fedrick mungkin Alesha bisa menyuruh dayangnya untuk menunggu di luar dengan kuasanya, namun sekarang, di kediaman Putra Mahkota Alesha tidak memiliki kuasa sama sekali. **** Diruang kerja Putra Mahkota, Putra Mahkota Leoniel sedang berbicara serius dengan Permaisuri Maurine, sekaligus Ibundanya. “Yang Mulia Putra Mahkota, Ibunda mohon, hormati pernikahan ini, walau Ibunda tau engkau tidak mencintai Putri Alesha, namun kalian telah terikat menjadi sepasang suami istri, jadi Ibunda mohon jangan seperti ini, setidaknya untuk beberapa bulan ini, jangan sampai ketidak harmonisan rumah tangga kalian tercium oleh rakyat, apa lagi pendukung Pangeran Harris semakin banyak, Ibunda takut Pangeran harris dan Selir Kaira akan menggulingkanmu sebagai Putra Mahkota.” Inilah yang akan terjadi dalam Kerajaan jika sang Raja memiliki beberapa istri, tahta dan perhatian sang Raja lah yang menjadi perebutan. “Aku akan mencobanya Ibunda, Ibunda tidak perlu takut, semuanya akan baik baik saja, Ibunda hanya fokus mengurus harem, aku tidak ingin Selir Kaira berlaku seenaknya, padahal dia hanya seorang selir.” Semua penghubi Istana ini mulai dari dayang hingga sampai Raja Lucio tau jika Selir Kaira sering berkelakuan buruk, bahkan Raja Lucio pun sudah lelah untuk menegur selirnya. “Ibunda tau, sekarang pergilah ke kamarmu, nikmati malam pertamamu, Ibunda yakin Putri Alesha adalah Putri terhormat dia pasti akan melayanimu sebaik mungkin, jangan kecewakan Ibunda, Ibunda kembali ke Paviliun Emas.” Leoniel mengangguk, dia mengantar Permiasuri sekaligus pergi menuju kamar miliknya, yang mungkin Putri Alesha ahhh istrinya telah menunggu disana. Para dayang menunduk ketika Putra mahkota memasuki kamar pengantinnya, pandangan Leoniel langsung tertuju pada Alesha yang saat ini menggunakan sebuaah baju dengan bahan tipis, sehingga lekuk tubuhnya sangat sangat terlihat jelas, belum lagi paras ayunya yang tiada dua tentu akan membuat siapa saja terkesima dengan kecantikan Alesha, namun tidak dengan Putra mahkota, dia tidak mencintai Putri Alesha sama sekali. “Apa yang kamu lakukan? Sengaja menggodaku ehh,,” Putra Mahkota yang berdiri dekat dengan Putri Alesha berbicara dengan nada mengejek. “Saya tidak pernah menggoda anda yang Mulia, dayanglah yang memberikan saya pakaian ini, jika anda tidak suka anda seharusnya marah pada dayang anda, bukan dengan saya, karena saya memakai apa yang telah mereka siapkan,” Balas Putri Alesha tanpa takut, walau sebenarnya dia cukup takut dengan Putra Mahkota yang terkenal akan kekejamannya, namun dia tidak boleh terlihat takut bukan, lagian ini bukan salahnya juga. “Apa kamu ingin menyalahkan dayang? Ahhh aku lupa jika seorang Putri pasti tidak pernah menghormati dayangnya, mereka sudah terbiasa mengadu domba bukan?.” Lagi lagi Leoniel berbicara yang tidak tidak, tapi memang benar apa yang dikatakan Putra Mahkota Leoniel, dulu Alesha pun melakukannya, namun setelah menjalani hukuman dari Ayahnya, Alesha sadar jika mengurus diri sendiri tidaklah mudah. “Anda sangat tau betul Yang Mulia perangai seorang Putri jadi saya tidak perlu menjelaskannya,” Balas Alesha. Tentu saja ucapan Alesha barusan cukup membuat Leoniel kaget, istrinya ternyata tidak mudah untuk di gertak. “Lalu bagaimana, apa kita akan melanjutkannya, sepertinya engkau sudah siap Putri Alesha,” Putra Mahkota Leoniel semakin mendekati tempat tidur dimana Putri Alesha duduk di tepi tempat tidur. “Apa yang anda inginkan yang Mulia?.” Tanya Putri Alesha. “Tentu saja melakukan malam pertama kita Putri, jangan sampai tertunda itu tidak akan baik bukan.” Alesha sama sekali tidak bisa mencerna ucapan Putra Mahkota, hingga Putra Mahkota melumat bibirnya dengan pelan baru Alesha menyadari jika Putra Mahkota menginginkannya. “Engghhhhh,,,” Tanpa sengaja Alesha mendesan, membuat Putra Mahkota semakin memperdalam lumatannya, tangan Putra Mahkota tidak tinggal diam, tangannya membuka gaun yang di kenakan Putri Alesha. Setelah puas melumat bibir sang istri, lidah putra Mahkota menjelajah leher Putri Alesha desahan desahan Putri Alesha bagai alunan merdu di telinga Putra Mahkota juga membuat gairahnya semakin meningkat. Leoniel bahkan tidak menyangka akan seperti ini nikmatnya, walau beberapa kali dia pernah bermain dengan wanita panggilan di rumah bordil rasanya tidak semenggairahkan saat ini. Sungguh Alesha benar benar sangat nikmat baginya, Leoniel ingin terus mencecap kulit mulus Alesha, ditambah wangi tubuh Alesha membuatnya makin kalap, Leoniel bahkan dengan sengaja membuat tanda tanda merah di sekitar leher dan p******a istrinya. “Apa kamu pernah melakukan hal ini permaisuriku?.” Tanya Putra Mahkota disela sela cecapannya pada perut rata Putri Alesha. “Thhiidak,, Yanggg,,, Muliaahhhh,,,” Saking nikmatnya Alesha bahkan menjawab penuh dengan desahan. “Aku aku tidak percaya, aku akan membuktikannya sendiri,” Dengan terburu buru Putra Mahkota melepas pakaian yang melekat pada tubuhnya, dia tidak memperdulikan jika istrinya Putri Alesha malu melihat tubuh telanjang suaminya. “Kenapa menutup mata, apa kamu tidak menyukai tubuhku?.” Tanya Putra Mahkota. “Tidak Yang Mulia, saya,,, saya hanya malu,” Balas Putri Alesha gugup, tentu saja ini pertama kalinya melihat laki laki bertelanjang di hadapannya, apa lagi tubuh Putra Mahkota sungguh menggoda sekali, perutnya yang kotak kotak, lengan berotot namun pas di tubuhnya, belum lagi wajah rupawan Putra Mahkota menambah kegugupan Putri Alesha. “Jangan gugup, kita akan memadu kasih,,” Putra Mahkota langsung mengecup bibir Putri Alesha pelan namun memberikan kenikmatan tersendiri bagi Alesha.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD