Bag 2

1246 Words
"huft... Sedikit lagi selesai…" Alea bergumam sendiri sambil terus membersihkan lantai dasar gedung perkantoran Danudirja. Sudah satu tahun lebih dirinya bekerja sebagai cleaning service di Perusahaan raksasa Danudirja Furniture. Dan selama itu, sungguh menyenangkan rasanya karena Owner dan CEO di sini sangat ramah dan baik pada karyawan mereka. Ardhito Danudirja selaku Owner serta anak tertuanya Bara Danudirja selaku CEO, tak pernah membedakan karyawan mereka dan terkenal tidak sombong. Alea masih terus sibuk sendiri dengan pekerjaannya tanpa tahu dari arah pintu masuk perusahaan, ada seorang pria yang berjalan ke arah lift khusus petinggi Perusahaan. Memang saat ini suasana lantai dasar masih sepi, karena jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Sedangkan jam masuk di Perusahaan ini pukul setengah sembilan pagi. "Iya A', ini Dino udah di kantor kok. Gak usah ngomel kayak kakek-kakek deh!" Sungut pria itu yang sedang berbicara dengan orang di seberang ponselnya. Pria yang bernama Dino itu terus berjalan tanpa melihat ke depan tempat di mana ember yang di letakkan Alea berada. Duukk... Byurrr... Dino menghentikan langkahnya ketika tanpa sengaja menendang ember itu sampai seluruh air yang ada di dalamnya tumpah tak bersisa. Alea langsung menghentikan kegiatannya lalu membalikkan tubuh ke arah sumber suara. Mata Alea langsung melebar sempurna melihat pemandangan di depannya. Pekerjaannya dari sejak pukul setengah enam pagi sepertinya sia-sia karena air yang digunakannya untuk membersihkan lantai sudah meluncur indah di lantai itu. "ASTAGFIRULLAH!!" teriak Alea heboh dan langsung saja menghampiri Dino yang sedang terbengong menatap wadah air berbahan plastik di depannya sudah retak karena ulah tendangan pria itu sampai berbenturan dengan lantai. "Mas! Anda kalau mau main bola jangan di sini dong! Lagian ini tuh ember mas bukan bola!" hardik Alea murka. Dino lalu mengalihkan pandangan ke arah Alea sambil mengernyitkan dahi melihat seorang gadis berpakaian cleaning service longgar memarahinya. Lalu dengan segera, mematikan sambungan ponselnya, setelah itu memasukkan ponsel pintarnya ke dalam saku celananya. "Lo ngomong sama gw?" tanya Dino bingung. "Menurut kamu?! Emang saya lagi ngomong sama jin? Jelas-jelas disini cuma ada kamu sama saya! Pasti saya ngomong sama kamu lah!" sarkas Alea kesal sehingga kekesalannya menular juga pada Dino. "Ini ember ukurannya besar loh, Mas. Kok kamu main tendang aja!" omel Alea kembali sambil berkacak pinggang. "Lo nyalahin gw padahal lo yang naro ni ember sembarangan!" balas Dino sengit . "Emang bener saya naruh ember ini sembarangan. Tapi seharusnya kalau kamu punya mata, kamu bisa menghindar kan?!" balas Alea tak kalah sengit. "Apalagi ini tuh benda mati! Kamu gak ada niatan nyuruh ni ember jalan sendiri buat menghindari kamu kan?!" sambung Alea kembali. Dino memijat keningnya frustasi mendengar rentetan omelan dari gadis di depannya ini. Apalagi dia belum sempat tidur karena baru saja selesai syuting pukul lima pagi, dan harus ke kantor keluarganya dikarenakan ada rapat pemegang saham yang mengharuskan dirinya hadir di sana. Niat hati datang lebih pagi untuk meng-istirahatkan matanya sebentar, malah sialnya kena omel gadis yang mengomel seperti nenek-nenek cerewet. Baru saja dirinya dimarahi sang Aa, eh sekarang malah kena omel seorang gadis. Poor you Dino! "Gw minta maaf, oke?" ucap Dino akhirnya, lalu pergi begitu saja dari hadapan Alea. Dia benar-benar letih saat ini, jadi lebih baik mengalah saja. "Emang kamu fikir minta maaf bisa menyelesaikan masalah?? Kamu bantu saya bawa ini ember ke belakang!" perintah Alea yang sudah menghalangi jalan Dino. "Lo nyuruh gw bawa ni ember??" tanya Dino tak percaya sambil menunjuk ember merah di samping mereka. "Kenapa? Kamu gak mau?!" tantang Alea. Dino tertawa kesal lalu menatap gadis ini tajam. "Lo gak tahu siapa gw?" tanya Dino sambil tersenyum miring. Alea terlihat berfikir beberapa saat, lalu detik selanjutnya kembali melebarkan matanya terkejut. Senyum Dino semakin merekah. 'Akhirnya lo sadar juga gw itu siapa,' ucap Dino di dalam hati dengan senyum penuh kemenangan. "Iya juga ya, saya baru sadar. Kamu itu siapa?!" Tanya Alea galak, lalu mengitari tubuh Dino untuk melihat penampilan Dino yang saat ini menggunakan kemeja putih dibalut jas abu dan celana bahan dengan warna senada jas pria ini. Senyum Dino menghilang digantikan dengan tatapan bingung karena apa yang di lakukan gadis ini. "Kok kamu bisa masuk kekantor ini pagi-pagi?! Kamu ada niat jahat ya kesini? Kamu nyusup mau nyuri komputer?? Atau kamu mau ambil dokumen penting di Perusahaan ini???!! Ngaku! Kamu siapa?!" tuduh Alea garang setelah berhenti di depan Dino. Kini giliran Dino yang melebarkan mata dan mulutnya terkejut. Dino sangat tidak percaya atas ucapan yang keluar dari bibir gadis yang menurut Dino manis ini namun galaknya minta ampun. Memang gadis ini tidak tahu siapa dirinya?? Yang benar saja! "Lo jangan nuduh gw sembarangan ya!" hardik Dino kesal. "Terus kamu ngapain ke kantor ini?!" "Gw mau rapat!" "Rapat? Eh kamu tuh pegawai baru? Saya gak pernah lihat kamu sebelumnya. Jadi tolong kamu jangan coba bohongi saya ya!" "Ck! Heh lo tuh dari tadi nyolot mulu! Denger ya baik-baik, nama gw Dino. D. I. N. O! Lo harusnya tahu siapa gw!" Kesal Dino setengah mati. Seharusnya walaupun gadis ini tidak tahu kalau dia adalah anak bungsu dari Ardhito Danudirja, setidaknya gadis ini tahu kalau Dino adalah aktor papan atas yang mondar mandir jadi bintang iklan di stasiun televisi. Terlebih Dino sedang digilai oleh banyak gadis muda diluar sana yang usianya Dino perkirakan setara dengan gadis di depannya ini. "Dino... Dino... Dinosaurus?!!" sarkas Alea. "Penting banget buat saya tahu siapa kamu? Yang saya tahu, kamu tuh laki-laki gak bertanggung jawab, yang udah numpahin air bekas saya nge-pel terus mau melarikan diri gitu aja! Lagian saya juga curiga kalau kamu tuh penyusup yang masuk ke kantor ini!" Napas Dino semakin memburu karena biasanya tidak pernah ada wanita yang berani-beraninya berkata kasar padanya. Apa-apaan gadis ini memanggilnya Dinosaurus?! Biasanya para wanita itu akan langsung jatuh pada pesona Dino Rasendriya Danudirja, si pemilik senyum manis karena kedua lesung pipi yang dia miliki di pipi sebelah kiri dan kanannya. Tapi kali ini, gadis di depannya ini seakan buta oleh pesonanya. Bagaimana bisa? Apakah pesonanya luntur karena dia tak tidur seharian? "Lo..." "Apa?! Udah ngaku aja kalau kamu tuh penyusup! PENYUSUP!" tunjuk Alea tepat di depan wajah Dino. Dino semakin geram karena gadis ini malah memotong ucapannya dan semakin memojokkan dirinya. Langsung saja Dino menyambar pergelangan tangan Alea yang membuat gadis ini terkesiap karena tak menduga Dino mencengkeram pergelangan tangannya sedikit kencang namun tak menyakiti. Mereka saling tatap dengan napas sama-sama memburu karena amarah. "Sekali lagi gw ksih tahu lo," bisik Dino tepat di depan wajah Alea yang membuat tubuh Alea bergetar merasakan napas mint yang keluar dari bibir Dino, "Gw Dino... Dino Rasendriya Da..." "Ada apa ini?" Dino dan Alea kompak mengalihkan pandangan mereka kearah sumber suara yang sepertinya baru saja datang. Melihat siapa yang datang, langsung saja Alea membebaskan tangannya dari Dino, lalu menghampiri seseorang itu yang sedang menatap ember yang mengenaskan di depannya. "Pak Ardhito! Ada penyusup, Pak!" "Apa maksud kamu, Alea?" "Itu, Pak, pria itu!" tunjuk Alea kearah Dino yang saat ini menatapnya dalam. "Dia sudah nendang ember saya, terus langsung mau nyelonong gitu aja ke arah lift! Dia kayaknya bukan karyawan di sini deh!" adu Alea kembali pada Bos Besar di Perusahaan ini. Ardhito mengalihkan pandangan kearah Dino sambil memicingkan matanya, "Benar kamu yang nendang ember ini, Dek?" tanya Ardhito meminta penjelasan. "Dino gak sengaja, Pi, dan stop panggil Dino dengan sebutan itu!" hardik Dino pada sang Papi karena dirinya sangat benci jika harus terus terusan di panggil 'DEDEK' hanya karena dia anak bungsu di keluarga Danudirja. "Ba-bapak kenal pria itu?" tanya Alea pada Ardhito. Ardhito kembali mengalihkan pandangan ke arah gadis manis ini, lalu tersenyum lembut. "Dia anak bungsu saya." "APA???!!!" teriak Alea tanpa sadar ketika mendengar jawaban dari Ardhito Danudirja. Alea mengalihkan pandangan ke arah Dino yang saat ini memasang smirk nya. 'Gotha!! Akhirnya lo tahu siapa gw, gadis nakal!' ucap Dino di dalam hati sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Alea yang saat ini menelan saliva susah payah. 'Apakah ini akhir hidupku??' lirih Alea di dalam hati. ***  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD