Part 2 (Haruskah)

590 Words
"Setiap orangtua menginginkan anaknya segera menikah, bukan karena umur, tapi mereka ingin anaknya bisa berkeluarga dengan utuh, sebelum mereka benar-benar meninggalkannya.” CaS AFM Tarisa sedang menyusun laporan. Seorang wanita paruh baya mendatangi mejanya. Berjalan dengan sangat anggun dan elegan khas orang kaya. "Pagi Ca," ucap wanita itu. "Pagi Nyonya," Tarisa pun tersenyum ramah dan berdiri. "Ziqrinya ada kan?" tanya beliau lagi. "Ada nyonya, mari saya antar." Tok Tok "Masuk!" Ceklek "Ziqriii, mamah kangen...," "Mamah? Kok ga bilang mau kesini?" "Ga bilang gimana? orang sudah nelpon kamu, ada 10 kali, tapi punya anak so sibuk banget," ujarnya dengan nada jengkel. Tarisa tersenyum mendengar percakapan ibu dan anak itu. "Maaf Mah, Aku benar-benar sibuk," Ziqri mencoba memberikan alasan pada Mamahnya, walaupun sesekali melihat ke arah Tarisa, yang sedang menahan tawanya. "Emang kapan Kamu gak sibuk?" "Hehe salahkan Papah dong Mah, kenapa pensiun dini." "Ga pensiun dini, orang Papahmu itu sekarang lagi sibuk bisnis di luar kota." "Kenapa gak ikut Mah?" belum sempat dijawab, Tarisa datang dengan 2 cangkir di nampan. "Silahkan diminum Nyonya." "Iya, makasih Ca" "Iya, Saya pamit ke meja saya dulu ya," "Eh jangan, ini kan Waktunya makan siang, ayo ikut makan sama Tante dan Ziqri." "Dia masih harus ngerjain proposal Mah." protes Ziqrim "Ish Kamu tuh, kerja Mulu kasian tau dia badannya kurusan gini, dulu waktu pertama-tama masuk perasaan gak sekurus ini. "Apaan badan kayak buntelan gitu dibilang kurus." Tarisa yang merasa sedang dibicarakan pun melirik badannya sekilas, apa benar kayak buntelan? Segitu gendut kah dia. "Anak siapa sih Kamu, ko ngebantah mulu sih?" "Aww iya iya Mah, aduh ampun dong Mah sakit jangan dijewer." ziqri mengaduh kesakitan. "Hehe maaf ya Tarisa, Ziqri Emang gitu biasa anak bungsu." "Iya nyonya tidak apa-apa," dalam hati ingin sekali Tarisa menguliti lelaki yang sedang menjabat menjadi bos besar di perusahaan itu. Di tempat makan Mamah Ziqri mengajak mereka untuk makan di restoran Jepang. Orang kaya mah bebas, mau makan siang di restoran Jepang malem di restoran Italia juga ga akan abis duit nya. Kalau Tarisa sih paling Bantar di restoran Padang. "Ca, Tante boleh nanya gak?" "Bukannya itu udah nanya Mah?" "Ziqri bisa diem ga sih?" dipelototi oleh sang mama. "Nanya apa nyonya?" "Panggilnya Tante dong," "Paling ada maunya" "Ziqri kamu pergi deh dari sini, males deh, punya anak kayak kamu." "Iya iya Ziqri diem." "Iya Nyo-tante." "Kamu udah punya pacar belum?" Uhuk Tarisa terbatuk harusnya sudah ketebak, tiba-tiba dibaik-baikin begini. "Eum belum Tante," "Nah bagus kalau gitu, Tante punya anak cowok umurnya 26 belum mau nikah juga, padahal udah tua ya kan, kamu mau ga dikenalin?" "Eh maksud Tante" "Kamu mau ga kalau dijodohkan dengan Ziqri." Uhuks Sekarang ziqri yang terbatuk "Mama!" "Apaan sih? diem deh!" "Kaya ga laku aja sih aku sampe dijodoh-jodohin gitu." "Ya Abis, kamu tuh mau sampe kapan sih ngejomlo terus, Abang kamu aja udah mau punya anak tiga." "Ya kan Abang rajin ngadon mah." "Tau ah ga pernah serius ngobrol sama kamu itu." "Udah ca jangan dianggap serius omongan mamah saya, dia emang gitu suka becanda." "Mamah serius kok," "Becanda." "Serius." "Becanda!" "Serius!" Dan begitu terus sampai kera sakti menemukan kitab suci. Tarisa tidak mau terlalu ambil pusing, lagi pula mana mungkin seorang ziqri akan mengajak Upik abu seperti dia untuk menikah
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD