Ikatan Batin Awal Mr. Kim Ngidam

2072 Words
Mr. Kim merasa heran dengan Hana yang melakukan hal konyol seperti itu. Menyiksa diri sendiri hanya karena prasangka buruk adalah tindakan konyol dan kekanak-kanakan bagi Mr. Kim. Entah mengapa perempuan cantik dan berbakat seperti Hana bisa melakukan hal seperti itu? Setahu Mr. Kim, Hana bukan perempuan nekat yang tidak memedulikan kesehatannya dan membuat panik orang lain. Memang Hana merupakan gadis yang manja, tetapi selama ini belum pernah bertindak konyol seperti itu. “Hana, jika suka pada Dyenn kenapa tidak bilang langsung? Membuat semua makin rumit saja ....” gumam Mr. Kim di dalam mobil yang melaju kecepatan sedang oleh sopir pribadinya. “Tuan Kim, maaf, soal perempuan yang Tuan cari belum ada kemajuan. Kami sudah berusaha mencari tetapi belum ketemu. Soal asal usulnya, kami sudah menemukan,” ucap bodyguard yang berada di dalam mobil yang sama dengan Mr. Kim. “Informasi apa yang kamu miliki?” “Letty adalah gadis yang dibesarkan di panti asuhan karena mengalami kecelakaan mobil. Besar di sana dan tidak ada keluarga yang mengadopsi. Bekerja serabutan demi bisa membantu kondisi panti yang hampir bangkrut. Apartemen lama Letty sudah kosong. Orang-orang sekitar tidak tahu Letty pindah ke mana.” “Katakan padaku panti asuhan itu berlokasi di mana? Kita ke sana sekarang.” “Baik, Tuan Kim.” Bodyguard itu pun memberi tahu alamat panti asuhan kepada sopir dan segera menuju ke sana. Meski cukup jauh, Mr. Kim tidak keberatan. Dia ingin ke sana dan bertanya langsung kepada pengurus panti soal Letty. Selain itu, niat tulusnya untuk membantu keuangan panti karena dengar kata ‘hampir bangkrut’ dari bodyguarnya yang memberikan informasi tentang Letty. Meski Mr. Kim belum bisa berbicara dengan tenang bersama Letty, tetapi lelaki itu yakin kalau Letty adalah perempuan yang baik. Tidak mungkin Letty menjebaknya. Pasti ada sesuatu yang terjadi tanpa Mr. Kim ketahui dan hal ini juga menyusahkan Letty. Dari informasi yang disampaikan bodyguarnya, Letty sejak kecil tinggal di panti asuhan dan setelah besar bekerja serabutan sambil membantu perekonomian panti yang hampir bangkrut. Jika Letty orang yang hendak menjebak Mr. Kim, tentunya tawaran cek bernilai fantastis waktu itu tidak akan disobek oleh Letty. Mr. Kim makin penasaran apa yang sebenarnya terjadi dan soal Letty. Satu jam kemudian, lampu-lampu jalanan sudah terang menghiasi gelapnya malam yang menjelang. Mobil yang ditumpangi Mr. Kim akhirnya sudah sampai di panti asuhan yang dimaksud oleh bodyguarnya. Lelaki itu turun dari mobil bersama bodyguard sedangkan sopir menunggu di depan mobil, tidak ikut masuk ke dalam gedung panti yang terlihat sudah usang. “Selamat malam,” ucap Mr. Kim pada salah seorang ibu tua yang saat itu hendak menutup pintu. “Ah, selamat malam juga. Ada yang bisa saya bantu?” “Bolehkah saya masuk? Saya ingin tahu soal panti asuhan ini.” Ibu tua itu pun menatap Mr. Kim dari atas ke bawah dan melihat ke arah bodyguard yang berada di belakang lelaki itu. Mungkin untuk memastikan mereka bukan orang jahat karena waktu kunjungan panti sudah usai. “Baik, silakan Tuan, tetapi anak-anak panti tidak bisa ditemui karena baru saja makan malam dan sudah bersiap belajar, lalu tidur,” kata ibu tua itu mempersilakan Mr. Kim masuk. Gedung yang terlihat bangunan kuno itu ternyata cukup nyaman di dalamnya. Namun tak bisa dipungkiri semua di dalam gedung itu juga kuno dan kurang terawat mungkin karena sudah usang. Termasuk tempat duduk yang saat ini Mr. Kim gunakan adalah barang yang sudah usang dan tua. Kursi dari kayu dengan alas duduk bantalan usang itu memang sudah cukup lama berada di panti. “Perkenalkan saya Kim Hae Soon pemilik dari perusahaan MixStars yang beroperasional di bidang fashion tertarik untuk menjadi donatur di tempat ini. Apakah Nyonya memiliki proposal panti asuhan beserta jumlah anggota di sini? Saya akan membawa proposal itu dan kembali ke sini besok untuk mengurus semua bantuan yang diperlukan tempat ini,” kata Mr. Kim to the point dengan tegas. Dia tidak tega dengan kondisi panti tempat Letty berupaya membantu. “Benarkah itu? Tuhan memberkati Anda, Tuan. Terima kasih banyak. Sebentar saya akan mengatakan hal ini pada Suster ketua. Tunggu sebentar,” ucap ibu tua itu terlihat sangat senang dan terukir jelas senyum harapan di wajahnya yang teduh. Sudah cukup lama para donatur satu per satu pergi dari panti asuhan ini. Hanya gereja dan umat sekitar yang membantu operasional panti asuhan secara terbatas. Anak-anak yang tinggal juga kurang terawat karena kekurangan biaya. Subsidi dari gereja terbatas sedangkan penghuni di panti setiap bulannya bertambah. Suster ketua tetap berupaya mempertahankan panti itu dengan mengadakan beberapa kegiatan amal dan berjualan pernak pernik untuk biaya hidup anak panti. Saat ini kedatangan Mr. Kim di panti bagaikan malaikat yang turun dari langit. Rasa penasaran Mr. Kim terhadap Letty membawa dirinya ke tempat menyedihkan yang butuh pertolongan. Seakan memang takdir yang mengizinkan ini semua terjadi dan Mr. Kim menjadi donatur yang akan menolong panti asuhan dari kata bangkrut. Ibu tua itu segera memberi tahu Suster ketua yang saat itu sedang berdoa di dalam kamar. Tuhan menjawab permohonan Suster ketua untuk menyelamatkan tempat itu dari bangkrut. Suster ketua bergegas menemui Mr. Kim sambil membawa dokumen berkas proposal yang dimaksud oleh Mr. Kim dengan penuh harapan. Anak-anak panti asuhan masih mendapat pertolongan dari Tuhan dan bisa melanjutkan hidup di panti itu jika Mr. Kim benar-benar menjadi donatur. “Selamat malam, Tuan. Perkenalkan saya Suster ketua di panti asuhan ini. Saya sangat bersyukur kalau Tuan mau ke tempat ini dan berniat menjadi donatur. Ini adalah proposal dan data semua anak-anak panti asuhan yang tinggal di sini,” kata Suster ketua sambil menyodorkan satu map berwarna biru muda berisi kertas-kertas proposal. “Baik, Suster. Perkenalkan saya Kim Hae Soon selaku CEO perusahaan MixStars yang berjalan di bidang fashion. Saya akan membawa pulang proposal ini dan mempelajari apa saja kebutuhan di panti. Saya akan membantu sebisa mungkin.” “Terima kasih banyak, Tuan Kim. Tuhan memberkatimu dan mempermudah semua keperluan Tuan Kim. Amin.” Setelah berbincang, Mr. Kim pun berpamitan pulang. Sebenarnya Mr. Kim tidak kuat berlama-lama di sana karena hampir menangis melihat kondisi di dalam gedung panti asuhan yang jauh dari kata layak. Apalagi untuk tempat tinggal puluhan anak, sepertinya akan sangat kesulitan mengatur uang yang tak seberapa untuk kepentingan semua penghuni panti. Hati Mr. Kim sebenarnya sangat lembut hanya saja karena pendiam, orang-orang mengira Mr. Kim orang yang dingin dan kejam. Mr. Kim pun keluar dari gedung diantar oleh Suster ketua dan ibu tua yang mengurus panti. Setelah itu langsung masuk ke mobil yang sudah disiapkan oleh sopir pribadinya. Bodyguard Mr. Kim juga ikut masuk ke dalam mobil dan mereka bergegas meninggalkan panti asuhan. “Ada apa, Tuan?” tanya bodyguard Mr. Kim merasa ada yang aneh akan bosnya. “Aku tidak sanggup di sana terlalu lama. Kasihan mereka. Besok aku akan menandatangani proposal ini dan mulai menjadi donatur. Ada atau tidak perempuan bernama Letty itu, aku tetap akan donasi. Kasihan mereka di gedung tua dan semua perabotan sudah usang. Tolong kamu selidiki soal Letty berapa hari sekali atau seberapa sering ke panti asuhan.” “Baik, Tuan Kim!” Mr. Kim mengusap sudut matanya yang mulai basah membayangkan bagaimana bisa anak-anak di panti asuhan hidup dengan segala kekurangan yang ada. Dahulu panti asuhan itu pernah berjaya dan banyak donatur menyumbang sehingga saat masa kanak-kanak Letty termasuk lebih baik dari sekarang. Namun setelah pembangunan kota makin gencar, para donatur mulai menghilang satu per satu karena mengikuti membeli saham gedung-gedung bagus. Panti asuhan mulai terlantar, itulah alasan Letty bekerja keras dan membantu menyumbang panti asuhan meski tidak seberapa nominalnya. Sesampainya di rumah, Mr. Kim segera ke kamar untuk membasuh tubuh terlebih dahulu. Waktu sudah malam dan rasa lelah di tubuh Mr. Kim sangat terasa, tetapi tidak sebanding dengan rasa penasaran soal Letty. Mr. Kim merasa bersalah dan tetap berusaha mencari Letty setelah kejadian itu. Seakan ada ikatan batin tersendiri, meski Mr. Kim belum tahu Letty dalam kondisi hamil, tetapi rasa resah itu ada dalam benak. Mr. Kim meletakkan map proposal panti asuhan di meja, kemudian Mr. Kim melepas kemeja dan celana panjang hitamnya perlahan dan meletakkan pakaian kotornya ke keranjang. Meraih handuk putih dan berlalu ke kamar mandi untuk membasuh tubuh lelahnya. Pemikiran tentang Letty masih mendominasi pemikiran Mr. Kim saat ini dan membuat tubuhnya jadi cepat lelah. Lelaki tampan itu memutar kran shower dan mendongak untuk membasuh wajahnya. Air mengguyur dari rambut turun ke wajah, leher, tubuhnya yang bidang, dan sampai ke kaki. Air hangat itu cukup membuat relaksasi pemikiran yang begitu rumit. “Letty ... sebenarnya siapa kamu? Dan kenapa kamu ada saat itu hingga aku bawa ke apartemen. Jujur saja, aku merasa bersalah padamu. Andai kamu tidak lari saat kita bertemu kemarin di kedai. Aku ingin mengajak bicara tentang hal itu. Aku sudah salah dengan menganggap kamu orang yang hendak menjebak,” lirih Mr. Kim sambil mengusap sabun mandi di tubuhnya. Gosokkan demi gosokkan lembut di tubuh Mr. Kim membuat tubuhnya segar lalu langsung diguyur kembali dengan air dari shower. Setelah selesai mandi, tubuhnya yang tak berbusana segera dikeringkan dengan handuk putih yang kemudian dililitkan pada pinggangnya. “Segar sekali ....” Mr. Kim keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya yang masih basah. Mengenakan pakaian yang sudah dia ambil dari dalam almari. Setelah itu, Mr. Kim meraih proposal tentang panti asuhan untuk mengetahui profil panti asuhan dan berharap ada petunjuk soal Letty. Satu per satu lembaran dalam map itu dibaca dengan teliti oleh Mr. Kim. Mulai dari tahun berdirinya panti asuhan sebagai profil utama, hingga jumlah anak asuh yang saat ini berada di sana. Jumlah dan nama-nama tenaga kerja di dalam panti dan beberapa anak panti yang masih menjadi bagian di sana, tidak diadopsi tetapi sudah mandiri bekerja. Saat membaca dengan teliti, Mr. Kim menemukan nama Letty di sana. Letty masuk di daftar anak panti yang tidak diadopsi tetapi sudah mandiri dan hidup di luar panti. Letty bekerja serabutan dan masih membantu keuangan panti asuhan sebagai bentuk terima kasih. Mr. Kim tidak menemukan nama Dyenn karena Dyenn sempat diadopsi meski akhirnya hidup mandiri. Jadi Mr. Kim sama sekali belum mengetahui kalau Dyenn dari panti yang sama dengan Letty. “Letty ... kamu bekerja keras untuk membantu panti asuhan yang hampir bangkrut, ya? Kalau begitu, aku akan membantumu dari kejauhan. Berharap kelak kita bisa bertemu.” Beberapa saat kemudian pintu kamar Mr. Kim diketuk oleh pelayan. “Permisi Tuan Kim, makan malam sudah siap.” “Ya, baik,” sahut Mr. Kim kemudian menutup map tersebut dan meletakkan di meja. Mr. Kim keluar dari kamar dan berjalan menuju ke ruang makan. Sudah ada aneka hidangan tersedia di atas meja makan, tetapi justru Mr. Kim tiba-tiba mual melihat semua makanan itu. “Maaf, sepertinya aku tidak ingin makanan ini,” kata Mr. Kim sambil memegang bibirnya yang hampir saja muntah. Apakah Mr. Kim merasa tak sehat? “Maaf, Tuan. Tuan Kim ingin makan apa?” “Daging! Sup daging!” celetuk Mr. Kim secara tiba-tiba entah keinginan itu muncul dari mana. Secara alami Mr. Kim mengatakan hal itu. Sama dengan yang dirasakan Letty tadi. “Baik, Tuan. Saya akan segera siapkan. Tunggu sebentar,” kata pelayan yang jelas saja takut kalau bosnya tidak makan malam, nanti akan menjadi permasalahan oleh Tuan dan Nyonya besar jika tahu. Ikatan batin keduanya menjadi satu. Sedangkan Letty sudah tertidur nyenyak di kamarnya dengan kasur baru yang dibelikan oleh Dyenn. Letty tertidur dan mimpi yang cukup aneh, yaitu bertemu dengan Mr. Kim dan Letty berkata, “Mulai saat ini, kamu yang akan merasakan mual dan segala keluhan ibu hamil. Sudah cukup aku yang mengandung saja.” Ternyata ikatan batin dan kejadian dalam mimpi itu langsung terjadi dalam kehidupan nyata. Mr. Kim langsung mual-mual melihat aneka makanan dari ayam dan ikan yang dimasak pelayannya. Dia justru ingin sup daging seperti yang Letty inginkan tadi. Mr. Kim bingung dengan apa yang terjadi karena dia belum pernah sepeti ini sebelumnya. Dia pun meminta pelayan mengambilkan vitamin untuk dirinya. Mr. Kim berpikir mungkin terlalu banyak aktifitas belakangan ini dan pemikiran yang cukup banyak mempengaruhi kondisi fisiknya. Mr. Kim sama sekali tidak mengira kalau hal ini adalah efek dari Letty hamil. Mr. Kim tidak tahu kalau kejadian satu malam yang tidak begitu jelas terjadi itu membuat Letty hamil benih dari Mr. Kim. Andai saja Mr. Kim tahu, pasti lelaki itu akan berupaya lebih keras lagi untuk menemukan Letty karena sesungguhnya Mr. Kim bukan laki-laki berengsek yang dengan mudah lepas dari tanggung jawab. Mr. Kim mencari Letty karena merasa ada sesuatu yang terjadi dan ingin meminta maaf soal perlakuannya tempo lalu saat memberikan cek sejumlah uang membuat luka harga diri Letty sebagai perempuan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD