PERKENALAN

1540 Words
E L S A   P O V. Namaku, Elsa Juwita Aditama. Anak ke tiga dari tiga bersaudara. Kakak pertamaku bernama Gio Awan Aditama, Kakak kembaran ku bernama Alisa Juwata Aditama. Aku tinggal di provinsi Lampung. Papaku bernama Tomi Aditama, menikah dengan Mamaku, Erisa Nadia. Sekitar 22  tahun yang lalu. Keluarga ku bisa di bilang unik, bagaimana tidak. Keluraga ku ini hobi sekali kalau masalah teriak-teriakan. Suara Mama sangat menggelegar di setiap sudut rumah. Aku baru masuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Aku tidak suka jika harus masuk SMA, selain mata pelajaran  yang rumit. Aku juga tak pandai dalam bidang IPA ataupun IPS. Lalu mengapa aku jadi masuk Akuntansi? Bermasalah dengan uang yang tidak berwujud, dan akan pusing sendiri jika jumlah uang yang di rekap atau di hitung, tidak sesuai dengan nilai yang ada. Sepertinya aku salah jurusan! Yah sepertinya begitu. SMK ini memang termasuk kedalam SMK baru hanya memiliki 3 Jurusan. Akuntansi, Otomotif, dan TKJ ( Teknik Komputer Jaringan). Dan sekarang aku terdampar di Jurusan Akuntansi. Oh my my, aku pun tak pandai untuk berhitung. Jangan kan berhitung pembagian saja masih mengunakan kalkulator. Hari ini aku masuk sekolah seperti biasa. Hari pertama masuk sekolah, aku bersama kembaran ku Alisa. Mengendarai motor scoppy dengan tenang. Mos sudah berlangsung 1 minggu yang lalu. Huh, aku benci sekali dengan mos itu. Bagaimana tidak, setelah di hukum sama senior galak. Alias Kak Malik, dengan mulutnya yang super pedas itu. Aku juga di hukum dengan seorang lelaki, Lelaki itu harus menjadi partner ku selama  mos berlangsung. Kami layaknya orang yang memiliki hubungan, pacaran, setiap jam makan siang lelaki itu harus makan denganku di depan senior-senior. Aku dan dia harus selalu saling menyuapi. Bukan hanya itu, jika salah satu di antara kami ada yang salah. Harus di hukum semua. Entah dia yang salah atau aku yang salah pokoknya kami harus tetap di hukum. Aku dan Alisa sudah sampai di parkiran sekolah kita. Aku dan Alisa beda kelas, Aku di 10 Akuntansi 3, sementara Alisa di 10 Akuntansi 2. Alisa sendiri memiliki paras yang cantik, lemah lembut, pintar dan tentu juga banyak yang suka. Sementara aku? Banyak yang bilang aku ini kayak preman pasar. Rambut panjang sepinggang yang selalu ku kepang satu. Dan tentu dengan seragam sekolah yang tidak kalah dengan preman pasar. Lengan yang ku gulung, baju keluar. Menambah kesan preman terlihat. Yah memang sedari dulu aku tidak suka dengan hal-hal yang berbau feminim. Jadi, seperti inilah aku. "El, gue kan udah bilang. Rapihin dulu baju lo. Lo kan cewek, emang lo mau di seret ke ruang  BK? Ingat El, ini baru pertama masuk sekolah. Jangan malu-maluin, " ucap Alisa menasihati ku. "Males lah Al, ngapain sih, biasanya juga gini kok," ujar ku kesal. "Nggak bisa gitu dong El, tuh liat Pak Bono liatin lo terus. Gue yakin, kalau lo gak perbaiki pakaian lo. Lo bakalan di hukum sama dia," ucap Alisa. Aku berdecak kesal, dengan malas-malasan. Aku pun memasukan baju ku kedalam rok abu-abu. "Nih udah! " ujar ku kesal. Alisa tersenyum, "Nah gitu kan cantik." Alisa tersenyum, sembari merapihkan rambutku. "Kuy,  ke kelas!" Aku dan Alisa berjalan menuju kelas masing-masing. Masuk kedalam kelas, aku duduk di bangku keempat bersama seorang cewek rempong, sebenarnya sih sebelas dua belas dengan ku, Nama nya Gina. Gina ini memiliki body pendek, dan sedikit berisi. Hoby makan dan teriak-teriak juga sama dengan ku. Aku sedikit melirik Gina perempuan itu masih asyik dengan ponselnya. Tidak berapa lama, seorang guru muda masuk kedalam kelas ku. Guru itu cantik dengan jilbab maroon yang ia kenakan. "Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuh, selamat pagi anak-anak, " ucap guru tersebut. Aku menjawabnya dengan tidak semangat."Perkenalkan nama ibu, Siska, ibu guru Pengantar Akuntansi di sini." Guru itu memperkenal kan dirinya. "Ibu ingin, kalian berkenalan satu-satu ke depan," ujar gyru tersebut. Aku hanya mendengus. Bagaimana tidak setiap guru yanf masuk, hanya berkenalan saja. Bosen banget sumpah! Tidak berapa lama giliran ku, tiba. Aku berdiri di depan kelas. "Perkenalkan nama saya, Elsa Juwita Aditama, dari SMP Tunas Bangsa."  "Ok Elsa apa hoby kamu," tanya bu Siska. "Hoby saya-" "Hobynya dia teriak-teriak Bu! Kalau enggak ya nimpukin saya sepatu," sahut seorang lelaki yang duduk di meja keempat sebelah kirim. Aku melebarkan mataku ke arahnya. Cowok itu bernama Fero Purnomo Aji. Lelaki yang dulu menolongku di toilet. Menurutku, cowok itu sangat menyebal kan. Kemaren dengan sengaja dia menarik rambut ku, dan yah, ompasnya ku lempar dia dengan sepatu milikku. "Fero, kayaknya kamu tau sekali tentang Elsa. Kalian dekat ya?" tanya Bu Siska. Membuat seluruh kelas berteriak 'cie....' "Nggak kok bu, saya aja nggak kenal tuh sama dia," ujarku mengelak. "Kok kamu nggak ngenalin aku sih. Sakit gak berdarah nih," ujar Fero sedih dan sangat menjijikan. Namun anehnya,  hal itu mampu membuat bu Siska dan murid lainnya  tertawa. "Lah, emang gue kenal sama lo?" teriak ku kesal dengan nya. "Yang, kamu jangan gitu dong. Aku sedih tau, hiks..." ucap Fero kembali dramatis. Aku mendesah frustasi. Sementara teman-teman baru satu kelas ku. Menertawai aku dan Fero gila itu. Huh, kesal sekali dengan mahluk tak kasat mata itu. Aku mengedarkan pandangan ku untuk tidak melihatnya. "Aduh, sudah-sudah. Kalian ini tertawa saja, Elsa silakan duduk di kursi kamu," ujar Bu Siska, aku berjalan menuju kursi ku. Sesi perkenalan di lanjutkan dengan berbincang-bincang, untuk hari ini KBM (kegiatan belajar mengajar)  belum di lakukan. Tak berapa lama, segerombolan anak anak kelas 11 memasuki kelas ku. Setelah meminta izin kepada bu Siska "Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh, adik-adik. Perkenalkan nama kakak Rudy, Kakak ketua eskul Jurnalistik, kakak ingin melantik anggota baru. Jadi silakan siapa yang ingin mendaftar, menjadi anggota eskul kami," ujar salah satu dari mereka. "Eskul jurnalistik? gosipin orang dong," pikirku. Tanpa pikir panjang aku mengangkat tangan ku ke udara. "Iya perempuan yang di pojok siapa nama mu?" tanya salah satu di antara mereka. Setelah memberi tahu nama ku aku kembali duduk di kursi ku. Gina, teman satu bangku ku bertanya. "Bukannya lo jago paskibra ya. Kenapa nggak ikut paskibra aja?" tanya Gina. "Males lah. Lo tau paskib kan kalau latihan di lapangan panas-panasan. Ogah gue," ujar Ku. Gina memutar bola matanya. Dan hanya diam tak menyahut, lagi perkataan ku. *** Bel istirahat berbunyi, aku dan Gina berjalan menuju kantin. Di kantin cukup jauh, yah mau gimana. Kalau tidak ke kantin jelas kita tidak makan. Sampai di kantin, ramai sekali. Aku membawa mie ayam dan jus jeruk milik ku. Bingung mau duduk di mana. Aku melirik Gina, tampaknya perempuan itu juga sama bingung. "Gin, kita duduk di mana?" tanya ku "Eum..." Gina kembali mengedarkan pandangannya. "Eh El, itu temen sekelas kita bukan sih?" ujar Gina sembari menunjuk dua orang perempuan yang duduk di pojok kantin. "Iya deh keknya anak yang duduk di depan itu kan," sahutku. "Samperin kuy, kursi mereka juga masih kosong," ajak Gina. Aku hanya berjalan saja di belakangnya. "Hay, kita boleh gabung nggak?" ujar Gina yang di angguki oleh keduanya. "Iya. Duduk aja, gak pa-pa kok," ucap salah satu dari mereka. "Oh iya kita sekelas ya, gue Gina Quennessa. Panggil aja Gina," Gina mengulurkan tangannya. "Gue Nayang Kartika. Panggil aja Nayang dan ini sahabat gue Rena Annatasya panggil aja Anna," ujar perempuan yang memakai pita hitam. "Oh hay Anna gue Gina dan ini temen gue Elsa Juwita Aditama. Panggil aja Elsa, " ujar Gina mengenal kan ku.Kami mengobrol sembari memakan makanan yang ada. Tak terasa bel masuk berbunyi dan kami ke kelas bersama. Kami masuk lagi kedalam kelas. Ternyat Nayang dan Anna anaknya asik. Dan mereka juga tidak sombong. Baik, dan pokoknya aku dan Gina sudah jatuh Cinta dengan karakter Nayang dan Anna. Di kelas kami ketawa-ketiwi membuat kami menjadi perhatian kelas. "Eh, kapan-kapan hangout bareng yuk," ajak Anna melepaskan lolipop dari dalam mulutnya. "Wah seru tuh," sahut Gina. "Tapi keknya minggu ini gue gak bisa ikut deh," ucap Nayang mulai bersuara. "Kenapa Nay?" tanyaku. "Papa gue pas pulang. Dan keknya gue gak di izinin," ucap Nayang. "Cie... Anak rumahan ya lo," godaku. "Ye, kalau Papa gue di rumah. Gue gak bisa begitu bebas," ucap Nayang memainkan ujung rambutnya. "Gimana kalau kita mainnya ke rumah lo aja Nay," cetus Anna. "Ke rumah gue?" "Iya. Belakang rumah lo kan hutan pinus. Terus ada danau juga. Nah cocok tuh buat nongkrong," ucap Anna tersenyum lebar. "Wah, serius? Belakang rumah lo ada hutan pinus sama danau?" tanya Gina antusias. "Iya. Danau buatan, tempat pemancingan gitu," ucap Nayang. "Ya udah gas aja. Gue suka danau," ucap Gina senyum semringah. "Selain duka cogan. Lo juga suka sama air ya Gin. Jangan-jangan lo marmaid!" sahutku membuat teori konspirasi sendiri. "Sembarangan lo kalau ngomong!" ucap Gina malah menjitak kepalaku. "Njir, sakit Gin!" seruku tidak terima. Aku pun membalas jitakan yang di berikan tafi oleh Gina. Gina mengejar ku, membuat aku berlari. Kami berlari-lari layaknya anak kecil. Hingga di tengah koridor aku menabrak seseorang. Seseorang lelaku lebih tepatnya. Dia, lelaki yang menjadi partnerku kemarin waktu mos. Aku sedikit terkesima, dengan penampilannya. Apa yang membuatnya terlihat begitu menarik di dalam hatiku? "Kalau jalan tuh pake mata!" serunya membuatku tersadar dari lamunan. "Ye! Jalan tuh pake kaki bukan mata!" ucapku tak kalah sewot. "Lagian, lo ngapain ke koridor akuntansi! Lo kan akan otomotif!" sambung ku. "Ya terserah gue lah," jawab lelaki itu berbalik dan melanjutkan perjalanannya. "Hoo, dasar nyebelin!" teriakku di tengah koridor. Lelaki itu mendongakkan wajahnya menatapku. "Dasar perempuan gila!" sahutnya.  Njir! Aku di katain gila sama dia. "El, mantan pacar li itu nyebelin ya. Eh tapi kok ganteng," ucap Gina mengatur nafasnya.  "Mantan pacar matamu!" ucapku kesal dengan ucapan Gina. Aku pun berbalik, dan pergi meninggalkan Gina sendirian di koridor sekolah.  "Heh setah! Kenapa malah ninggalin gue!" teriak Gina, namun tidak ku hiraukan.  ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD