"Eh Aran..." "Sore, Tante..." sambut Aran dengan senyum terbaiknya. "Sore, Sayang. Ayo masuk." Tante Meta membuka pintu lebar membiarkan tubuh Aran merasakan udara nyaman di rumah keluarga Nadhitama itu. "Kamu baru pulang sekolah? Masih pakai seragam gitu?" "Hehe iya, Tan. Udah beberapa hari ini Aran jarang lihat Varo, pas pulang dan lihat kamarnya dari jendela kamar Aran jadi inget, makanya mau lihat Varo masih id—masih sibuk belajarnya atau nggak." Hampir saja Aran meluncurkan kalimat yang bisa mengancam kesejahteraan perutnya. Melihat kerutan di dahi Tante Meta yang sadar akan ucapannya yang dia ralat, Aran nyengir. Meski Tante Meta baiknya minta ampun, kalau anaknya didoakan sekarat kan pasti tidak terima juga. "Gue masih idup kok, lo nggak usah khawatir. Pake alesan mau jenguk g

