CHAPTER 3

1097 Words
Rasya menyuapi Gabriel makan. “Mommy, Biel can eat alone.” Kata Gabriel yang meminta sendok yang dipegang Rasya. Ia mau makan sendiri. Rasya tersenyum lalu memberikan sendoknya. “Makan sendiri.” “Makam sendili!” Ulang Gabriel. Rasya tertawa mendengarnya. Gabriel benar-benar lucu. Rasya melihat Gabriel yang makan sendiri. Ia bahagia memiliki Gabriel. Meskipun awalnya ia membenci kehadirannya tapi sekarang, ia sangat bahagia ada Gabriel di sampingnya. Rasya sangat bahagia memiliki Gabriel. Ia sangat menyayangi Gabriel. Tak lama handphone-nya berdering. Rasya mengangkatnya. Ia tersenyum sumrigah. Lamarannya di terima. Ia langsung menghampiri Gabriel menggendongnya berputar. Gabriel tertawa. “Sayang... Mommy diterima kerja!!” Kata Rasya. “Mommy go again? Biel alone??” Tanya Gabriel dengan menatap Rasya dengan mata bulatnya itu. Gabriel memeluk leher Rasya erat. Seolah melarangnya pergi bekerja. “Nggakk kok sayang, Mommy kerjanya sebentar. Nanti Biel sama Om Keino ya sampai Mommy pulang??” “I don’t want mommy!” tolaknya dengan menggeleng kepalanya cepat. “Why honey?” “Eino often kisses Biel. Biel doesn't like it.” jawabnya. Rasya diam berfikir. “How about Aunty Mira?” Gabriel diam tak memberikan jawaban. “Aunty Mira baik banget lo! Dia suka bikin Coklat. “ “I want, if she doesn't kiss me.” Jawab Gabriel cepat. Ia suka Coklat. “Kalau mommy, boleh cium nggak? “ Gabriel menganguk cepat. Rasya tertawa lalu mencium pipi putranya gemass. Gabriel membalas mencium pipi Rasya. “I love you Mommy.” “I love you too Biel.” ****❤**** Rasya memeluk Gabriel dan mencium pipinya. Setelah itu ia pergi ke kantor yang telah di smskan. Rasya sedikit bingung ketika membacanya. Perasaan ketika ngelamar di perusahaan Sean, nama perusahaannya bukan itu. Lalu sekarang?? Ia benar-benar bingung. Rasya akan melakukan tes wawancara hari ini. Sesampainya disana ia langsung di tunjukan tempat yang digunakan untuk interview. Rasya berdoa. Semoga ia di terima. Kalau di terima ia akan mentraktir Sean nanti. Rasya masuk ke ruangan tersebut dengan Bangga. Setidaknya ketika menjadi model, ia sudah terbiasa berjalan di depan banyak orang. Jadi tak masalah ia berjalan sampai kursi di depan sana. Rasya langsung menghadap kepada beberapa orang penguji. Ia tersenyum. Setelah menjawab pertanyaan yang di ajukan. Rasya langsung di beritahu ia diterima. Rasya dimintai menandatangi sebuah kontrak. Tapi, ketika membaca kontrak tersebut ia agak keberatan meskipun gajinya tinggi. “Pak.. Saya ngelamar di pemasaran, kok bisa di Seketaris ya?” Tanya Rasya bingung. “Iya mbak, Soalnya yang lagi dibutuhkan sekarang Seketaris.” Jawabnya. “Yaudah pak. Makasih ya.” Jawab Rasya yang tersenyum dan langsung menandatangani kontrak tersebut. “Kalau begitu, mari ikut saya.” Ajak seorang perempuan. Rasya tersenyum lalu menganguk ia mengikuti perempuan tersebut. Ia dibawa memasuki ruangan. Rasya mengikutinya dan masuk ke dalam. Tapi, ketika melihat siapa orang yang beridiri disana. Rasya bergetar. Perutnya terasa sangat sakit. Ia mual. Ingin mutah. “Lo- nga- pain disini?” Tanya Rasya terbata bata. Laki-laki tersebut tersenyum. Rasya jijik melihatnya. Sedangkan perempuan yang mengantarnya tadi kaget melihat Aril bosnya tersenyum. Karena selama ini Aril tak pernah senyum. “Ini kantor gue.” Jawabnya. “Ini bukan.. Damn s**t!!” Kesal Rasya. Ia baru sadar. Harusnya sewaktu kesini ia sadar jika ini bukan kantor milik Sean. Rasya langsung berbalik pergi. Aril pun bangkit mengejarnya. “Sorry Rasya!” Ucap Aril. Ia langsung menggenggam tangan Rasya. Rasya menampiknya ia berbalik menatap Aril bengis. “Don't touch me Jerk!!“ Maki Rasya. Jelas sekarang mereka di jadikan tontonan oleh para pekerja. “Oke.“ Jawab Aril. Rasya langsung berbalik. Berjalan pergi. “Kamu uda tanda tangan kontrak.” Kata Aril. Rasya berhenti. “Kalau kamu keluar kamu bayar denda 30X lipat dari gaji kamu!” Lanjut Aril. Rasya geram ia langsung menatap Aril bengis. Ia melepas heelsnya. Dan melemparkannya tepat ke muka Aril. Aril yang refleksnya cepat langsung menangkap Heels tersebut. “Wah..” “Gosh..” “Dia siapa?” bisik dari para karyawan yang mengintip. “b******k!!” Maki Rasya. “Gue nggak pernah ngelamar disini. “ “Terserah, yang penting kamu udah tanda tangan kontrak kerja disini.” Keukuh Aril. Kini Aril memperlihatkan kontrak yang di tanda tangani Rasya. Rasya melepas heelsnya yang sebelah. Ia mendekati Aril dan menatapnya tajam. Ia menggetok wajah Aril menggunakan Heelsnya lalu merampas kontrak tersebut dan merobeknya. Aril merintih kesakitan. Terlebih karyawan disana terkejut karena Rasya yang sangat berani kepada bos mereka. “Beres kan?” “Itu cuma salinan, yang asli aku simpen!” Bantah Aril santai. Rasya sangat marah sekarang. Ia benar-benar tak mau mempunyai hubungan dengan Aril lagi. Apapun itu Rasya benar-benar tak mau mempunyai hubungan dengan Aril. “Gue bener-bener benci sama lo!! Hidup gue hancur setiap ngeliat lo! Jadi plis.. Gue mohon sama lo!! Jangan ganggu gue lagi!” Kata Rasya pelan. Ia langsung mengambil heels di tangan Aril. Rasya berbalik pulang. “Maaf Sya.” Kata Aril. “Aku tau aku salah.. Aku minta maaf!” tambahnya. Rasya tak peduli. Ia tak butuh kata maaf dari Aril. Rasya menggigit bibirnya agar ia tak menangis. Ia tak boleh menangis. Tak boleh. Sesampainya di rumah, Gabriel menyambutnya dengan penuh senyumnya. Rasya mengingat sakit hatinya. Ia langsung meninggalkan Gabriel ketika Gabriel meminta di peluk dan gendong oleh Rasya. Gabriel menatap mommy sedih ketika Mommy-nya mengabaikannya lagi. Ia langsung mengejar mommy-nya yang masuk ke dalam kamar. Rasya berbaring tidur, ia terisak. Luka di hatinya benar-benar sangat sangat sakit. Sakit sekali. Jika saja malam itu ia bisa berontak. Mungkin sekarang ia masih bisa menjadi model dan pergi ke Perancis kota mode dunia. Ia bisa menjamin kehidupan adik semata wayangnya. Mengambil kembali rumah yang telah ia jual untuk obat adiknya. Tapi, sekarang yang ia lakukan hanya menjadi ibu rumah tangga. Mengurus adik laki-lakinya dan merawat anaknya yang masih kecil. Benar-benar jauh dari impiannya selama ini. Benar-benar jauh. “Mommy...” Panggil Gabriel dengan menyentuh rambut Rasya. “Mommy..” “Jangan ganggu Mommy! Mommy pingin sendiri Gab.” Jawab Rasya dengan suara bergetar. “Mommy..” “Mommy bilang, mommy pingin sendiri Gab!! Kamu pergi sana!!” Kata Rasya dengan suara yang naik. Dia tetap membelakangi Gabriel. Gabriel langsung menjauhkan tangannya dari rambut mommy-nya. Bibirnya bergetar. Tak lama ia menangis keras karena Rasya memarahinya. Rasya menyuruhnya pergi. Keino yang mendengar suara Gabriel menangis langsung menghampirinya. Ia melihat kakaknya memunggungi Gabriel. Keino langsung mendekatinya. Ia menggendong Gabriel agar menjauh dari kakaknya untuk sementara. Rasya sedang dalam suasana kurang baik. Mangkanya ia pasti mengacuhkan Gabriel sekarang. Keino berusaha menenangkan Gabriel agar tak menangis lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD