bc

Goresan Hati Istri Yang Dimadu

book_age18+
412
FOLLOW
2.7K
READ
HE
kickass heroine
stepfather
drama
affair
like
intro-logo
Blurb

"Aku akan menikah lagi dengan atasanku."

Tentu saja kalimat itu terdengar sangat mengejutkan. Bagaimana tidak, siapa wanita yang ingin dimadu, apalagi alasannya hanya semata karena harta.

"Jika kamu tetap ingin menikah, maka ceraikan aku, Mas!"

Bagaimana akhir pernikahan Salvian dan Agnia sejak hadirnya Ambar, seorang wanita yang ternyata menyimpan sebuah rahasia dan menjadikan alasan pernikahannya dengan Salvian sebagai alat balas dendam?

chap-preview
Free preview
1. Aku akan menikah lagi
"Mengertilah Agnia! Ini aku lakukan demi keluarga kita, demi kamu!" teriak Salvian Altezza, seorang pria berusia 28 tahun sambil menendang meja TV dengan kasar. Tidak percaya dengan apa yang sudah didengar barusan, wanita bernama Agnia Rennata itu melihat suaminya dengan pandangan yang nanar serta mata yang sudah berkaca-kaca. "Apa katamu, Mas?! Demi siapa?! Yang benar saja, Mas! Jangan membenarkan perbuatanmu itu demi nama keluarga kita!" jawab Agnia tidak percaya dengan sanggahan Salvian yang menurutnya tidak masuk akal. Salvian pun mengembuskan nafas kesal. "Aku suamimu! Apa sulitnya untuk kamu mengikuti semua kemauanku?!" sentak Salvian sambil menggenggam bahu Agnia dengan kasar. Setetes air mata mengalir di pipi Agnia, dia benar-benar merasa tidak percaya suami yang selama ini dia sayangi kini telah berubah. Orang yang selalu lemah lembut terhadapnya kini berteriak dan menyentak, bukan itu saja bahkan Salvian kini menggenggam kuat bahunya hingga terasa sakit. Akan tetapi rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya yang seakan sudah hancur lebur karena permintaan dan sikap suaminya ini. "Kamu tanya padaku apa sulitnya?" tanya Agnia lemah seakan tidak berdaya lagi. Embusan nafas lelahnya kini tidak bisa Agnia sembunyikan. Agnia menatap dalam mata suaminya, orang yang selama beberapa tahun ini telah menemani hari-hari terindahnya. Selama ini, bagi Agnia harta bukanlah segalanya, meski masih kekurangan, tidak sedikit pun dia mengeluhkan hal itu. Itu semua karena Agnia tahu suaminya sudah berusaha dengan keras, bersusah payah mencari nafkah demi dirinya dan Ellania Altezza – anak mereka yang masih berusia 3 tahun. Namun, semua pengorbanan Agnia sekarang terasa sia-sia setelah suaminya mengatakan ingin menikah lagi. Rasa sakit di hati Agnia tidak bisa tertahankan lagi, dia menarik tangan Salvian dengan paksa untuk melepaskan cengkeraman di bahunya. "Baiklah jika itu mau kamu, Mas, tapi ...." Agnia menggantungkan perkataannya karena merasa ragu dengan apa yang akan dia katakan. Mendengar perkataan istrinya itu, Salvian tersenyum senang. "Apa syaratmu Agnia? Mobil? Rumah mewah? Dia sudah bilang sanggup memberikan segalanya padamu," celoteh Salvian dengan mata berbinar. Agnia tersenyum kecut mendengar apa yang suaminya katakan. "Aku tidak butuh semua itu! Jika memang Mas mau menikah lagi, silakan saja, tapi dengan syarat ceraikan aku dulu!" Agnia mengatakan itu dengan penuh keyakinan. Walaupun ada kesedihan yang tersirat di kedua matanya, tetapi dia berpikir jika keputusan itu adalah yang terbaik. Berpisah, walau itu sangat menyakitkan. Mata Salvian melotot sempurna, meskipun sempat terbesit di benaknya sebelum membicarakan hal itu dengan Agnia, tetapi Salvian tak pernah menyangka jika istrinya itu menginginkan perceraian. Dia tahu betul Agnia sangat mencintainya dan tidak mungkin ingin berpisah karena masalah yang Salvian anggap enteng. "Tidak! Aku tidak akan pernah mau menceraikanmu! Kamu tahu betul aku sangat mencintaimu dan aku pun juga tahu kamu merasakan hal yang sama padaku!" sentak Salvian tidak terima dengan permintaan Agnia. Mendengar bentakan Salvian, membuat Agnia tersulut emosinya. "Mencintaiku? Kamu mencintaiku katamu?! Apa ini yang kamu sebut 'cinta'? Sadarkah kamu dengan semua yang kamu ucapkan itu! Cinta seperti apa ini, Mas?!" marah Agnia pada Salvian yang menurutnya sudah sangat tidak waras. Bagaimana mungkin Salvian bisa mengatakan kalau dia masih mencintai Agnia, sedangkan saat ini dia meminta untuk menikah lagi. Salvian terdiam, lalu dia menatap Agnia dengan begitu dalam. "Sekali tidak, tetap tidak! Aku tidak akan pernah mau menceraikan kamu apa pun yang terjadi," tegas Salvian namun dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya. Sungguh Agnia tidak bisa mengerti apa yang ada di pikiran suaminya itu, sepertinya dia dan Salvian kini berada di jalan yang berbeda. Agnia merasa sudah tidak sejalan lagi dengan suaminya, bagaimana Salvian bisa berpikir menikah dengan atasannya bisa membuat kehidupan rumah tangga mereka akan menjadi lebih bahagia. Agnia sudah tidak bisa bertahan dengan semua kegilaan yang dibuat suaminya, kekurangan harta atau benda dia masih bisa menahan itu semua. Selama ini, sebagai seorang istri Agnia tidak pernah meminta apa-apa kepada Salvian, apa yang suaminya itu berikan selalu diterima dengan rasa syukur olehnya. Tidak pernah ada keluhan dengan penghasilan suaminya, walau terkadang kurang dan harus mengirit dengan makan seadanya saja, tetapi Agnia sudah bahagia karena kasih sayang yang Salvian berikan padanya sudah lebih dari cukup. Namun sekarang, sosok suami yang dicintainya sudah jauh berbeda. Salvian yang selalu mengutamakan keluarganya sudah tidak ada lagi! Tangisan Agnia pun tidak henti-hentinya keluar dari mata indahnya yang kini dipenuhi dengan kekecewaan. "Tidak apa, Mas, kalau kamu tidak ingin menceraikanku, aku yang akan menggugatnya ke pengadilan! Aku tuh tidak sanggup jika harus berbagi hati dengan wanita lain, Mas. Wanita itu menawarkan harta, tapi kebahagiaan kita yang akan dipertaruhkan di sini," jelas Agnia panjang lebar, lalu menghela nafasnya lemah. Wanita itu pun kembali menatap wajah Salvian dengan tajam, tak puas dengan apa yang dia katakan sebelumnya. "Kamu pikir aku akan bahagia dengan keputusanmu ini? Dan, aku akan berterima kasih karena wanita itu sanggup memberikan uangnya untuk kebutuhanku? Kamu pikir aku wanita macam apa yang sanggup melihat suaminya bersanding di pelaminan dengan wanita lain hanya demi uang?! Sungguh picik pikiranmu, Mas!" lanjut Agnia masih dengan air mata yang berurai deras di pipinya. Melihat Agnia yang terus menangis membuat Salvian merasa sedih. Namun, tidak sedikit pun menyurutkan tekadnya untuk menikah dengan atasannya. Selama ini, atasannya itu ternyata telah menaruh hati terhadap Salvian setelah tahu kondisi keuangan keluarga Salvian yang pas-pasan. Atasannya bernama Ambar Shaquille seorang wanita karir berusia 29 tahun. Wanita itu langsung menawarkan diri untuk menikah dengannya dan sebagai gantinya, dia akan memberikan Salvian jabatan yang bagus di perusahaannya dan dia pun berjanji akan membiayai seluruh keluarga Salvian termasuk Agnia. Tidak tahan melihat air mata istrinya, Salvian mendekat. Memeluk tubuh Agnia berharap agar wanita itu berhenti menangis. "Maafkan Mas, Agnia, tapi Mas harus meakukan ini demi keluarga kita. Sudah cukup selama ini kita hidup kekurangan, mungkin ini salah satu jalan supaya kita bisa hidup dengan lebih baik," ungkap Salvian sambil mengusap punggung istrinya. Sementara Agnia terus menangis dalam pelukan pria itu sambil menggelengkan kepala, tanda bahwa dia tidak setuju dengan apa yang dikatakan suaminya. "Bukan, Mas, ini bukan demi keluarga kita! Ini hanya demi egomu yang ingin hidup dengan bergelimang harta. Kamu harus tahu satu hal, selama ini, aku tuh tidak pernah merasa kekurangan! Jadi, jangan pernah kamu mengatakan kalau ini demi keluarga kita!" sanggah Agnia sambil melepaskan pelukan Salvian dengan paksa.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.8K
bc

My Secret Little Wife

read
99.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook