bc

Ares Of Darkness (Bahasa Indonesia)

book_age18+
6.1K
FOLLOW
43.3K
READ
revenge
second chance
arrogant
dominant
mafia
bxg
secrets
cruel
virgin
like
intro-logo
Blurb

Tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan ataupun tidak dilakukan oleh Antonio Mclaughlin, seorang milliuner perusahaan multinasional. Dirinya mempunyai dua julukan dalam dua sisi kehidupannya yang berbeda. Di dunia perbisnisan, Antonio dikenal sebagai milliuner tampan yang menjadi idaman para wanita. Sedang di sisi kehidupan gelap, dirinya dikenal sebagai pria kejam berdarah dingin. Banyak yang berpikir jika Antonio mengidap sindrom alter ego karena dua sisi kehidupannya yang berbanding terbalik.

Pertemuannya dengan salah seorang wanita bernama Marjorie Fischer, membuat Antonio ingin menjerat wanita itu. Janjinya terhadap wanita tersebut adalah dirinya tidak akan pernah melepaskannya. Bahkan Antonio melakukan sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh Marry demi menunjukkan siapa dirinya.

"Aku sudah mengatakannya. Sampai kapan pun, kau tidak akan pernah lepas dariku. Bahkan jika aku harus mengawetkan tubuh indahmu, tentu saja itu akan terjadi."

-Antonio Mclaughlin-

"Kau adalah monster. Aku berjanji pada kakakku sendiri bahwa aku akan membalas perbuatanmu terhadap dirinya!"

-Marjorie Fischer-

chap-preview
Free preview
Ares Of Darkness_1
Wanita itu menghentikan langkahnya. Dirinya tertegun ketika memeriksa pakaian di dalam paper bag. Meskipun gaun miliknya baru dipakai sekali, namun ingatannya masih mengenal gaun tersebut. Gaun satin berwarna merah menyala dengan potongan sederhana adalah miliknya yang dihadiahkan dari kakaknya, Dale. Tapi, kenapa desain gaun yang ada di dalam tasnya berbeda jauh dari miliknya? Meskipun memiliki warna yang sama, namun gaun itu memiliki permukaan kain yang lebih lembut dan terasa nyaman ketika di sentuh. Desain yang melekat pada gaun tersebut pun terlihat begitu elegan meskipun dirinya tidak memperhatikan secara detail. Merasa ingin mengganti gaun tersebut, wanita itupun memutar langkah kakinya. Dirinya pergi ke tempat laundry yang sebelumnya dijadikan tempat untuk membersihkan gaunnya. Membutuhkan waktu lima menit untuk sampai di tempat tersebut. "Permisi, sepertinya saya salah mengambil gaun," ucapnya pada salah satu pelayann di laundry yang digunakan khusus untuk mencuci gaun. "Sebentar, Nona," ucap pelayann lalu bertanya pada seseorang yang nampaknya pemilik dari tempat tersebut. Lelaki paruh baya itu terlihat sedang berbincang dengan seseorang melalui telepon. "Hei, seharusnya kau cek terlebih dahulu," omel pria paruh baya berbadan besar itu di telepon dan berjalan ke arah Marry. "Sebentar," ucapnya pada seseorang di telepon sebelum perhatiannya tertuju pada Marry. "Ada apa Nona?" "Ini," Marry memberikan tas itu pada pria tersebut, "Sepertinya barang ku tertukar." Pria itu mengecek gaun di dalam tas tersebut. Dirinya bernapas lega karena gaun yang sedang di cari oleh seseorang yang meneleponnya kini ada di tangannya. Setidaknya gaun itu dikembalikan. "Iya, Nona. Maafkan kami. Gaunnya memang tertukar, gaun milik Anda ada di Hotel Dupont Circle," jawab pria tersebut. "Di hotel? Baiklah, aku akan mengantarnya ke sana. Boleh aku meminta nomer ponsel orangnya?" pria tersebut segera memberikan nomer telepon pelanggann sekaligus keponakannya pada Marry, "Terima kasih," balas Marry dan buru-buru pergi dari tempat tersebut. Marry menghentikan sebuah taksi menuju hotel yang disebutkan. Dia akan menukarkan gaunnya dan segera pulang sebelum Dale pulang. Dirinya tidak ingin sampai terlambat untuk merayakan malam ulang tahun kakaknya yang ke-33 tahun. Membutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai di hotel tersebut. Marry segera turun dari taksi dan berjalan memasuki hotel itu. Dirinya masuk ke dalam lift lalu menghubungi nomer telepon yang di dapatkannya dari pemilik tempat laundry. "Selamat siang, saya Marry. Saya pemilik gaun yang tertukar dengan gaun milik-" "Oh God, kau di mana sekarang?! Aku sudah menunggumu. Cepatlah kemari!" Marry sedikit terkejut mendengar respon dari pemilik suara tersebut. Gaya bicara pria itu terdengar seperti seorang perempuan membuat Marry merasa bingung. Dia diam sejenak karena keterkejutannya. "Babe? Hei, kau diam? Kau masih di sana? Aku akan menemuimu. Kau di mana?" "A-aku... Aku ada di lift." "Baiklah. Naik ke lantai 8 ya, aku akan menunggumu di sana." Marry mengejapkan kedua matanya beberapa kali. Dia merasa canggung mendengar cara pria itu berbicara dengannya seolah sudah saling kenal. Dirinya pun menyelipkan ponselnya ke dalam saku celana setelah pria itu mematikan teleponnya. Ditekannya tombol pada angka delapan. Marry hanya diam sembari menunggu pintu lift akan membawanya ke lantai tersebut. Beberapa detik kemudian pintu lift kembali terbuka. Marry keluar dari lift dan memperhatikan lorong hotel yang nampak sepi. Marry menggerakkan kedua kakinya untuk mengambil langkah. Pandangannya masih memperhatikan sekeliling hingga akhirnya sepasang matanya tertuju pada sosok pria dengan perut buncit berjalan ke arahnya. Pria itu memakai syal dan jubah kebesaran layaknya seorang desainer. "Babe," panggilnya dengan melambaikan tangan pada Marry membuat Marry kembali bingung. "Kau bawa gaunnya?" tanya pria itu. Dia meraih tas yang ada di tangan Marry tanpa menunggu jawaban darinya. "Ayo, ikut aku. Gaun mu ada di ruangan sana," ucapnya dan menggandeng Marry. Marry yang masih merasa bingung dengan sikap pria itu pun mengikuti langkahnya. Dia di bawa ke sebuah ruangan. Masih dengan kebingungan yang menggumpal di dalam kepalanya, dirinya memperhatikan sekeliling ruangan tersebut. Di sana nampak beberapa model wanita sedang di dandani, sebagian ada yang sedang di rias dan sebagian ada yang sedang dibantu mengenakan pakaian. "Pedro, cepat bawa kemari gaunnya!" teriak salah seorang wanita membuat pria dengan perut buncit itu berjalan cepat ke arah wanita tersebut. Marry menoleh ke arah keduanya. Dia memperhatikan sejenak ketika wanita itu mengomel pada pria tersebut. Meskipun dirinya tidak menjadi bagian dari mereka, Marry yakin jika beberapa menit yang lalu suasana ruangan ini sangat kacau. Terlihat dari mereka yang nampak terburu-buru menyiapkan segala tugas masing-masing. "Di mana Belle?" wanita itu kembali bersuara keras ketika tidak menemukan Belle, seorang model yang akan mengenakan gaun yang di bawa Marry. "Aku melihatnya ke kamar mandi. Dia mengatakan perutnya kembali sakit," ucap salah seorang MUA yang ada di ruangan tersebut. "Oh God!!!" geram Wilma, desainer dari acara fashion week yang sedang dilangsungkan di dalam hotel tersebut. "Ini semua salahmu, Pedro. Seharusnya kau bawa gaunnya dengan baik dan meletakkannya dengan baik sehingga tidak kacau seperti ini!" Wilma mendesah kasar. Tanpa sadar dirinya menoleh ke arah Marry yang berdiri tak jauh darinya. "Siapa dia?!" tanyanya dengan nada tinggi membuat Marry sedikit terperanjat kaget. "Dia pemilik gaun yang tadi tertukar," jawab Pedro sembari berjalan ke arah Marry. Marry mengernyitkan keningnya ketika merasa wanita asing di depannya itu memperhatikan dirinya dengan seksama. "Ya sudah, kita pakai dia saja," putusnya tanpa meminta persetujuan lebih dulu dari Marry. ~ "Saya sudah mengantar Miss Vicky sampai di bandara, Sir." Tidak ada respon dari pria tersebut. Wajahnya menghadap lurus ke depan. Kedua matanya terhalangi oleh kaca mata hitam sehingga tidak ada yang tahu ke mana arah pandang pria tersebut. "Lima menit lagi pesawat akan segera berangkat," sambungnya pada laporannya. Selesai melaporkan tugas yang telah diselesaikannya, dirinya duduk di belakang pria yang menjadi bosnya. Dirinya ikut menghadap ke depan untuk memperhatikan beberapa model yang berjalan di catwalk. Model-model cantik itu mulai memamerkan busana-busana dari desainer terkenal, Wilma Gallagher. Tidak ada yang menarik di pandangan Antonio. Dirinya hanya menatap hambar pada model-model yang berlenggak-lenggok di depannya. Hingga beberapa menit kemudian ketika rasa jenuh mulai dirasakan dirinya, Antonio menjatuhkan tatapannya pada seorang wanita yang memakai gaun berwarna merah menyala. Wanita itu keluar di barisan pertama ketika gaun bernuansa merah menyala mulai keluar. Reflek Antonio membuka kaca mata hitamnya ketika wanita itu berjalan dengan kaku. Tatapan Antonio menajam pada punggung wanita itu yang bisa diekspos umum. Hingga wanita itu memutar langkahnya dan melewati dirinya. Keduanya sempat menjatuhkan tatapan masing-masing hingga akhirnya Antonio melihat wanita itu memalingkan wajahnya karena mendapat tatapan tajam darinya. "Siapa model itu?" Antonio bertanya pelan namun dalam, seolah menahan sesuatu dari dalam dirinya. Pria yang menjadi sekretaris Antonio itupun segera mengecek layar gadget di tangannya. "Wanita itu tidak ada di dalam daftar nama model, Sir," jawabnya setelah memeriksa nama-nama model yang ikut fashion week di hotel tersebut. Antonio bangkit berdiri. Dirinya berjalan menuju sudut ruangan. Tanpa keinginannya, otaknya mendorongnya untuk menyusul wanita tersebut. Dirinya berjalan cepat menyusul wanita yang dituntun Pedro untuk segera mengganti pakaiannya. Langkah ketiganya terhenti ketika lengan Antonio mencengkeram kuat lengan wanita tersebut. Marry dan Pedro nampak terkejut dengan kedatangan Antonio yang tiba-tiba. Tanpa ada ucapan apapun, Antonio segera menarik lengan Marry membuat tubuh Marry tertarik dan hampir terjatuh. Pedro yang melihat hal itu pun menahan niatnya untuk menyusul Antonio dan Marry. "Hei, lepaskan! Siapa kau?! Lepaskan!" Antonio tidak mendengar ucapan Marry. Dirinya mendorong Marry melewati lorong dan menjauhi keramaian. Dia membuka salah satu pintu hotel dan menarik Marry untuk masuk ke dalam hotel tersebut. Antonio menyentak kasar lengan Marry hingga membuat tubuh Marry terjerembab di atas sofa. "Untuk apa kau ada di sini?" desis Antonio sembari menatap penuh kebencian pada Marry. Marry bangkit berdiri. Dirinya sedikit meringis ketika mengusap pergelangan tangannya yang menjadi bekas cengkeraman Antonio. Dirinya masih diam sembari menatap pria di depannya. Tidak tahu alasan apa yang membawa pria tersebut membawa dirinya ke dalam ruangan hotel itu. "Aku tahu kau bukan model Wilma. Katakan untuk apa kau ada di sini?" Marry memalingkan wajahnya. Jika lelaki itu sudah tahu dirinya bukan model di salah satu acara tersebut, kenapa dirinya justru di bawa ke kamar hotel bukannya membantunya untuk cepat pulang? Marry benar-benar merasa bingung dengan kejadian yang menimpa dirinya. Kenapa orang-orang asing disekitarnya tidak memberikan dirinya kesempatan untuk berbicara? Ditarik tiba-tiba untuk di rias sedemikian rupa dan dipakaikan gaun mahal serta harus berjalan di atas catwalk adalah kejadian paling tidak terpikirkan. Marry tidak pernah berpikir akan menjadi model dalam satu hari. Dirinya juga tidak pernah memikirkan akan diseret dengan paksa layaknya hewan dan di bawa ke ruangan kamar hotel. "Maaf Tuan, jika itu tujuan Anda tiba-tiba menyeret saya ke dalam ruangan ini, Anda bisa menanyakannya langsung pada mereka. Saya hanya korban di sini. Saya datang untuk mengambil pakaian yang tertukar." Marry melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar tersebut. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar gelak tawa mencemooh dari pria yang bersama dengannya di dalam ruangan tersebut. Pria itu tertawa arogan membuat Marry mau tidak mau menoleh ke arahnya. "Sejuta wanita yang memiliki wajah pelacurr sepertimu melakukan banyak cara untuk menjerat mangsanya bukan? Siapa yang akan menjadi mangsamu kali ini? Bahkan aku masih ingat wajahmu selama lebih dari dua puluh tahun." Marry mengernyit bingung mendengar kalimat yang keluar dari bibir pria tersebut. Pelacurr? Dua puluh tahun? Siapa sebenarnya dirinya? Apa dia pernah bertemu dengan pria tersebut? Di mana? Kapan? "Kau mengenalku?" tanya Marry bingung, dirinya justru memikirkan ucapan pria itu tentang pertemuan lebih dari dua puluh tahun yang lalu. "Tentu," jawab pria tersebut. Kedua kakinya bergerak ringan mendekat ke arah Marry. Tatapannya menyorot tajam pada sepasang mata cokelat terang di depannya, "I... really... know.... you." Tbc

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.2K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.3K
bc

BILLION BUCKS SEASON 2 (COMPLETE)

read
334.5K
bc

Mafia and Me

read
2.1M
bc

A Secret Proposal

read
376.5K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook