FALL IN LOVE

1533 Words
Sedari tadi, Nayang dan Anna terus tertawa. Ketika mendengar Elsa bercerita. Sementara Gina salah satu tokoh yang di ceritakan oleh Elsa hanya diam ia sesekali mendengus jengkel kepada Elsa. Mereka berempat sedang berada di kantin. Kantin hari ini cukup ramai. Dan juga cuaca sangat panas. "Hahaha, gak nyangka gue," ujar Anna sembari memegang perutnya yang terasa kram. "Terus aja ketawa sampek lo lulus. Sampek gue jadi Ibu dari anak-anaknya Angga!" ujar Gina sewot. "Dih nih orang sewot banget dah!" ujar Elsa. "Tahu, pake bilang jadi Ibu dari anak-anaknya Angga lagi," sambung Anna sembari tertawa. Gina hanya memutar bola matanya kesal. Mendengar celotehan khas dari teman-temannya. "Kalian jahat banget sama gue! Terutama lo Elsa. Ya ampun, seketika jiwa-jiwa psiko gue datang kalau liat lo!" "Duh takut gue lama-lama dekat sama lo Gin. Nyeremin banget lo," ucap Elsa hiperbola. "Gegara lo, gue jadi malu njir! Masa cewek secantik, semotok gue jadi bahan tawaan sama anak-anak otomotif gegara Elsa!" ucap Gina. "Mpfttt... Njir cantik? Cantik gue lagi," ucap Elsa mengibaskan rambutnya. "Dih, kepedean lo! Jelas-jelas cantikan gue," sambung Gina tidak terima. "Duh, kalian gak bisa ya? Sehari tanpa adu bacot?" Nayang menatap kedua sahabatnya. "Enggak!" jawab Anna dan Gina bersamaan. Nayang hanya menggelengkan kepalanya. Begitu juga dengan Anna. "OMG! My prince Angga ganteng banget," ucap Gina menatap seseorang yang baru saja masuk kedalam kantin. Ketiga sahabatnya, Anna, Elsa dan Nayang jadi ikut menatap objek yang sedang di tatap penuh Cinta oleh Gina. "Eum, Angga b aja. Malah gue lihat dia songong gitu gak sih," ucap Nayang kepada teman-temannya. "Lo itu belum kenal sama Angga aja Nay. Kalau kenal, pasti gue jamin! Lo juga bakalan klepek-klepek sama dia," sahut Gina. Mereka terus mengobrol. Namun, Elsa berbeda, gadis itu malah menatap seseorang di sebelah Angga. Dia adalah Yasha. Lelaki itu tengah makan dengan lahap. Bahkan Yasha tidak sadar, kalau Elsa sedari tadi memperhatikannya. "El, lo ngelamun?" ucap Anna menggoyangkan lengan Elsa. Elsa pun tersadar dari lamunannya. "Hehe gak pa-pa. Cuma ngantuk aja," ucap Elsa tersenyum. "Baru jam 10 tapi udah ngantuk aja lo," ucap Anna menyedot jus yang ia pesan. "Ye semalam gue gak tidur," ucap Elsa keceplosan. "Ha?" ucapan Elsa mengundang rasa penasaran teman-temannya. "Gue gak tidur karena hafalan. Kan besok gue harus ngadep Bu Ayu," ucap Elsa bohong. Jelas, karena Elsa semalam tidak tidur memikirkan Yasha. "Oh gara-gara itu. Gue kira gara-gara mikirin cowok," ucap Gina lalu tertawa. Elsa bersungut kesal. "Tapi, kalau Elsa mikirin cowok, kok kek lucu ya. Seorang Elsa suka sama cowok," sambung Gina. "Emang cewek kek gue gak boleh ya, suka sama cowok." Seketika tawa Gina terhenti mendengar ucapan Elsa. Demi apa pun, ia tidak bermaksud menyindir Elsa. Tepat saat itu, terdengar suara dari salah satu alat pengeras suara yang ada di kantin. "Selamat siang semuanya. Maaf menganggu waktunya sebentar. Bagi anggota eskul jurnalistik, di harap berkumpul di base camp sekarang juga. Sekali lagi bagi---" "Eh gue kumpul dulu ya. Doain gue supaya jadi ketua eskulnya," ujar Elsa kepada teman teman nya. "El, lo gak marah sama gue kan?" ujar Gina dengan hati-hati. "Kenapa marah?" ucap Elsa menatap Gina. "Karena omongan gue barusan," ucap Gina masih tidak enak. "Santai Gin! Gue gak marah kok, gue kumpul duluan bay," ucap Elsa lalu pergi dari kerumunan kantin siang itu. **** Elsa sudah sampai di depan ruang ekskul jurnalistik. Sudah banyak anggota ekskul yang berkumpul. Gadis itu duduk di ujung kursi. Hanya sendirian, karena beberapa orang menatap Elsa dengan aneh. Tidak berapa lama senior ekskul tersebut masuk kedalam ruangan. "Selamat siang adik-adik," sapa ketua ekskul jurnalistik, bernama Siska. Siska merupakan kelas 12 TKJ(Teknik Komputer Jaringan) "Gue udah nentuin siapa yang bakal jadi ketua ekskul jurnalistik untuk angkatan kalian. Dan menurut gue, berita yang kalian kumpul kan adalah berita berita yang berkualitas. Tapi maaf nih ya, gue bakal pilih satu aja," ujar Siska tersenyum. "Dan berita yang gue pilih adalah skandal pembicaraan di toilet belakang. Dan yang nulis Elsa Juwita Aditama. Kelas 10 Akuntansi 3," ujar Siska membuat Elsa terdiam. Suara ruih tepuk tangan terdengar. "Elsa lo sekarang jadi ketua ekskul Jurnalistik. Lo juga yang sekarang memegang kelas 10 so, bimbing teman teman lo ya. Harus pilih berita yang berkualitas," ujar Siska. "Iya Kak, nanti saya bimbing teman teman saya,"ujar Elsa membuat Siska tersenyum. "Oke artikel ini bakal di tempel besok," ujar Siska memperlihatkan Artikel yang sudah di buat oleh Elsa. "Dan buat kalian semua yang belum beruntung. Jangan berkecil hati, kalian harus belajar lagi supaya berita berita yang kalian hasilkan berkualitas. Oke itu aja yang mau gue sampaikan . Gue selaku ketua ekskul kelas 12 mengucapakan terimakasih dan mungkin dari  Rudy ada yang mau di sampaikan?" ujar Siska kepada Rudy ketua ekskul jurnalistik kelas 11. Rudy menggelengkan kepalanya. "Ok tidak ada yang akan di sampaikan. Jadi kalian boleh masuk ke kelas kalian masing masing." "Eh Elsa sini dulu gue mau ngomong sesuatu," ujar Siska membuat Elsa mengurungkan niatnya. "Ada apa Kak?" ujar Elsa. "Artikel yang lo buat, besok sudah harus  di tempel di mading ya," ujar Siska. "Eh serius Kak di tempel," ijar Elsa, Siska menganggukkan kepalanya. Sejujurnya dia takut, dia tak ingin ribut dengan Mala terlebih juga dengan Yasha. "Eh tapi kak gue-" ujar Elsa terpotong oleh Siska. "Lo takut sama korban beritanya?" tanya Siska seolah mengetahui isi kepala Elsa. Sontak Elsa mengangguk. "Ya elah, lo takut sama Mala?" ucap Siska tersenyum remeh. Elsa tau Siska dan Mala adalah musuh bebuyutan. "Nggak perlu takut, gue akan lindungi lo. Sejatinya gue berterimakasih sama lo karena udah dapet berita ini. Dengan begitu nama baik Mala bakal hancur. Lo tau kan gimana gue sama Mala," ujar Siska. "Lo tenang aja, gue sebagai ketua ekskul jurnalistik kelas 12 bakal menjamin keselamatan lo," ujar Siska menepuk bahu Elsa. "Ya udah kak kalau gitu gue ke kelas dulu. Besok gue tempel tuh artikel," ujar Elsa lalu keluar dari ruang ekskul. Saat berjalan keluar, tidak sengaja Elsa menabrak bahu seseorang hingga seseorang itu sedikit terpental, namun tidak jatuh. "Eh maaf gue gak sengaja," ucap Elsa seraya menatap seseorang yang ia tabrak. "Gak pa-pa kok. Santai aja, gue jalannya meleng juga," ucap seseorang itu sembari tersenyum. Elsa terdiam, menatap perempuan cantik nan anggun di depannya. "Hey, kok ngelamun," ucapnya melambaikan tangan di depan Elsa. Elsa sedikit kaget. Namun, ia juga sadar dari lamunannya. "Hehe enggak," ucap Elsa tersenyum. "Gue Rista," ucap gadis itu mengulurkan tangan di depan Elsa. "Gu... Gue Elsa," jawab Elsa menjabat tangan Rista. "Hehe by the way, gue udah kenal lo. Lo kan pasangannya Yasha waktu Mos. Duh kalian tuh ya, jadi pasangan goals tau gak," ucap Rista. "Hehe bisa aja, kalau lo siapanya Yasha?" tanya Elsa spontan. "Gue sahabatnya Yasha dari SD. Ya, berlanjut sampai sekarang, karena rumah kita deketan," ucap Rista. Elsa hanya mengangguk paham. "Rista," Tiba-tiba seseorang dari belakang mereka menyapa Rista. Keduanya mendongak ke sumber suara. "Loh, kok lo di sini?" ucap Rista bingung. "Gue nungguin lo dari tadi. Tapi lo gak datang-datang," ucap seseorang itu berjalan mendekat kearah Elsa dan Rista. "Duh Yas, kan Kak Malik suruh kumpul. Ini gue aja mau ke sana. Terus ngapain lo malah nungguin gue k*****t," ucap Rista. "Habisnya lo gak ada di sana," ucap Yasha. Elsa masih menyimak obrolan mereka. Pandangan Yasha beralih ke Elsa. Elsa yang sedari tadi memperhatikannya. "Lo ngapain di sini?" tanya Yasha menatap Elsa. "Gue juga selsai dari ruang jurnalistik," ucap Elsa. Yasha menatap Elsa dari atas ke bawah. "Apaan sih," ucap Elsa begitu risih dengan tingkah Yasha. "Ya udah yuk Yas, kumpul. Kena omel Kak Malik mampus nih," ucap Rista menarik tangan Yasha. "El, kita duluan ya bay," ucap Rista sebelum akhirnya mereka pergi. Elsa menatap kepergian keduanya. Entah kenapa, dari tatapan Yasha kepada Rista ada yang berbeda. Tatapan yang membuat pikirannya bercabang. "Apakah benar?" *** Pagi ini,  Elsa menikmati lagu dari earphone. Gadis itu tengah  duduk di bawa pohon jambu di belakang kelas. Sesekali bersenandung ria, saat sedang asyik menikmati lagunya. Tiba-tiba ada orang yan menarik  kabel earphone Elsa. Elsa menatap sebal kepada lelaki di sampingnya. Lelaki menggunakan werpak khas anak otomotif. Lelaki menatap Elsa dengan tatapan menahan emosi. "Maksud lo apa?! Nempelin berita murahan kek gini," ujar Yasha menempel sebuah kertas di wajah Elsa. "Enak aja berita murahan, ini berita terupdate hari ini tau!" seru Elsa mengambil kertas di wajahnya. "Ck, gara-gara lo, reputasi gue jadi hancur tau gak!" ucap Yasha. Elsa tersenyum remeh. "Emang gue pikirin. Bodo amat, mau hancur juga gue gak perduli," ujar Elsa lalu di iringi dengan tawa keras. "Lo tuh ada dendam apa sih sama gue!" ujar Yasha geram. Lelaki itu menatap Elsa secara dekat. Jantung Elsa berdetak lebih kencang. "Lo mau mesumin gue ya!" tuduh Elsa mendorong d**a bidang Yasha. "Jangan kepedean deh," ujar Yasha santai. Elsa memutar bola matanya sebal. " Baek-baek lo entar suka lagi sama gue!" "Bodo amat lah lo mau ngomong apa, pokoknya gue minta lo harus hapus semua artikel murahan lo itu!" ujar Yasha sekali lagi. "Heh seenaknya aja lo ngomong artikel murahan. Kalau itu artikel murahan berarti tersangkanya juga lebih murahan," kata Elsa membuat Yasha melebarkan kedua matanya. "Mulut lo!" seru Yasha. Elsa menatap Yasha dengan tatapan sulit di artikan." Gue bener kan. Si pujangga rindu, mantan pacar seminggu gue. Hati-hati  kalau ngomong sama Elsa ya," ujar Elsa menepuk bahu Yasha. Elsa pergi meninggalkan Yasha yang masih diam. Sementara Elsa sudah sampai di samping kelas. Perempuan itu memilih untuk menyandarkan kepalanya di dinding samping kelas. Tangan Elsa memegang dadanya, jantung  Elsa masih berdetak lebih kencang. "Yasha, lo buat gue jatuh cinta!" ujar Elsa tertahan. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD