Gadis Dalam Dekapan 4

760 Words
Malam mulai berganti pagi, seperti biasa Zeline selalu bangun sebelum matahari menampakkan diri. Pagi ini dia rasa beda dari pagi-pagi sebelumnya, badannya sakit semua, apalagi bagian bawahnya. Dia masih belum sepenuhnya sadar. Dia masih mengumpulkan tenaganya, macam ada beban yang melingkar dibadannya. Pelan, perlahan tapi pasti dia membuka matanya, mengumpulkan segenap jiwanya melihat sekeliling, "ini bukan kamarku, dimana aku" batinnya, dia mengingat kejadian semalam. Dia membalikkan badannya, "Liandra, apa yang terjadi, kenapa ada Liandra, kenapa aku bisa tidur dengannya, kenapa.... kenapa.. kenapa? dan masih banyak kenapa dalam benak Zeline. "Tidurlah, ini masih terlalu pagi" ucap Liandra yang masih memejamkan mata. Zeline berusaha melepaskan pelukan Liandra tapi tidak, Liandra tidak melepaskannya dia semakin mengeratkan pelukannya. "Lepaskan saya pak" ucap Zeline lirih yang masih berusaha melepaskan pelukan Liandra, tak ada respon dari laki-laki itu, ingin masih ingin terus memeluk Zeline, entah kenapa hati dan jiwanya merasa nyaman, teramat nyaman. "Pak saya ingin pulang" ucapnya kembali dengan nada yang sedikit kencang "saya mau pulang" lanjutnya dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya, Liandra melepaskan pelukannya, dia membuka matanya dan dia memperhatikan wajah gadis itu. Terselip penyesalan didalam dirinya. Tak seharusnya dia melakukan ini. "Apa kau menyesal?" tanya Liandra masih sambil menatap gadis itu, tak ada jawaban dari gadis itu "Apa yang terjadi pak? Kenapa bisa seperti ini? tanya Zeline dengan air mata yang terus mengalir dari mata indahnya itu "Mr Jack memasukkan obat perangsang pada minumanmu" jawabnya jujur "Lalu?" "Dia akan langsung menandatangani kerjasama kita asal dia bisa tidur denganmu" ujarnya "Aku ingin membawamu pulang, tapi aku tak tau alamatmu, aku sudah menanyakannya padamu tapi kau hanya bilang kalau kau hanya ingin bersamaku" lanjutnya, Zeline mendengar dengan baik penjelasan Liandra, dan mulai ingat akan kejadian semalam "Maafkan aku Zeline, tak seharusnya aku melakukan ini padamu, aku berusaha menghindar Zeline, tapi kau terus menggodaku" kata Liandra, Zeline diam, apa yang dikatakan Liandra memang benar, memang dia yang menggoda Liandra, bahkan dia juga yang melepas kemeja Liandra. "Maafkan aku Zeline, harusnya aku melindungimu tapi aku malah memakanmu sendiri" ucap Liandra tulus "Pak Liandra gak perlu minta maaf sama saya, saya tau saya yang salah, saya yang sudah menggoda bapak, maaf kalau saya sudah tidak sopan" ucap Zeline dengan sopan, tak ada lagi percakapan antara mereka, Liandra beranjak dari tempat tidurnya, dia hanya membalut badannya dengan handuk dan bergegas kekamar mandi. Sedangkan Zeline dia masih diam ditempatnya sambil menutupi tubuhnya dengan selimut. Pikirannya kacau, dia tidak tau harus ngomong apa sama mama papanya, dia tidak tau harus berkata apa sama kakaknya. "Bodoh.. bodoh" ucap Zeline sedikit berteriak "ma, pa, kak maafin Zeline, aku sudah menghancurkan kepercayaan kalian, aku tidak bisa menjaga kehormatan ku sebagai wanita" ucap Zeline dalam hati, dia segera memungut pakaiannya yang tercecer dan segera memakai bajunya, tanpa pikir panjang Zeline meninggalkan Liandra sendiri, dia teringat kakaknya, kakaknya pasti mencarinya, tapi langkahnya terhenti, Liandra tiba-tiba mendekapnya dari belakang. Sedangkan disana dikota yang sama ditempat yang berbeda, Damar mondar-mandir sedari tadi, dia terus dan terus menelpon adiknya tapi tetap hp Zeline masih tidak aktif. Dia semakin cemas, dimana adiknya, semalaman dia tak pulang. Tak biasanya Zeline seperti ini. "El,, dimana kamu dek, kenapa hp mu gak aktif, apa kau baik-baik saja" gumam Damar dengan nada cemas "El dimana kamu, kenapa hp mu gak aktif? kenapa gak pulang semalam? kenapa kau senang membuat kakakmu cemas, apa kau mau kakakmu keriput gara-gara memikirkan adik gadisnya" send Zeline Bagaimana kalau sampai terjadi apa-apa dengan mu El? ujar Damar dengan cemas "kakak bersumpah akan memusnahkan orang-orang yang berani melukaimu Zeline" lanjutnya geram ====== "Kau mau kemana?" tanya Liandra sedikit berbisik ditelinga Zeline, seketika bulu kuduk Zeline berdiri "Saya mau pulang pak" jawab Zeline sedikit gugup "Bersihkanlah dirimu dulu, lalu sarapan, aku akan mengantarmu pulang" "Terimakasih pak tapi saya bisa naik taksi saja" tolak Zeline halus "Mandilah" titah Liandra, "Kau tak ingin pulang dengan keadaanmu yang berantakan seperti ini bukan?" tanya Liandra "Baiklah pak, tapi tolong lepaskan saya" pinta Zeline, Liandra langsung melepaskan dekapannya dia membiarkan Zeline membersihkan dirinya, sedangkan Liandra dia segera memakai baju dan dengan gesit dia menyiapkan sarapan untuk Zeline. ===== Di dalam kamar mandi apartemen Liandra, gadis itu mengguyur badannya dibawah shower, air matanya terus mengalir bersama aliran air shower yang membasahi wajahnya. Air matanya seakan tak mau berhenti. Menyesal sudah pasti dia menyesal namun apa boleh buat, semua sudah terjadi tak ada gunanya dia sesali tak ada gunanya dia tangisi, pria itu sudah merenggut semuanya darinya. "Ini salahku, aku yang tak bisa menjaga diri aku yang menyerahkan semua padanya, tuhan maafkan aku, ampuni aku" ujarnya dibawah guyuran air.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD