THE SECRET LOVE

Whitsunday, Australia. Pulau yang indah dengan seribu kekayaan alam yang membentang dari ujung ke ujung. Subjek tempat wisata yang paling di gandrungi, juga menjadi salah satu yang paling mengesankan. Semua orang mengagumi dan semuanya menikmati. Kecuali seorang gadis yang tengah sibuk menata hidupnya. Menata kehidupan yang sudah kacau agar tidak semakin berantakan adalah satu satunya cara yang bisa gadis itu lakukan. Terdengar konyol memang. Tapi itulah yang terjadi. Meski menghindari masalah tidak pernah berarti apapun. Tidak bisa merubah keadaan ataupun mengembalikan semua seperti sedia kala. Tapi setidaknya, itu masih lebih baik dari pada harus melihat seorang b*****t tertawa bahagia di atas penderitaannya. Aruna Larasati, nama yang cantik. Secantik parasnya yang tiada cela. Seorang gadis yang sebenarnya mampu memikat para pria di luar sana dengan kecantikannya, namun dia tidak pernah melakukannya. Suatu pantangan yang akan berdosa jika Aruna melanggarnya adalah menggunakan wajah dan tubuh untuk keuntungan pribadinya. Pada nyatanya, dia tidak ingin di puja, tidak ingin menjadi idola atau apapun itu. Dia hanya menginginkan satu hal, yaitu.. di cintai dengan tulus. Hidung mancung, bibir tipis, postur tinggi serta tubuh ideal dengan lekuk yang menggoda adalah kekayaan fisik yang pantas di banggakan. Sesuatu yang sering kali membuat mulut kaum Adam menganga dan membuat iri hati kaum Hawa. Bukan hanya kesempurnaan secara fisik saja yang menonjol dari dirinya, melainkan kekayaan dalam hal financial juga menjadi faktor utama yang mampu menaikan harkat serta martabatnya. Suatu keajaiban saat Aruna menjadi pewaris utama RC Group Jakarta. Kerajaan bisnis yang fokus bergerak pada bidang Konstruksi dan Properti. Lalu.. apa lagi yang kurang darinya?? Rasanya memang tidak ada. Dia cantik dan bergelimang harta. Terpandang dan di segani. Terpelajar dan beratittude baik. Dia juga bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan hanya dengan satu kedipan mata. Seharusnya memang seperti itu. Tapi.. saat realita dan ekspetasi berjarak sangat jauh, maka saat itu pula yang nampak di permukaan tidaklah sama dengan apa yang terjadi. Aruna tetaplah gadis baik hati yang berpendidikan. Sebagian waktunya dia habiskan untuk belajar dan belajar. Di tambah, dia di besarkan dengan sopan santun dan kemandirian yang membuat kedewasaannya menjadi berkali kali lipat. Artinya.. tentu saja dia harus segera bangun dari khayalan. Berhenti bersandar pada bayangan semu, serta berhenti mengharapkan sesuatu yang tidak pantas dia harapkan. Nyatanya.. Uang yang melimpah ruah itulah yang seringkali menjadi faktor utama dia di manfaatkan. Di tambah kehidupan asmara Aruna juga cukup menyedihkan. Tidak selancar dalam bayangan, tidak semulus jalan tol yang sering dia lalui, juga tidak seindah mimpi mimpinya. Semua harapan seakan sirna. Lenyap tak berbekas saat rasa sakit mulai menggerayanginya. Merasuki setiap inci pori pori kulitnya, juga merusak organ tubuh yang menghasilkan hormon kesabaran. Pada dasarnya, dia tidak sebaik itu untuk memaafkan seseorang yang telah menorehkan luka serta menyakiti hatinya. Apa lagi, saat janji untuk menua bersama dalam ikatan suci pernikahan dengan seorang pria yang telah menjalin kasih dengannya selama tiga tahun lebih telah menguap begitu saja. Semuanya palsu, semua hanya sekedar omong kosong dan janji yang tidak pernah di tepati. Mungkin pria itu tidak ingkar janji. Hanya saja, pria itu lupa bahwa dia pernah berjanji. Hingga akhirnya.. bukan kebahagiaan yang Aruna dapatkan. Melainkan rasa kecewa yang mereka torehkan. Aruna harus menahan rasa sakit saat menerima undangan pernikahan dari sahabat baik yang tega menghianatinya dengan merebut bahkan menikahi kekasihnya. Seharusnya.. pernikahan mereka di gelar hari ini. Tapi.. sudahlah.. itu hanya bagian dari masa lalu. Cerita yang tidak ada gunanya untuk di ulas lagi. Semua toh percuma. Manusia hanya akan mencoba untuk mengerti dan memahami, tapi mereka tidak benar benar tau bagaimana rasanya berdiri tegap di posisi ini. Posisi dimana dia berada di ujung tebing dan hampir jatuh, posisi dimana dia mencoba bertahan dari badai yang menghantam, juga posisi dimana dia harus kuat dan tetap tersenyum dalam menerima kenyataan. Aruna tersenyum miris. Dia mengejek dirinya sendiri yang mudah terperdaya hanya dengan rayuan gombal dan kata kata manis dari seorang b******n. Jika ada yang harus di salahkan, maka orang itu adalah dirinya. Dia sudah tau sejak awal jika berjalan ke arah pria itu sama saja dengan menyakiti diri sendiri. Dan bodohnya.. dia tetap melakukannya. Sungguh ironi. Ternyata.. orang yang paling dekat dengannya adalah orang yang berpeluang besar untuk berkhianat. Dan parahnya, dia terlalu percaya hingga tidak menyadari semuanya sampai bukti yang benar benar telah menamparnya. Sekarang dia percaya jika tidak ada seorangpun yang bisa di percaya di dunia ini sekalipun itu sudah di kenalnya selama bertahun tahun. Pada akhirnya.. dia memang butuh penghianat agar tau apa arti sebuah kesetiaan... Dan rasanya.. sekarang dia memahami dengan sangat jelas.