PEMBURU BERITA

1532 Words
A U T H O R P O V "Jadi kalian tau kan apa yang gue bilang. Untuk pemula kalian harus buru berita yamg benar-benar berkualitas," ujar salah satu senior. "Dan gue bakal janji, buat kalian yang dapat berita  berkualitas gue bakal angkat kalian kadi ketua eskul yang baru. Dan satu lagi gue nggak mau nerima berita yang memang cuma hoax. Berita itu harus real benar-benar terjadi oke!" ucap senior, menghentikan sebentar ucapannya. "Selanjutnya, ada yang ingin di tanyakan?" Seorang gadis mengangkat tangannya ke udara." Ya lo mau tanya apa?" tanya senior tersebut. "Berita yang kita buru, terserah kan berita apa?" "Ya terserah berita apa aja. Yang penting berita itu ada buktinya. Entah itu foto, tapi lebih kongkrit vidio sih," jawab senior itu membuat wanita yang tadi bertanya menganggukkan kepalanya paham. "Oke kalau tidak ada yang ingin di tanyakan. Sekarang kalian boleh ke kelas masing-masing." Mereka semua bubar meninggalkan ruang eskul jurnalistik. Elsa keluar dari ruangan tersebut. Ia bingung berita apa yang akan ia kumpulkan nantinya.. Langkah Elsa terhenti. Ketika ia melihat seseorang yang sedang tertawa kerasa dengan lawan bicaranya. Entah kenapa lelaki itu jauh lebih manis ketika tertawa. Elsa menggelengkan kepalanya beberapa kali. Lalu berjalan meninggalkan tempat itu. "Eh tahu gak sih? Itu anak Otomotif yang gantengnya kelewatan?" Elsa berhenti sebentar, seraya mengerutkan keningnya. "Yang mana? Angga?" "Bukan, itu sepupunya si Angga." "Oh Yasha? Dia manis banget sih!" Yasha? Bukankah Yasha adalah partner dia waktu mos beberapa hari lalu? "Manis banget njir asli!" "Doi mau gak ya sama gue." "Mana mau doi sama lo! Ngaca Mel," ucap seorang gadis berpita kuning. Sementara, gadis yang di panggil 'Mel' itu hanya memajukan bibirnya sebal. "Lagian dia udah punya pacar kali," sambungnya. "Ha? Siapa pacarnya? Si Rista, Rista itu?" "Bukan njir, lo gak tahu gosip ya! Pacarnya tuh si Kumala Diranda. Itu Kakak kelas kita, dia kelas 12." "Lah, beneran?" Elsa masih menguping pembicaraan kedua gadis itu. Otaknya berpikir. "Jadi, Yasha pacaran sama Kumala? Lah sama-sama idola di sekolah. Kenapa gue gak suka Yasha pacaran sama Kumala ya? " batin Elsa. Elsa tidak ambil pusing. Gadis itu pun melanjutkan perjalanannya menuju kelas. *** Saat memasuki kelas, ia melihat Gina, Nayang serta Anna sedang duduk melingkar di depan kelas. Tidak lupa dengan cemilan yang ada di tengah-tengah mereka. "Lo semua kok di luar nggak ada guru ya?" tanya Elsa sembari duduk di dekat Nayang. "Enggak. Lo nggak tau ya? Kalau guru lagi pada rapat. Bahas tujuh belasan," sahut Gina sembari memakan ciki yang ada di tangannya. "Tujuh belasan? Emang ada pawai ya?" ucap Elsa merampas ciki milik Gina. Kedua mata Gina melebar, melihat hal itu. "El..., ciki gue!" seru Gina, merampas kembali ciki dari tangan Elsa. "Pelit banget lo Gin!" seru Elsa memajukan bibirnya sebal. "By the way El, lo kenapa suruh kumpul? Sok sibuk banget deh," cetus Anna. "Gue suruh buru berita. Tau deh berita apa yang musti gue buru. Apa berita masuknya Gina dalam sekolah ya?" ucap Elsa asal. "Nah Bagus tuh, nanti gue bakalan terkenal deh," sahut Gina mengacungkan jempolnya. "Bambank! Gue nanti mau buat berita, Gina si tukang kentut. Masuk kelas, dengan impian bisa jadi pacar Elang," ucap Elsa. Yang di hadiahi Gina dengan lemparan botol bekas minuman. "Sialan! Sakit Gin!" umpat Elsa mengusap keningnya yang sakit. "Tukang kentut itu lo El! Bukan gue!" ucap Gina kesal. "Enak aja!" ucap Elsa kesal. "Duh, udah-udah! Kalian ribut mulu deh!" ucap Nayang yang sedari tadi diam. "Elsa noh!" "Diem Gin! Gue pusing mikirin berita," ucap Elsa ikut kesal. "Suruh siap masuk eskul jurnalistik. Mending eskul paskibra," sahut Gina. "Eh Guys lo pada liat deh di lapangan. Mereka semua lagi main basket. Eh By the way, mereka satu angkatan sama kita gak sih? Atau merek Kakak kelas kita?" ucap Nayang mencairkan suasana. "Huaa, ada Angga ada Elang juga!" seru Gina sembari menopang kedua dagunya. "Gin yang lo suka Elang apa Angga sih?" tanya Anna. "Angga dong! Tapi kalau Elang mau sama gue gas deh!" ucap Gina. "Huuu, maruk lo!" seru Elsa menoyor kepala Gina. "Yang namanya Angga tuh yang mana sih? Perasaan kalian suka ngomongin Angga. Tapi gue gak tau yang namanya Angga yang mana," ujar Nayang mengedarkan pandangannya. "Noh yang auranya bercahaya sendiri. Yang paling ganteng, yang paling tinggi, yang bakalan jadi imam gue," ujar Gina. "Idih! Percaya diri sekali anda!" cibir Elsa. Nayang mencoba mencari cowok yang dimaksud oleh Gina. Bahkan gadis itu sampai berdiri dan berjinjit. " Nggak ada. Auranya suram semua deh," ujar Nayang. Gina memutar bola matanya jengah. "Eh itu yang berdiri sebelah Angga siapa Gin?" tanya Anna. "Oh itu kan Yasha," Ujar Gina. Membuat Elsa menatap ke arah pemuda itu. Yasha. Lelaki yang tadi ia lihat di koridor. "Yasha juga ganteng ya," ujar Anna. "Iya Ann, denger-denger dia itu masih sepupu sama Angga," sahut Gina. "Oh iya, kalian tahu gak?" ucap Elsa mendekat kearah sahabat-sahabatnya. "Apa?" "Kalau Yasha pacaran sama Kumala," ucap Elsa. Sahabat-sahabat malah tertawa mendengar ucapan Elsa. "Ya Allah El, lo tau gak?" ucap Gina yang masih tertawa. "Apa?" "Berita lo basi!" sahut Anna. Dan mereka semua tertawa lagi. Membuat Elsa kesal dan memajukan bibirnya. Mereka masih tertawa, kecuali Elsa tentunya. Beberapa menit kemudian. "Heh guys kalian udah cek i********: sekolah belum? Katanya ada nominasi-nominasi loh, khusus angkatan kita. Dan nominasi cowok tertampan seangkatan kita itu Angga guys terus yang nomer 2 nya si Yasha, ketiga Elang," ucap Elsa. "Serius lo El? Coba Gin. Cek i********: sekolah," ucap Anna. "Lah, lo kan punya ponsel ngapain nyuruh gue," ucap Gina bingung. "Hehehe..... Lo kek nggak kenal gue aja Gin. Gue kan nggak punya kuota. Biasa orang missqueen," ujar Anna membuat Gina memutar bola matanya jengah. "Wihhh gila, Nay lo masuk nominasi cewek ter-jutek tau nggak" ujar Gina membuat Nayang yang duduk di sebelah Elsa mendekat kearah Gina. Nayang menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Emang gue jutek ya?" ujar Nayang kepada teman-temannya. "Lo itu nggak cuma jutek, tapi galak. Apa lagi kalau ada cowok yang deketin lo. Contoh Kak Alvin, pasti lo jutekin dulu kan?" ujar Elsa, ya padahal baru dua minggu Elsa mengenal Nayang namun dia sudah hafal dengan sifat sahabat barunya itu. "Ya gue kan cuma jaga diri aja. Maka dari itu gue jutekin dulu baru deh kalau tuh cowok bener dan nggak modus ke gue, baru gue gak jutek," ucap Nayang. "Iyah, kayak lo sama Panji kan," sambung Anna merangkul bahu Nayang. "Tau lo ada hubungan spesial ya lo sama Panji! Ngaku lo Nay! Kan lumayan buat bahan gosip," ujar Elsa sembari tertawa. "Enak aja, gue nggak ada hubungan apa -apa ya sama Panji. Kita itu real temenan, sahabatan biasa," sanggah Nayang. "Eh guys gue rasa si Angga dari tadi liatin ke arah kita mulu deh," ujar Gina membuat semua temannya menengok kearah Gina. "Apa dia ngeliatin gue yah," sambungnya  dengan penuh percaya diri. "Jangan kepedean Gi! Dia liatin gue oke!" sahut Elsa sama saja. "Enak aja dia liatin gue lah," Gina dan Elsa masih berdebat. Membuat Nayang Dan Anna menggelengkan kepala mereka. "Udah guys jangan debat. Ke kantin aja kuy," ajak Anna membuat kedua orang itu "Kuy, lo bayarin kan!" ujar Elsa senang. "Eum, iya gue biarin!" ujar Anna mendapat tawa mengejek dari Gina. Sementara Elsa mengerucutkan bibirnya. Dan tanpa di sadari ketiga teman Elsa sudah pergi meninggalkan Elsa. "Bagus! Gue di tinggalin!" teriak Elsa menggema di seluruh koridor kelas 10. ***** "Bu saya izin ke toilet," ujar seorang gadis dengan rambut di cepol asal. Guru itu melirik ke arah siswi yang mengangkat tangannya. Ia sedikit menurunkan kacamata tebal di hidungnya. "Kamu masukin dulu baju kamu. Perempuan kok kayak preman," ujar Bu Guru. Elsa menyengir, ia sedikit berjingkok di tempat duduknya. beruntung tubuh Gina dapat di manfaatkan untuk menutupi badannya. Setelah memasukan bajunya, Elsa menyuruh Gina untuk sedikit berdiri karena Elsa yang akan keluar. Setelah Elsa keluar dari kelas Guru yang mengajar di kelas Itu hanya menggelengkan kepalanya. Tidak habis pikir dengan murid yang berjenis kelamin perempuan tapi kelakuannya sama halnya dengan laki-laki. "Duh leganya, untung nggak pipis di kelas," ujar Elsa ketika membenarkan rok miliknya. Elsa keluar dari bilik toilet. Tapi, saat akan keluar dari pintu toilet ia mendengar suara seorang gadis dan lelaku berdebat. "Sha gue mohon, semua biasa di bicarakan baik-baik. Tapi jangan gini," ujar seorang gadis. Elsa sedikit mengintip di cela pintu toilet. Kedua matanya melebar saat tau siapa perempuan yang sedang memohon. Kumala Diranda. Cewek secantik satu sekolah. Elsa mengintip lagi di cela pintu ia mengamati siapa cowok yang menjadi lawan bicaranya. Yasha, lelaki itu Yasha. Hal itu membuat Elsa dengan sigap mengambil ponselnya. Untuk merekam dari dalam toilet. "Nggak bisa La, gue udah kecewa sama lo. Lo macarin gue karena mau popularitas lo nambah kan? Dan sekarang lo udah dapat semua itu. Buat apa hubungan ini di lanjutin?" ucap Yasha, Elsa kaget dengan pernyataan yang baru saja ia dengar. Yasha dan Kumala berdebat cukup lama. Dan Elsa masih saja mereka percakapan mereka dari jauh. Elsa mematikan rekamannya. Ketika Mala pergi meninggalkan Yasha. Elsa menyimpan ponselnya di saku rok. Ia sedikit mundur untuk menghindari Yasha. Sedikit demi sedikit Elsa mundur dengan pelan agar tidak menimbulkan suara. Tanpa melihat ke belakang. Kaki Elsa tidak sengaja menginjak gayung di lantai hingga menimbulkan bunyi yang sangat keras. "Siapa itu!" teriak Yasha dari luar toilet. Membuat Elsa membekap mulutnya. "Mampus!" Elsa merutuki dirinya sendiri. Ia tak tau apa yang harus ia lakukan jika Yasha memergoki dirinya. Terlihat dari cela pintu Yasha berjalan menuju toilet Elsa diam di pojokan tidak tau nasib kedepannya bagaimana. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD