bc

My Favorite Fierce Husband

book_age18+
4.3K
FOLLOW
28.1K
READ
love-triangle
possessive
arrogant
dominant
manipulative
goodgirl
drama
comedy
sweet
first love
like
intro-logo
Blurb

Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan, setiap manusia pasti memiliki kriteria pasangan idaman masing-masing, namun bagaimana jika Tuhan mengirimkan pasangan yang sifatnya tidak sesuai dengan keinginan kita?

Akibat kecerobohannya, Edrea Clarabelle atau yang biasa dipanggil Clara terpaksa harus menikah dengan Darel Kendrick, seorang lelaki kaya raya yang berwajah tampan, namun dia memiliki sifat garang dan arogan, sifat yang sama sekali bukan menjadi tipe lelaki idaman Clara.

Kesalahan yang diperbuat Clara sebenarnya bukan alasan utama Darel menjadikannya seorang istri, namun karena ada kisah masa lalu di antara mereka berdua, yang membuat Darel menjerat Clara dengan pernikahan.

"Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan CEO garang ini? Kenapa Tuhan tidak mentakdirkanku menikah dengan Gavin saja?" Clara.

"Mungkin sekarang kamu belum bisa mencintaiku karena sifat buruk ku, namun dengan seiring berjalannya waktu, aku yakin kamu akan mencintaiku." Darel.

Cinta memang bisa merubah segalanya, dan kisah ini akan memberikan buktinya...

Jangan lupa tap love nya..

Bisa follow author untuk informasi novel lain milik author Ria Wijaya?

chap-preview
Free preview
1. CEO Garang
Suasana pagi ini seharusnya seperti biasanya, namun tidak untuk hari ini, kabar bergantinya CEO baru membuat semua para karyawan tegang. Pasalnya rumor tentang Darel Kendrick CEO baru yang menggantikan ayahnya William Kendrick, terkenal sebagai orang yang garang dan arogan. Kabar itu jelas membuat para karyawan semakin ketakutan dengan sosok CEO baru ini, William saja yang memiliki sifat tegas seperti rata-rata pemimpin pada umumnya sudah membuat nyali mereka menciut, apalagi sekarang yang anaknya terkenal dengan sebutan rajanya para singa. Suasana semakin mencekam ketika semua karyawan dikumpulkan untuk menyambut kedatangan Darel, begitu pula dengan para OB yang juga ikut berbaris. Tap Tap Tap Suara beberapa pasang sepatu menggema di lobby perusahaan Kendrick Corp yang hening, para pimpinan jajaran tinggi pun menyambut kedatangan Darel dengan suaranya yang sopan. Namun Darel tampak acuh dengan sambutan itu, fokusnya hanya ada pada remasan kertas yang tanpa sengaja terjatuh di atas lantai marmer yang berada tepat di hadapannya. "Siapa yang bertugas membersihkan area sini?" tanya Darel dengan nada dingin. Semua orang kompak merinding mendengar suara Darel untuk pertama kalinya, karena terkejut dan juga ketakutan secara bersamaan, tidak ada karyawan yang menjawab pertanyaan Darel. "Axel!!!" Suara Darel yang memanggil sekretarisnya, membuat salah satu karyawan office girl terpaksa maju dengan tubuh yang terlihat gemetar, mereka semua tahu jika Sekretaris Axel akan melakukan apapun yang diperintahkan Darel, meskipun perintah itu tidak masuk akal, seperti menghilangkan nyawa misalnya. "Maaf Tuan, saya yang bertugas membersihkan area lobby," ujar karyawan wanita itu dengan gugup. Axel yang melihat name tag yang bertuliskan Jennifer di d**a wanita itu, segera mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga Darel. Kata yang dibisikkan Axel membuat sorot mata Darel semakin tajam melihat wanita yang berada di hadapannya ini. "Hari ini hari terakhirmu bekerja disini, kau dipecat!" Ujar Darel dingin. "Ini peringatan buat kalian semua, aku tidak menerima kesalahan sekecil apapun," lanjutnya sambil menunjuk ke arah remasan kertas kecil itu. Jennifer yang terkejut jika dirinya dipecat, segera berlutut dan mencengkeram kaki kiri Darel meminta ampun. "Tuan, kumohon jangan pecat saya," ujar Jennifer memohon. Bukan belas kasihan yang Jennifer dapatkan dari Darel, namun... "Singkirkan tanganmu dari kaki ku! Aku tidak sudi disentuh orang lain!" Bentak Darel marah. "Ma -- maaf," cicit Jennifer yang suaranya tenggelam karena Isak tangisnya. "Sial! Kau menghancurkan mood ku," ujar Darel langsung berlalu keluar lobby diikuti Axel menuju basement tempat mobilnya terparkir. Mereka berdua meninggalkan semua para karyawan yang mempunyai pikiran membenarkan rumor tersebut, bahwa Darel memanglah orang yang garang dan arogan. *** Darel keluar dari toilet basement setelah mengganti celana yang tidak sengaja dipegang Jennifer. "Aku tidak sudi memakai celana ini lagi!" Melemparkan celana itu, yang langsung sigap ditangkap Axel. Sedangkan Axel terkekeh. "Berani sekali kau tertawa setelah tidak menghalangi jalang itu menyentuhku!" geram Darel. "Maaf Tuan Muda, tindakannya terlalu cepat hingga saya tidak bisa menghalangi, lagipula dia jalang kelas atas, khusus para jajaran petinggi perusahaan kita yang bisa menyentuhnya, jadi dia tidak terlalu menjijikkan," jawab Axel. "Bodoh! sekali jalang tetap saja jalang, apalagi dia merayu mereka agar naik jabatan, malah semakin menjijikkan." "Baiklah, baiklah. Yang penting dia sudah dipecat," sahut Axel. Lalu mereka berdua melanjutkan obrolan yang membahas tentang pekerjaan, karena terlalu serius Darel tidak sengaja menabrak gadis yang baru saja keluar dari lift. "Maaf," ucap Clara spontan. Clara mendongak sekilas untuk melihat siapa yang menabrak dirinya. Lalu dia gemetar ketakutan setelah melihat sosok itu. Sedangkan Darel masih terkejut, dia tercengang ketika menghirup aroma parfum Clara ketika tidak sengaja badan mereka berdua menempel. Axel yang melihat diamnya Darel, segera menyuruh Clara pergi, bukankah ini hari keberuntungan buat office girl itu, karena Darel yang biasanya langsung marah ajaibnya sekarang malah terdiam. Sedangkan Darel di dalam pikirannya masih sibuk memikirkan aroma parfum. "Aroma ini ... bagaimana gadis ini bisa mendapatkan aroma parfum ini, aku yang mencarinya selama bertahun-tahun tidak bisa mendapatkannya, atau jangan-jangan ...." Darel segera menoleh ke arah gadis yang sudah membelakanginya. Deg... Sorot mata Darel jatuh tepat melihat di bawah telinga kanan Clara, yang di mana terdapat tanda lahir yang sedikit mencolok, lalu setelah itu Darel tersenyum misterius. "Serahkan semua data diri tentang gadis itu, ketika aku duduk semuanya harus siap!" Perintah Darel seenaknya tanpa mempedulikan Axel sedikitpun. "Office girl yang bernama Clara itu?" tanya Axel meyakinkan pendengarannya. "Perlu ke dokter THT?!" Pertanyaan Darel yang mempunyai maksud lain segera dijawab Axel cepat beserta kekehannya. "Baik Tuan Muda, Anda jangan khawatir, semuanya sudah di meja bahkan sebelum Anda masuk ruangan. Setelah mengatakan itu Axel jelas membuat bagian HRD kelimpungan, namun sesuai perintah Axel semua keinginan Darel akhirnya terpenuhi. *** Darel yang sudah membaca berkas lamaran Clara waktu melamar pekerjaan dulu tersenyum senang, apalagi informasi tentang alamat rumah Clara di California yang didapat Axel tanpa ia minta, membuat wajah yang nyaris tidak pernah tersenyum itu kini terlukis indah di wajah tampannya. Lalu dengan segera Darel menelpon ibunya untuk memberikan kabar bahagia ini, cukup lama dia berbicara dengan ibunya, ibunya yang akan segera datang ke kantor dengan ayahnya menutup pembicaraan di telpon itu. "Axel, suruh Clara mengantarkan minuman untukku dan kedua orang tuaku." Axel yang kini sudah mengerti tentang apa yang terjadi, segera melaksanakan perintah Darel. *** Sedangkan Clara yang baru saja mendapat perintah dari atasannya segera menuju pantry, dengan gugup dia membuat dua kopi dan satu teh yang diminta CEO - Nya. "Apakah ini akan menjadi tugas terakhirku? apakah karena tabrakan yang tidak sengaja tadi, tuan Darel akan memecat ku sambil mengantarkan minuman ini?" Monolog Clara dalam hatinya. Setelah selesai membuatkan minuman, Clara bergegas menuju ruangan Darel, dia semakin gugup ketika sampai di depan ruangan Darel. Setelah Clara memasuki ruangan itu rasanya dia ingin pingsan, otaknya membayangkan betapa malunya jika dia akan dipecat dimana ternyata ada kedua orang tua Darel juga berada di ruangan itu. Saking gugupnya Clara tidak sengaja menumpahkan kopi yang disajikannya untuk Darel, dan sialnya air kopi itu mengalir di berkas-berkas yang sepertinya terlihat penting. Suasana ruangan yang awalnya dipenuhi dengan suara ketiga orang yang sedang bercengkrama itu tiba-tiba berubah hening seketika. "Ma - maaf," ujar Clara terbata sambil menundukkan kepalanya dalam. Clara tidak melihat ada seringai dari ketiga wajah orang itu. "Kamu tahukan bahwa aku tidak menerima kesalahan sekecil apapun, apalagi ini membuatku harus rugi miliaran dolar, dan sepertinya kamu sudah tahu apa akibatnya." Ucapan Darel yang terdengar dingin, menusuk di Indra pendengaran Clara bahkan hingga ke seluruh tulang di tubuhnya. "Maaf, saya tidak mempunyai uang sebanyak itu untuk ganti rugi," ujar Clara memelas. "Kalau begitu siapkan dirimu untuk masuk penjara seumur hidup," sahut Darel enteng. "Ampuni saya Tuan, jangan masukkan saya ke dalam penjara, saya rela melakukan apapun asal tidak dipenjara, bahkan saya rela bekerja tanpa digaji, hanya ... saya meminta belas kasih Tuan untuk tetap memberi saya makan," ujar Clara memohon. Darel menyeringai mendengar perkataan Clara lalu dia mengatakan, "Kalau begitu menikahlah denganku, itulah ganti rugi yang harus kamu bayar." Bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
95.2K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook