bc

Suamiku Bukan Office Boy Biasa

book_age18+
459
FOLLOW
8.2K
READ
HE
fated
heir/heiress
bxg
lighthearted
brilliant
like
intro-logo
Blurb

Memiliki gelar Magister Ilmu Komputer, tapi berujung jadi Office Boy!

Setelah kakaknya yang bernama Venus menghilang, Bumi menyamar dan melamar kerja di perusahaan milik keluarga Tommy, mantan kekasih Venus, untuk menemukan jejak kakaknya.

Bumi yang telah lolos seleksi, dipermainkan dan dipindah ke bagian petugas kebersihan dalam kata lain menjadi office boy.

Kesialan kembali datang ketika Bumi harus menikahi Moza yang kasar dan angkuh, adik dari Tommy. Belum lagi perempuan itu mengalami kelumpuhan.

Bagaimana kisah Bumi selanjutnya? Mampukah ia berhasil pada tujuannya?

.

Baca juga kisah orang tua Bumi dalam judul BINTANG UNTUK ARIES.

***

Cover by Shenaarts

chap-preview
Free preview
1. Jadi Office Boy!
Seorang pria muda sedang menatap layar tabletnya dengan ekspresi begitu serius, jarinya menggulir profil sebuah keluarga, kemudian berhenti ketika melihat foto seorang pria di sana. “Tommy Eka Pramana, bisa-bisanya kamu bertunangan dengan perempuan lain setelah kakakku menghilang!” Tampak kemarahan di mata pria muda itu. Sekitar tiga bulan lalu, Bumi Arsya Kavindra mendapat kabar bahwa Venus Alula, kakaknya menghilang. Venus sempat berpacaran dengan Tommy, tapi hubungan mereka ditentang oleh sang papa serta para tetua. Bahkan, Venus dijodohkan oleh opa mereka dengan pria Turki. Venus tidak terima dan pergi dari rumah hingga sekarang belum kembali, menghilang tanpa jejak. Bumi sebelumnya melanjutkan kuliah pascasarjana di Singapura dan baru sebulan Bumi kembali ke Jakarta setelah menyelesaikan studinya, tapi dia cukup tahu tentang Tommy dari Venus. Dia pikir Venus akan pergi menemui Tommy, tapi papa mereka telah menanyakan pada pria itu dan jawabannya tidak, bahkan keduanya telah putus. Sekarang Bumi bertekad menyelidiki Tommy dan keluarganya. Bumi merasa janggal ketika papanya mengatakan keluarga Pramana tidak mengenal Venus menurut penuturan mereka. Padahal Venus sempat bercerita pada Bumi, bahwa keluarga Tommy menerimanya dengan sangat baik saat dia berkunjung ke kediaman Pramana. Setelah membaca kembali profil Tommy sekeluarga, Bumi menyiapkan barang keperluan untuk pergi ke Bandung esok hari. Tommy dan keluarganya memang tinggal di Bandung dan memiliki sebuah perusahaan periklanan cukup besar di sana. Bumi melamar sebagai staf akuntansi dan lolos. Lusa mulai bekerja. Tentu dirinya menyamar agar dapat memasuki perusahaan itu. Dia bermaksud mendekati Tommy serta adik bungsu Tommy bernama Nancy yang bekerja di sana. Keesokan harinya, Bumi siap untuk pergi. Dia yang telah rapi menyeret koper dari kamar dan melihat keluarganya sudah berkumpul. Keluarganya bisa dikatakan cukup ramai. Bumi sendiri anak ketiga dari tujuh bersaudara. “Bumi, hati-hati di sana, Sayang. Jangan lupa shalat, makan, mandi, tidur—” “Baik, Ma.” Bumi segera memeluk sang mama. Bibirnya membentuk senyum geli. Apa yang dia rindukan di rumah selain kebersamaan keluarga, salah satunya adalah ocehan mamanya. Starla, mama dari Bumi, sebenarnya tidak rela putranya pergi padahal baru sebulan sang putra kembali dari Singapura. Namun, dia mendukung niat Bumi untuk menyelidiki keluarga Pramana itu. Dia sangat merindukan Venus. Gadis itu, meski sudah berusia 30 tahun, tapi belum pernah berpisah darinya sampai selama ini, sejak ia menyandang status sebagai mama dari Venus. Dia percaya Venus dapat bertahan di luar sana, tapi namanya orang tua jelas ingin tahu bagaimana kondisi putrinya sekarang. "Kak?" panggil Ariel si bungsu, lalu memberinya sebungkus cokelat. Bumi mengambilnya dan menggendong sang adik yang berusia lima tahun itu. Mereka memang berjarak 20 tahun. "Terima kasih," Bumi mengecup sayang pipi Ariel, membuat gadis kecil itu tersenyum malu. “Kak Bumi hati-hati di sana, sering-seringlah menghubungi kami. Kalau ada yang jahat sama Kakak panggil kami, biar kami yang bereskan," ucap Kejora menunjukkan otot lengannya membuat Bumi terkekeh. Kejora sang adik memiliki saudara kembar bernama Keiyona, mereka sering berbuat ulah, begitu pula adiknya yang lain bernama Orion. Ketiganya satu tipe lebih senang menggunakan otot daripada otak. Ini sedikit banyak mirip dengan mama mereka. Setelahnya Bumi mendekati Mars. Venus dan Mars adalah saudara kembar. Mars sudah berusaha keras mencari Venus, dia juga beberapa kali menyelidiki keluarga Pramana, tapi belum mendapat hasil. “Kalau ada apa-apa hubungi Kakak.” Mars menepuk pundak sang adik. Bumi mengangguk dan memeluk kakaknya itu. Terakhir, Bumi menuju Aries sang papa. Wajah pria panutannya itu tampak jauh lebih kurus. Mungkin dari semua Aries yang paling sedih dan kecewa. Bumi mendengar, jika Aries dan Venus bertengkar hebat karena Aries tidak menyetujui Tommy dan lebih berpihak pada pria Turki. Hingga terucap kata-kata tak mengenakkan dari Venus bahwa Aries bukanlah papa kandungnya dan tidak berhak mengaturnya, ini membuat Aries kecewa. Aries memang bukanlah papa kandung Venus dan Mars. Keduanya adalah anak dari mendiang kakak Aries yang pria itu rawat sejak usia enam bulan karena orang tua mereka telah meninggal. Aries menjadi sosok ayah dan ibu bagi keduanya hingga Starla hadir empat tahun kemudian dan mereka membangun keluarga bahagia. Bumi tahu cerita ini, tapi baginya Venus dan Mars tetap adalah kakak kandung, bukan kakak sepupu. Sama seperti orang tuanya yang menganggap keduanya anak kandung. “Pa, aku akan menemukan Kak Venus,” ucap Bumi lebih dulu. Aries pun memeluk putranya itu. “Hati-hati di sana, jaga kesehatan dan jangan membebani dirimu,” balas Aries. “Papa juga jaga kesehatan.” Bumi diantar sampai teras. Pria muda itu pergi dengan mobil yang dikendarai sopir keluarga mereka. “Bumi,” panggil Starla ketika putranya akan menutup pintu mobil belakang. “Apa, Ma?” Bumi langsung menoleh. “Ikan hiu makan kurma. I love you, buah hati mama.” Aries melirik sang istri. Di saat seperti ini masih sempat-sempatnya wanita itu pantun. Sementara Bumi terkekeh geli mendengarnya. “Love you too, Ma. Pergi dulu semua. Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikumsalam.” Starla masih memandangi mobil sang putra yang menjauh. Entah kenapa dia punya firasat jika kepergian kali ini akan terjadi hal besar di hidup putranya itu. *** Butuh waktu lebih dari empat jam akhirnya Bumi sampai di tempat tujuan yaitu kos-kosan murah dekat dari perusahaan iklan Pramana. Bumi telah mendapat kunci kamar dari pemilik kos dan dia pun bergegas menuju kamarnya, kos-kosan ini dicarikan seorang teman dan dia sudah membayarnya. Kamar di sini memang kecil, tapi terjaga kebersihannya. Ini yang paling penting bagi Bumi. Saat Bumi membereskan barang-barang bawaannya, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya yang memang setengah terbuka. Bumi melihat seorang pria yang sepertinya lebih tua darinya berdiri di depan pintu. “Anak baru?” tanya pria itu. “Iya, Kang. Silakan masuk. Maaf berantakan, masih beres-beres.” “Panggil Sultan saja. Kamarku di sebelah, kalau butuh apa-apa nggak perlu sungkan.” “Terima kasih.” Melihat Sultan pria yang ramah, Bumi juga tak kalah ramah. “Namaku Bumi.” Setelah mengobrol sebentar Sultan mengernyit memperhatikan Bumi. Pria muda itu tadi mengatakan dia berasal dari desa, tapi perawakannya sungguh tidak seperti orang desa. Dia layaknya tuan muda kaya. Meski pakaian yang dikenakan tidak mewah, tapi dengan wajah bersih, tubuh proposional, semua yang melekat di tubuh Bumi tampak berkelas, membuat Sultan iri saja. Bumi langsung menebak jalan pikiran Sultan. “Aku dapat beasiswa untuk kuliah di UI dan sempat kerja juga sebentar di Jakarta sebelum ini.” Sebenarnya ini juga tidak berbohong. Dia memang mengambil S1 di UI dan berkerja di perusahan keluarga sebelum melanjutkan kuliah di Singapura. “Pantas saja.” Sultan pun percaya dengan itu. Dilihat Bumi ini sopan dan sedikit cupu, sepertinya memang dari desa yang sudah terpapar penampilan orang-orang berada Jakarta. “Memang diterima kerja di mana sekarang?” tanya Sultan. “Di Pramana.” Sultan yang mendengar itu langsung terbatuk. “Kenapa di sana?” Ekspresinya terlihat bahwa Bumi mengambil keputusan yang salah melamar kerja di sana. Sultan bercerita beberapa penghuni di sini juga adalah karyawan Pramana dan sering dibuat lembur, tapi tidak ada uang lembur. Masih banyak lagi kekurangan perusahan itu yang diceritakan Sultan ketahui dari beberapa orang yang kerja di tempat itu. Dia melihat Bumi sebagai pemuda yang mudah mengatakan ‘iya’ takutnya setelah bekerja, Bumi dijadikan pesuruh. Sultan menepuk pundak Bumi. “Ingat, jangan mau ditindas.” Bumi mengangguk. “Tentu saja.” Bumi tak menyangka keesokan harinya, dia mendapatkan kejutan dari perusahan iklan itu. “Apa maksudnya jadi office boy? Saya jelas-jelas lolos dengan posisi staf akuntansi!” Bumi yang biasanya tenang mulai meninggikan suaranya. Bukan dia merendahkan posisi office boy, tapi perusahan ini yang telah menerimanya di posisi staf mengubah ke posisi petugas kebersihan, sungguh membuatnya merasa dipermainkan. “Posisi itu sudah penuh, tinggal posisi office boy yang masih tersedia. Kalau kamu mau, tanda-tangan kontrak dan akan langsung kami pekerjakan, tapi kalau tidak mau, silakan keluar,” ucap salah satu petugas penerima karyawan baru bernama Erik. Sebenarnya dia tahu pria di depannya cukup kompeten dilihat dari CV pria itu. Sayangnya setelah mereka menerima pria yang bernama Bumi Raharja ini, adik dari tunangan Pak Tommy ingin bekerja di sini di bagian akuntansi, bahkan bersama temannya pula. Untuk melamar kerja di sini memang Bumi mengganti identitas, ijazah pun palsu, tapi dia membuat sedemikian rupa agar tidak dapat diketahui. Bumi mengepalkan telapak tangannya, dalam hati dia mengingat lagi tujuannya. Kalau dia menolak, berarti harus mencari kesempatan lain untuk dekat dengan keluarga pramana dan itu pasti sangat merepotkan. Kalau menerima, dia dengan gelar Master of Computer Science harus rela menjadi Office Boy. “Baiklah saya terima posisi office boy.” *** Seorang gadis sedang melakukan fitting baju pengantin di sebuah butik bersama calon suaminya. Gadis itu bernama Moza Calandra Pramana, anak ketiga dari keluarga Pramana yang paling tidak diakui karena diketahui adalah anak dari istri kedua Bram Yuda Pramana. Moza cukup bersyukur calon suaminya dan keluarga pria itu menerima bagaimana dirinya dianggap benalu dalam keluarganya dan sebentar lagi mereka akan menikah. “Cantik sekali,” ucap Kelana, calon suami Moza, tersenyum takjub saat gadis itu keluar dari ruang ganti. “Terima kasih, kamu juga sangat tampan,” balas Moza, gadis itu terkenal kasar dan angkuh, tapi semua sikap tersebut hilang ketika bersama Kelana. Selesai fitting pakaian, mereka kembali dengan mobil masing-masing. Moza yang punya keperluan di kantor Pramana melajukan mobilnya ke tempat itu, tapi semakin lama, dia merasa ada yang salah dengan mobilnya. Remnya blong! Moza tampak pucat dan berpikir bagaimana menghentikan mobilnya. Bunyi klakson terdengar saling bersahutan ketika mobil Moza yang tak lagi terkendali melaju kencang. Di sisi lain, Bumi sudah keluar dari perusahaan Pramana, dia mulai bekerja besok, tapi tadi dirinya sudah mengunjungi semua tempat dan mengetahui apa tugasnya esok pagi. Bumi berpikir tidak salah sang papa tak menyukai Tommy, perusahan keluarga pria itu saja seperti ini. Kemungkinan keluarga itu juga tak akan beda jauh dengan cara mereka memimpin perusahan. Bumi memilih berjalan kaki untuk sampai ke tempat kosnya. Namun, tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang ke arahnya, padahal dia sudah berjalan di tempat pejalan kaki. Bumi hendak berlari, tapi mobil itu tak jadi menabraknya, pengendara banting setir dan akhirnya menabrak sebuah truk yang terparkir di depan gerbang masuk perusahaan Pramana.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.6K
bc

My Secret Little Wife

read
95.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook