bc

MARRY YOU

book_age0+
2.2K
FOLLOW
20.5K
READ
possessive
love after marriage
opposites attract
arranged marriage
goodgirl
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Second book of triplet series. Based on Divo story.

"Apa yang penting dalam pernikahan? Jelas kepercayaan dan kesetiaan."

"Kenapa?"

"Karena disaat kita menikah, kita bukan lagi dua tetapi menjadi satu. Makanya kita butuh kesetiaan untuk saling menopang dan melengkapi. Dan untuk percaya? Bukankah itu juga salah satu bentuk perasaan cinta pada pasanganmu?"

chap-preview
Free preview
CHAPTER 1
Deva, Divo dan Diva, adalah 3 anak yang keluar dari rahim yang sama dengan beda waktu yang hanya beberapa menit. Jika Deva lahir 7 menit sebelum Divo, maka Diva lahir 9 menit setelah Divo dilahirkan. Yaps, Deva, Divo dan Diva adalah saudara kembar tiga alias triplet. Ketiganya memiliki kesamaan yang cukup signifikan pada fisik dan wajah mereka, khususnya Deva dan Divo yang mungkin terlihat sangat mirip karena mereka sama-sama lelaki. Selain kesamaan fisik antara Deva dan Divo, kesamaan lain yang sangat terlihat pada ketiganya adalah, mereka bertiga sama-sama keras kepala dan begitu berprinsip. Kalau kata mama mereka, Grace, itu bukan hanya karena mereka kembar, tetapi itu adalah sifat turun temurun yang wajib dimiliki oleh seorang Hanjaya. Mama mereka, Grace selalu bilang, dia sudah kebal menghadapi orang-orang keras kepala dan ngototan. Grace sudah terbiasa menghadapi 4 orang yang punya kepribadian seperti itu setiap harinya. Tapi semirip-miripnya mereka, ketiganya tetaplah pribadi yang memiliki banyak perbedaan. Perbedaan diantara mereka yang paling mencolok adalah soal kepribadian dan cara berpikir dari ketiganya tentang suatu hal. Setiap orang yang melihat mereka sekarang, mungkin akan berpikir kalau Deva, Divo dan Diva memiliki sifat dan sikap yang sama. Bukan hanya karena ketiganya kembar, tetapi juga karena lingkungan tempat ketiga kembar itu dididik dan dibesarkan. Semua memang terlihat sama kalau dilihat sekilas, tapi kalau dilihat lagi secara baik-baik, maka orang akan dapat menemukan perbedaan akan sikap dan sifat ketiganya. Jika keras kepala dan berprinsip adalah kesamaan dari ketiganya, maka cara berpikir dan hasil pemikiran adalah perbedaan yang paling mencolok dari ketiganya. Contohnya, pemikiran mereka dalam hubungan antara s*x, cinta dan pernikahan. Bagi Deva yang memiliki gaya hidup yang layaknya cassanova yang terlahir pada zaman modren ini, s*x itu layaknya alat. Alat yang dapat digunakan untuk pemuas nafsu s*x. s*x juga bukanlah hal yang tabu seperti jaman dulu. s*x hanyalah tentang nafsu dan pemuasan gairah. Begitulah Deva selalu mengatakan pendapatnya kalau ada yang menanyainya soal s*x. Jika Deva berpikir seperti tadi soal s*x, maka Diva sendiri yang membentuk dirinya menjadi wanita anggun, berkelas dan memiliki pendidikan tinggi, memiliki pemikiran sendiri juga soal s*x. Buat Diva, s*x itu bukan sekedar alat karena buatnya ada campur tangan perasaan disana. Buat Diva, s*x juga bisa dilakukan tanpa adanya cinta. Kata Diva, beda s*x yang dilakukan dengan cinta dan tanpa cinta adalah perasaan akhir dari setelah s*x dilakukan. Jika dilakukan dengan orang yang dicintainya, maka s*x itu pasti sangat membahagiakan baginya. Tapi, jika dilakukan tanpa perasaan, maka s*x itu memang hanya akan memberikan kepuasan saja. Dan hey, bagi Deva, Diva dan beberapa orang, hidup bukan tentang cinta saja. Nah, jika Deva dan Diva berpikir seperti itu, maka berbeda lagi dengan Divo yang berpikir s*x itu adalah hubungan yang harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan perasaannya. s*x itu bukan hanya alat pemuas nafsu seperti kata Deva, karena jika s*x hanyalah alat pemuas nafsu maka s*x maka video porno tidak akan dilarang keberadaannya. Divo juga tidak setuju soal s*x menurut Diva, s*x menurut Diva itu seolah-olah s*x bisa dilakukan dengan semua orang. Lalu kenapa harus ada HIV dan AIDS kalau memang s*x sebebas itu, iyakan? Divo tidak mengatakan kalau dia adalah manusia sempurna tanpa dosa, hanya saja memang begitulah cara berpikir Divo. Lagipula cara berpikir Divo ini memang sangat dipengaruhi oleh bagaimana agama, keluarga dan lingkungan Divo mendidiknya. Entahlah bagaimana ceritanya dia, Deva dan Diva bisa memiliki perbedaan sangat mencolok begini, padahal mereka memiliki agama, keluarga dan lingkungan yang sama. Mungkin benar kalau semua itu berpulang lagi kepada pribadi masing-masing orang. Orang-orang disekeliling Divo tau kalau Divo itu adalah tipe manusia yang punya karakter lurus. Saking lurusnya Deva dan Diva sering menyebut Divo sebagai manusia kolot dijaman modren. Menurut keduanya, Divo terlalu strick dengan kehidupannya yang seharusnya lebih lepas dan bebas. Tapi inilah Divo, Divo melakukan apa yang dipikirkan dia benar. Divo tidak marah kalau Deva atau Diva, menyebutnya sebagai orang dengan kepribadian kolot, karena buat dia kepribadian itu bukan masalah kolot atau modern. Semua itu soal prinsip dan pendirian. Selain itu, Divo tau kalau Deva dan Diva mungkin saja selalu mengatai dia kolot, tapi Divo tau kalau keduanya akan menjadi orang terdepan yang akan menghajar dan membelanya jika ada yang mengatai Divo kolot atau perkataan buruk yang lainnya tentang Divo. Selain dari cara berpikir yang memang terkesan sangat lurus dan kolot seperti apa yang sering dikatakan oleh Deva dan Diva, Divo juga terbiasa dengan hidup yang penuh dengan aturan-aturan yang telah dibuatnya untuk dirinya sendiri. Divo percaya kesuksesan itu akan dia dapatkan karena usaha dari diri kita sendiri. Menurut Divo, salah satu usaha Divo untuk mencapai kesuksesannya adalah dengan mengikuti aturan-aturan yang dia buat tersebut. Jangan berpikir kalau kedua kembar Divo adalah kembaran jahat yang sering menindas dan memperlakukan Divo dengan buruk dan semena-mena. Aslinya, Deva dan Diva begitu perhatian dan menyayangi Divo. Keduanya hanya memiliki mulut yang terlalu pedas dan mengeluarkan apapun dari mulut mereka sesuai dengan isi otak mereka. Mereka tidak menyaring terlebih dahulu kata-kata mereka dengan hati mereka. Divo yang memang sudah tau dan terbiasa dengan cara berbicara kedua kermbarnya itu, tidak akan akan sakit hati lagi dengan mulut kedua orang itu. Jadi kesimpulannya, wajah ketiganya bisa saja mirip. Tapi tidak dengan yang lainnya. Intinya, sampul boleh mirip, tapi isi tetaplah berbeda. *** Sejak kecil Divo mempunyai mimpi menjadi seorang pilot, burung besi itu benar-benar membuat Divo kecil jatuh cinta untuk pertama kalinya. Saat itu Divo masih berumur 5 tahun, itulah kali pertamanya Divo diajak pergi untuk menaiki pesawat oleh kedua orang tuanya. Sungguh, saat itu Divo benar-benar terpesona dengan bagaimana benda itu bisa terbang meski benda itu sangat berat. Tidak hanya itu, melihat benda itu bisa terbang di udara membawa orang-orang didalamnya dan bisa menempuh jarak yang sangat jauh dengan waktu yang singkat membuat Divo semakin penasaran akan pesawat. Awalnya Divo hanya berkeinginan menjadi bagian dari techniciant khusus pesawat saja. Simplenya Divo hanya berniat menjadi pembuat dan memperbaiki pesawat saja, tapi Divo malah ingin menjadi pilot ketika melihat seorang pilot dengan seragam hitamnya menarik koper miliknya diikuti oleh co-pilot dan pramugarinya, membuat sosok pilot benar-benar terlihat keren di mata Divo. Membayangkan bagaimana dia yang akan mengemudi burung besi raksasa itu, membuat Divo membentuk dirinya dengan baik, agar mimpinya menjadi salah satu orang yang akan mengemudikan burung besi raksasa itu bisa terwujud. Deva dan Divo harusnya berterima kasih kepada keluarga papa mereka karena papa mereka, Ghani. Dia telah menurunkan gen kepintaran kepada mereka berdua. Dengan gen itu, Deva dan Divo memiliki otak yang cerdas yang selalu disiriki oleh Diva. Karena gen itu juga, tidak susah buat mereka untuk mencapai mimpi mereka masing-masing. Deva berhasil menjadi seorang programer seperti mimpinya dan Divo sendiri berhasil menjadi seorang pilot seperti cita-citanya. Soal Diva, mungkin bagi Diva jalan untuk mendapatkan cita-citanya tidaklah semulus dan semudah kedua kembarnya. Tapi bukan berarti Diva gagal untuk mencapai mimpinya, karena Diva pada akhirnya dia berhasil juga mendapatkan cita-citanya sebagai seorang dokter anak. *** Divo tau kalau pekerjaan yang dipilihnya sangat beresiko dan harus banyak berkorban, tapi Divo merelakan semua itu demi cita-citanya menjadi seorang pilot. Divo tau untuk suatu pencapaian biasanya akan selalu ada yang harus dikorbankan. Salah satu yang dikorbankan Divo adalah tidak adanya waktu lagi untuk hangout dan bermain dengan teman-temannya. Semua waktu liburan yang Divo punya selalu habis untuk beristirahat di rumah. Hangout-pun biasanya hanya dia lakukan bersama Deva atau Diva atau kedua-duanya. Alasan ini jugalah yang membuat Grace selalu kesal dan marah, baik kepada Deva, Divo dan Diva kalau melihat ketiganya main pulang bersama atau berkumpul di rumah bersama. Menurut Grace mereka bertiga terlalu asik dengan dunia mereka sendiri. Itu membuat mereka bertiga terlihat tidak memiliki niat untuk segera menikah. Sepanjang yang Divo tau, hanya Deva yang pernah memiliki hubungan yang serius dengan seseorang. Deva bahkan sampai ingin menikahi pasangannya itu. Sayangnya siwanita menolak lamaran Deva, bahkan kabur dengan pria lain pagi harinya. Kejadian itu membuat Deva terpuruk dan berubah menjadi pria terlabil kalau Diva memberinya nama. Pengalaman Deva ini jugalah yang membuat Divo semakin malas untuk berpacaran. Ingat, dia hanya malas, bukan tidak mau. Divo yakin pada waktunya dia akan jatuh cinta, lalu berpacaran, kemudian menikah dan punya anak. Tapi itu semua Divo rencanakan dalam urutan terakhir plan hidupnya untuk saat ini. Divo sudah memiliki rencana untuk menikah diumurnya yang ke-35 tahun nantinya. Menurut Divo itu masih cukup normal untuk kalangan pria jaman sekarang. Tapi ternyata tidak dengan Grace, mama dari ketiga kembar itu. Sejak dia, Deva dan Diva memasuki umur 25 tahun, Grace mulai kalang kabut dan mulai merecoki mereka soal pernikahan, pasangan, anak dan cucu. *** Menurut Divo, dia adalah anak yang paling beruntung soal Grace yang mulai ribut soal jodoh dan pernikahan. Divo beruntung karena paling jarang mendengar omelan Grace. Jadwal penerbangan Divo yang sangat padat dan jauh membuat intensitas pertemuan antara Divo dan mamanya sangat kecil. Jadi kecil juga kesempatan Grace untuk merecokinya soal pernikahan. Jika Divo orang paling beruntung maka Diva adalah yang paling sial. Diva tinggal bersama orang tuanya, posisi dia sebagai anak perempuan juga membuat Grace sangat gencar dan getol untuk mencarikan jodoh untuk Diva dengan segera. Kalau Diva menolak atau melakukan sesuatu untuk membatalkan perjodohan itu, maka Diva harus rela mendengar ceramah sepanjang hari dari Grace. Meski begitu Grace tidak kapok untuk menjodohkan Diva. Tapi bukan Diva namanya jika tidak bisa membatalkan perjodohan dari Grace itu. Diva akan melakukan segala hal untuk menolaknya kalau dia memang tidak mau. Alhasil 6 pria yang dikenalkan Grace ke Diva, tidak ada satupun yang berhasil dijodohkan dengan Diva. Entah memakai cara apa Diva membuat orang yang dijodohkan dengannya langsung menolak dan menyerah akan dia. Gagalnya Grace menjodohkan Diva, membuat Grace memindahkan targetnya pada Deva. Hari ini Deva akan dikenalkan dengan putri teman Grace disebuah acara makan malam yang telah dirancang baik oleh Grace dan temannya. Saat Deva sibuk dengan makan malam yang bertujuan untuk menjodohkannya, Divo dan Diva malah kencan berdua. Kencan weekend itu adalah rutinitas mereka ketika mereka sedang sama-sama libur. Kencan bersama ini mereka lakukan kalau Divo lagi libur dari kerjanya. Biasanya mereka bertiga akan pergi makan, menonton dan belanja. Tapi karena Deva hari ini tidak bisa ikut, jadilah hanya Divo dan Diva yang jalan hari ini. Sayangnya kencan mereka hari ini terpaksa terhenti karena Deva tiba-tiba menelpon dan meminta Divo untuk menggantikannya. Divo yang menebak kalau saat ini Deva sedang tidak baik-baik saja akhirnya setuju untuk menggantikan Deva. Seperti biasa, Divo akan selalu membantunya sebisa yang dia bisa. Sama seperti Deva dan Diva yang akan selalu membantu Divo ketika Divo butuh bantuan. "Malam om, tante," sapa Divo pada pasangan paruh baya seperti mama papanya yang duduk di depan mereka. "Loh Deva, kok nyapa kita lagi," kata wanita itu, Rika. Divo tersenyum tidak enak, merasa segan karena sudah seperti mempermainkan seseorang. "Maaf tante, bukan Deva tapi Divo," kata Divo lagi. Merasa ada aura menusuk dari sampingnya, Divo melirik kemamanya dan Divo hanya biss menyegir kecil pada Grace. Sedangkan alis teman mamanya mengernyit bingung, membuat Divo semakin tidak enak. "Deva mana?" tanya Grace tertahan. "Deva tiba-tiba enggak enak badan ma" bisik Divo dengan berhati-hati. Grace akhirnya hanya bisa menghela napas pelan untuk mencoba lapang dan bersabar dalam menghadapi kelakuan anak-anak kembarnya itu. Grace memasang senyum masam pada Divo, lalu senyum tidak enak pada temannya. "Maaf ya Ri, kayaknya Deva tiba-tiba sakit jadi diantar Diva pulang. Nggak papa kan kalau Divo yang nemanin," kata Grace. Tapi teman mama Divo tampak terdiam sejenak, membuat Divo sempat berpikir kalau teman Grace itu marah. Kalaupun wanita itu marah, menurut itu wajar menurut Divo karena dia mungkin merasa dipermainkan. Tapi diluar dugaan, wanita itu malah berdecak kagum. "Ini bukan Deva Grace? Ini Divo?" Mama grace tidak menjawab sebentar lalu mengangguk. "Wow, benar-benar mirip ya Grace!!!" pekik wanita itu. Divo hanya bisa diam tidak menanggapi, tidak tau apakah harus merasa lega karena teman mama Divo tampaknya tidak tersinggung atau marah. Saat terasa aman barulah Divo menyadari ada orang lain disana selain dari kedua orang paruh baya itu. Divo terdiam melihatnya, bukan karena terpesona dengan penampilan wanita itu. Divo hanya mengamati dengan seksama, gadis dihadapannya itu. 'Sepertinya ini adalah orang yang akan dijodohkan dengan Deva. But isn't she looks too young for Deva?' pikir Divo dalam hati. "Karena Divo yang ada disini, lebih baik Divo yang aku kenalin ke Aya ya Ri" Saat kata-kata itu keluar dengan lancarnya dari mulut Grace. Saat itulah dia tau kalau rencana dia semuanya akan hancur. Semuanya tidak akan lagi berjalan sesuai dengan apa yang telah disusunnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Marriage Agreement

read
590.8K
bc

Fake Marriage

read
8.5K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

THE DISTANCE ( Indonesia )

read
580.1K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

T E A R S

read
312.8K
bc

Over Protective Doctor

read
475.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook