Gadis Dalam Dekapan 2

963 Words
Damar mengantar orangtuanya ke bandara, mereka akan keliling dunia menikmati masa tuanya. Tak seperti biasanya, kali ini perasaan Damar berat sangat berat melepas orangtuanya. "Ma pa, mama sama papa hati-hati ya di sana, nanti kalau Zeline sudah selesai magang Damar akan ngajak Zeline nyusul mama sama papa" ujar Damar. Mama tersenyum, "Iya sayang, mama sama papa tunggu kalian di sana, jaga baik-baik adikmu ya" ujar Mama dengan lembut. "Damar jadilah kakak sekaligus orangtua untuk adikmu, jika dia berbuat kesalahan bimbinglah dia nak, jagalah selalu adikmu dengan baik dia masih begitu polos" ujar papa dengan lembut. "Iya pa, Damar pasti akan menjaga Zeline dengan baik, papa sama Mama cepat balik ya" ujar Damar yang kemudian memeluk papa dan berganti memeluk mama. ==== "Zeline nanti sore sepulang kerja kamu ikut pertemuan sama pak Liandra ya" ucap Lira sekretaris Liandra. "Aku mbak?" tanya Zeline sambil menunjuk dirinya sendiri. "Iya kamu. Ibu ku lagi sakit jadi aku meminta ijin sama pak Liandra dan pak Liandra meminta kamu untuk menggantikan ku" ujar Lira menjelaskan kepada Zeline. "Kenapa aku mbak?" tanya Zeline yang masih bingung. "Ini pertemuan sama klien luar negeri dan bahasa inggris mu bisa sangat diandalkan jadi pak Liandra memintamu untuk menemaninya" ujar Lira. "Bukannya kalau mbak Lira lagi ijin pak Liandra meminta pak Candra untuk menemaninya?" "Pak Candra, sudah ada janji dan katanya tidak bisa di batalin" Zeline, mengambil nafas dalam lalu membuangnya. "Baiklah mbak" ucap Zeline pasrah, Zeline langsung lemas ini kali pertama dia pergi berdua menemui klien sama bosnya. Sebelumnya dia juga pernah diajak menemui klien tapi bersama Lira, ada Lira disampingnya tapi sebentar sore dia sendiri. Jam menunjukkan pukul 16.00, sudah waktunya pulang. Zeline, segera bergegas menemui pak Liandra yang masih di ruangannya. Sebelum masuk keruangan direktur, Zeline terlebih dulu mampir keruangan Lira, dia mengambil berkas-berkas yang harus dia bawa dan dia pelajari sebentar. Setelah dia memahami, dia pamit ke Lira untuk menemui Direktur. Namun belum sempat Zeline, mengetuk pintu, Liandra sudah lebih dulu keluar. "Selamat sore pak Liandra" sapa Zeline dengan sopan dan ramah. "Sore, apa sudah siap?" jawab Liandra sekaligus bertanya. "Sudah pak" jawab Zeline. "Hari ini tidak ada Lira yang menemanimu, jadi saya harap kamu tidak mengecewakan saya" ujar Liandra datar dan sambil berjalan. "Baik pak" jawab Zeline sedikit gugup. "Ganteng tapi sayang datarnya gak ketulungan. Coba aja dia asyik kayak pak Candra, sudah pasti gue sikat loe" batin Zeline. Sedangkan di sana di kantor Damar, hari ini dia akan pulang larut karna masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Semenjak tuan Permana menyerahkan tanggungjawab penuh kepadanya, hari-hari Damar selalu dihabiskan dengan pekerjaan yang begitu menumpuk karena perusahaannya semakin berkembang. Tak lupa dia mengabari adiknya karna dia tak mau membuat adiknya khawatir. "Sayang, hari ini kakakmu yang paling tampan ini akan pulang larut, kau jangan lupa makan, jaga kesehatanmu dan jangan keluar malam" send Zeline, tak lupa dia memberi emoji love. Zeline tersenyum geli membaca isi pesan kakaknya, "Lebay" spontan Zeline berucap, Liandra yang mendengar itu langsung mengerutkan keningnya sambil menoleh kearah Zeline, Zeline yang menyadari itu langsung menutup mulutnya dengan tangannya. "Maaf pak" ucap Zeline pelan, tak lama akhirnya mereka sampai disebuah restauran mewah dimana tempat mereka menemui klien. Mereka berdiskusi cukup lama, Zeline begitu Pasih dan luwes dalam berdiskusi, selama berdiskusi Liandra terus memperhatikan Zeline, cara bicaranya sangat berbibawa dan Liandra merasa sangat puas dengan cara kerja Zeline. Bagaimana tidak, dia sering di ajak papanya untuk menemui klien. Jadi, sedikit banyak Zeline paham cara menghadapi klien. "Aku puas dengan cara kerjamu Zeline" bisik Liandra yang membuat bulu kuduk gadis itu berdiri dan sedikit salah tingkah. Dengan cepat, Zeline berusaha sebiasa mungkin, ia tak ingin Liandra mengetahuinya. "Terimakasih pak Liandra" ucapnya pelan namun terdengar sopan. Selesai membicarakan pekerjaan mereka makan malam sejenak. Tak lupa juga mereka memesan wine. Zeline tak pernah menyentuh alkohol berusaha dengan halus menolak ajakan kliennya untuk minum. Tapi kliennya terus memaksa Zeline untuk minum. Hingga akhirnya Liandra memberi penjelasan kepada kliennya kalau sekretaris penggantinya memang tak bisa menyentuh alkohol. Kliennya mengerti itu, dan dia berinisiatif memesankan langsung orange juice untuk Zeline. Mr Jack membikinkannya langsung special untuk Zeline. Tak lama Mr Jack datang membawa satu orange juice untuk Zeline. "Thank you, Mr" ucap Zeline berterimakasih dengan senyum manis khasnya, tanpa rasa ragu dan curiga Zeline langsung meminum jusnya. Tak selang lama setelah meminum orange jus itu tubuh Zeline menjadi panas, wajahnya seketika memerah dia menjadi tidak nyaman. Liandra terus memperhatikan gadis itu, ada yang aneh dari gadis itu. Liandra langsung searching di internet, matanya membulat seketika ketika melihat keterangan yang ada di internet. "Sialan" gumamnya, dia melihat ke arah Mr. Jack dia menatap pria asing itu dengan tatapan tajam. Menyadari tatapan Liandra, Mr. Jack langsung membisikkan sesuatu padanya. "Aku sudah memasukkan obat perangsang pada sekretarismu, berikan dia padaku maka aku akan langsung menyetujui kerjasama kita," bisik Mr. Jack dalam bahasa Inggris yang membuat Liandra geram, tak banyak bicara dan tak menggubris ucapan Mr Jack, Liandra langsung membawa Zeline pergi. "Zeline, mari kita pergi dari sini" ujar Liandra mengajak Zeline pergi. "Baik pak" jawab Zeline yang mulai gelisah namun masih berusaha menutupinya. Di sana di kantor Damar, gadis cantik itu datang membawakan makanan untuk Damar, dia sudah sangat hafal kalau kekasihnya itu akan lupa makan kalau sudah bergelut dengan pekerjaannya. "Sayang..." sapa Arin yang langsung masuk tanpa mengetok pintu, tersadar ada memanggilnya Damar langsung berdiri menghampirinya. "Kamu datang sama siapa?" tanya Damar "Aku naik taksi tadi" jawab Arin "Kamu pasti belum makan, aku bawain makanan kesukaan kamu" ujar gadis itu dengan lembut sambil membuka tentengan yang dia bawa. "Hhheemmm aromanya enak nih, kamu sendiri yang masak?" tanya Damar yang tak sabar melahap makanan yang dibawakan kekasihnya itu. " Iya dong, jawab Arin dengan senyum manjanya" "Calon istri idaman" kata Damar yang langsung mencubit pelan hidung kekasihnya itu, dan mereka langsung menikmati makan malam yang dibawakan Arin.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD