bc

TERLAMBAT

book_age16+
656
FOLLOW
2.4K
READ
family
playboy
others
badboy
badgirl
tomboy
drama
comedy
no-couple
basketball
like
intro-logo
Blurb

Menjadi tim jurnalistik di sekolahnya.

Elsa Juwita Adytama, sering di sebut-sebut sebagai biang gosip. Gadis aneh dengan banyak keunikan. Dia tidak seperti 3 sahabatnya. Elsa berbeda.

Berawal dari sebuah ketidak sengajaan. Dirinya tengah memergoki Muhammad Ay-Yasha sedang berduaan dengan sosok perempuan. Membuat Elsa menulis berita tersebut.

Gara-gara berita tersebut juga. Elsa dan Yasha bak kucing dan anjing yang selalu bertengkar jika bertemu. Namun siapa sangka, bahwa ia kan terperangkap dalam pesona Yasha.

chap-preview
Free preview
SIAL
Seorang wanita paruh baya masuk kedalam kamar anak gadisnya. Ia menggelengkan kepalanya, ketika melihat, anak gadisnya masih tertidur. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. "Elsa, bangun!" seru wanita paruh baya itu, seraya menarik selimut milik Elsa. "Ehmm.." Elsa menarik lagi selimut yang di tarik oleh Mamanya. "Astagfirullah, Elsa bangun Nak!" Tidak menyerah. Mama Elsa tetap menarik selimut itu. Elsa mengucek matanya, ia melihat sang Mama yang begitu frustasi membangunkan dirinya. "Mama?" ucap Elsa, meregangkan otot tubuhnya. "kamu ini nggak mau sekolah apa! Lihat jam Elsa! Ini mos pertama loh," omel Mama Elsa. Elsa melebarkan kedua matanya ia melihat jam dinding yang terus berputar. "Mama! Kenapa gak bangunin Elsa dari tadi!" Gadis itu segera masuk kedalam kamar mandi untuk sekedar cuci muka. Sementara Erisa, Mama Elsa hanya diam seraya menggelengkan kepalanya. Tidak habis pikir dengan putrinya satu itu. *** Beberapa menit kemudian.... "Atribut atribut...," ujar Elsa mengecek kembali atribut mos miliknya. "Duh! Terong gue mana!" ucap Elsa menepuk keningnya. "Ma! Terong Elsa mana?" teriak Elsa sembari berjalan turun tangga. "Terongnya, di masak sama Bi Uli. Tadi Bi Uli gak tahu kalau itu buat mos," teriak Erisa dari dapur. Membuat Elsa mendesah frustasi. "Kenapa di kasih Bi Uli sih Ma! Kan itu terong buat atribut aku hari ini," ucap Elsa dengan nada kesal. "Halah! Nanti kamu beli di depan! Mas Agus pasti udah mangkal sekarang," sahut Erisa. Elsa segera sadar dari kefrustasiannya dia berlari menuju bawah. Alisa kembarannya sedang sakit Jadi dia tidak ikut mos pertama ini, hari ini. "Elsa berangkat dulu Ma, Assalamualaikum...," Elsa menghampiri Erisa di dapur lalu mencium punggung tangan Erisa. Lalu berlari lagi menuju garasi untuk mengambil motor matic kesayangannya.. *** "Lah kok Mas Agus nggak ada sih?" ucap Elsa setelah menghentikan laju motornya. "Duh mampus! Dua menit lagi gerbang di tutup. Sialan!" umpat Elsa. "Kang somay! Kemana terong Mas Agus? Eh maksudnya Mas Agus kemana?" teriak Elsa bertanya kepada tukang somay di pinggir jalan. "Mas Agus pulang kampung Neng, jadi gak jualan!" sahut tukang somay. "Lengkap sudah penderitaan lo hari ini Elsa....," gumam Elsa. *** "Anjim! Bakalan kena hukuman gue. Terong sialan!" gumam Elsa berdiri di depan pintu gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat. Elsa turun dari motor. Sedikit mengintip dari cela gerbang sekolah. Ia tersenyum manis. Ketika melihat Pak Satpam tengah memergoki dirinya di sini. "Pak Satpam kok hari ini ganteng banget sih, " ucap Elsa tersenyum manis. "Wah, saya memang tampan Non. Sejak lahir malah," sahut Pak Satpam merapihkan berewoknya. "Iya ganteng banget, bukain pintu dong," sambung Elsa dengan wajah cengengesan. "We ladalah, saya kira mujinya tulus loh Non," ucap Pak Satpam. "Kan memang tulus pak." Pak Satpam menatap Elsa dari atas kebawah. "Murid baru ya? Dan pasti terlambat!" "Iya Pak, bapak ganteng banget astagfirullah Pak, sama idola emak saya si Sahrul Khan aja lebih ganteng bapak. Percaya deh sama saya!" Elsa tidak pantang menyerah merayu Pak Satpam. "Wah, bener Non? Berarti kegantengan saya ink benar-benar paripurna ya Non," ucap Pak Satpam yang mulai terpancing dengan ucapan Elsa. "Iya dong! Banget!" sahut Elsa meyakinkan. "Dan kalau bapak buka pintunya, bakalan lebih ganteng deh," sambung Elsa. "Heh! Lo anak baru!" ucap seseorang dari belakang Pak Satpam. "Pake segala ngerayu Pak Deden lagi," sambung seseorang itu. "Mati gue, mati...," gumam Elsa. "Duh, Kakak senior kok mirip sama Aliando Syarief, sih." Elsa mengeluarkan jurus rayunya. "Rayuan lo gak mempan," ucap senior tersebut dengan nada bicara ketus. "Dih, songong banget sih. Muka kek kanobe kering aja belagu," gumam Elsa. "Apa lo bilang? Gue dengar ya!" sahut senior tersebut. "Kenapa lo telat?" "S.... Saya ke siangan Kak," jawab Elsa dengan jujur. "Kalau lo terlambat yang karena lo kesiangan lah," sambung senior. "Dah tahu, nanya," gumam Elsa sebal. "Heh lo!" Senior tersebut sepertinya kesal dengan Elsa. "Udah Don, mending tuh anak suruh masuk. Udah siang banget ini," ucap seseorang di samping senior tadi. "Masuk! Dan ikut kita," ucap salah satu senior. "Pak bukain pintunya," ucap senior itu kepada Pak Satpam. "Motor saya gimana Kak" tanya Elsa, mengambil tas dan atribut mosnya. "Biar di urus Pak Satpam," ucap senior galak. Elsa ditarik oleh senior. Ia di bawa di tengah lapangan. "Mampu njir! Rame banget." "Salah satu orang yang tidak patut di contoh! SMK kita di kenal dengan SMK yang disiplin. Apakah seperti ini? Generasi masa depan? Datang terlambat? Atribut tidak lengkap," omel Senior di tengah lapangan. "Kenapa terong yang di minta di bawa hari ini? Kenapa gak kamu bawa?" ucap senior itu kepada Elsa. "Eum, terongnya di..... Di ambil tikus. Iya di ambil tikus, Kak!" ujar Elsa ngawur. Sontak membuat semua peserta mos tertawa. "Kamu ini sudah terlambat! Atribut gak lengkap. Saya sampe bingung harus kasih kamu hukuman apa!" "Kira-kira apa hukuman yang cocok buat dia?" tanya senior lain, kepada peserta mos. Elsa hanya mengigit bibir bawahnya. Merutuki kebodohan dirinya. Joget dong! Ngepel lapangan... Dan masih banyak lagi, hukuman aneh-aneh yang di lontarkan oleh semua peserta mos. "Malik! Gue bawa satu mangsa lagi," teriak seseorang dari belakang. Membuat semua orang menatap ke arah sumber suara. "Nah kan, ada temannya lo," ujar senior bernama Malik kepada Elsa. Elsa menatap senior yang berjalan dengan seorang lelaki. Lelaki tersebut mengunakan atribut lengkap, rambutnya di potong cepak, dengan topi bola plastik terlihat sangat lucu. Di dadanya terlihat nametag bernama, "Si Pujangga Rindu. " "Si Pujangga Rindu.... Asek nama lo bagus juga," ucap Malik tertawa. "By the way, kenapa lo telat?" tanya Malik. "Saya gak telat Kak, saya hanya ketiduran di mushola," jawab Si Pujangga Rindu. "Cocok nih, yang satu kang tidur. Yang satu kang telat," ucap senior bername tag Robi. "Oke, hukumannya. Lo Si Pujangga Rindu. Harus kasih buat puisi untuk Si Manis Jembatan Reot," ucap Malik. Semua peserta mos berteriak histeris.  **** Elsa menatap kesal. Kearah lelaki di sebelahnya. Gara-gara lelaki tersebut, ia harus melaksanakan hukuman yang seharusnya tidak ia laksanakan. "Semua gara-gara lo ya!" ucap Elsa geram. "Kemarin juga gara-gara lo. Tapi gue gak protes tuh," ucap lelaki itu tanpa menatap Elsa. "Jadi, kita satu sama," sambung lelaki tersebut. "Oh jadi lo balas dendam ceritanya?" ucap Elsa melempar sikat di tangannya. Sejak hari dimana mereka di pasangkan. Semuanya berubah, senior mereka menghukum mereka dengan cara mereka harus jadian/pacaran selama mos berlangsung. Jika Elsa salah, lelaki di depan Elsa akan ikut di hukum begitu sebaliknya. Dan ketika jam makan siang, mereka harus makan di depan senior degan saling menyuapi. Lelaki itu menatap Elsa. Seraya menaikkan satu alisnya ke atas. Elsa menatap tajam lelaki di depannya. "Lo... Lo gak takut sama gue?" tanya Elsa ketika lelaki itu malah mengabaikan dirinya. "Takut? Sama makhluk macam lo?" ucap lelaki itu tertawa. "Kenapa? Gue makhluk tuhan yang paling saksi ya?" ucap Elsa berpose ala-ala model seksi. "Hmpptt...." Lelaki di depan Elsa menahan tawa. Begitu mendengar celoteh Elsa. "Seksi? Badan tulang semua gitu. Apa yang lo banggakan?" "Kurang asem lo! Gini-gini gue masih laku ya jadi model," ucap Elsa menepuk bahu lelaki itu. "Model yasin maksud lo?" ucap lelaki itu lalu tertawa keras. "Sembarangan kalau ngomong!" ucap Elsa semakin kesal. Gadis itu pun keluar dari bilik kamar mandi. Meninggalkan lelaki itu yang masih tertawa. "Heh! Lo mau kemana njir. Ini semua belum selsai," ucap lelaki itu kepada Elsa. "Bodo amat! Tugas lo harus lo kerjain sendiri," ucap Elsa kesal. Lelaki itu mengejar Elsa. Elsa berlari, namun kakinya terkilir. Akibat lantai yang licin. "Kan, jatuh. Kalau gini kan, lo nambahin kerjaan gue," ucap lelaki itu menghela nafas sebal melihat  Elsa yang jatuh fi bawah. "Tolongin dong, kaki gue sakit banget nih," ucap Elsa merengek kesakitan. "Ogah! Jalan sendiri," ucap lelaki itu langsung masuk kedalam kamar mandi melanjutkan pekerjanya. Elsa kesal dengan lelaki itu. "Dasar gak punya hati!" teriak Elsa. Namun sama saja, lelaki itu tidak menghiraukan ucapan Elsa. Elsa mencoba bangkit, tapi jatuh lagi. Karena kakinya yang sakit, di tambah dengan lantai yang licin. Membuat Elsa belum bisa bangkit dari duduknya. Secara kebetulan, ada seseorang yang masuk kedalam toilet. Seseorang itu keheranan menatap Elsa. "Lo ngapain rebahan di toilet cowok?" "Rebahan mata lo! Kaki gue terkilir njir. Sakit banget," ucap Elsa dengan nada bicara yang ngegas. "Astaga, gue kira lo lagi rebahan di sini," ucap lelaki itu malah tertawa. "Jangan ketawa dong! Bantuin gue napa. Bawa ke UKS kek. Atau ke kantin," ucap Elsa memajukan bibirnya sebal. "Lo mau gue bantuin?" ucap lelaki di depan Elsa. Elsa menganggu senang. "Oke, tapi...." "Tapi apa?" ucap Elsa tidak sabaran. "Dalam mimpi lo," ucap lelaki itu tertawa. Lalu masuk kedalam bilik kamar mandi. Elsa menahan kesal. "Kenapa sih! Cowok di sini jahat-jahat semua! Gak mau nolongin gue. Ihh jahat banget!" teriak Elsa, yang di yakini terdengar sampai luar toilet. Lelaki tadi balik lagi, tanpa mengucap kata langsung membopong tubuh Elsa. Elsa teriak kaget, merasakan tubuhnya melayang di udara. "Heh! Lo mau ngapain gue!" "Merkosa lo!" ucap lelaki itu asal. "Ya nolongin lo lah," sambung lelaki itu. "Ya udah, bawa gue ke kantin," ucap Elsa. "Kok kantin?" "Eh salah, maksudnya UKS," ucap Elsa memajukan bibirnya kesal. "Dasar, gadis aneh!" ucap lelaki itu lalu membopong tubuh Elsa. Elsa melirik ke bilik toilet. "Duh lo itu udah ganteng, baik lagi. Gak kek cowok macam dakjal itu!" Elsa menyindir temannya di dalam bilik toilet. Elsa dan lelaki itu pun pergi, meninggalkan toilet.  "Bodo amat!" sahut lelaki dalam toilet.  **** Elsa di baringkan di atas ranjang UKS gadis itu dududk dengan kaki di luruskan. Lelaki tafi dengan sigap keluar dari UKS. Elsa menatap lelaki tadi. "Gak sopan banget sih! Main pergi-pergi aja!"  "Nolongin tuh jangan setengah-setengah!" gumam Elsa kesal.  Namun, siapa sangka, lelaki itu kembali dengan es batu di tangannya. Elsa terdiam ia kira lelaki itu pergi meninggalkan dirinya begitu saja. Tapi nayatanya, lelaki itu malah pergi untuk mencari es batu. Es batu itu di gunakan untuk mengoperes luka lebam di lutut Elsa. Elsa menatap wajah lelaki itu dengan serius.  "Nama lo siapa?" tanya Elsa.  "Fero," jawab lelaki itu singkat. Elsa hanya mengangguk paham.  "Gue Elsa," ucap Elsa. Lelaki itu menatap Elsa.  "Dah tahu. Lo kan terkenal gara-gara hukuman yang di berikan Kak Malik," sahut lelaki itu.  "Oh ya?" ucap Elsa tidak percaya. Fero menganggukkan kepalanya. Ia melepaskan es batu dan mengusap kaki Elsa dengan tisu.  "Gue ke lapangan dulu. Lo istirahat aja di sini," ucap Fero. Elsa mengangguk. Fero pergi, Elsa menatap- kepergian Fero.  ****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mrs. Rivera

read
45.5K
bc

Hubungan Terlarang

read
501.9K
bc

The Unwanted Bride

read
111.1K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.2K
bc

Fake Marriage

read
8.5K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.6K
bc

Married With My Childhood Friend

read
44.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook