bc

Pengantin Dewangga

book_age18+
459
FOLLOW
4.9K
READ
revenge
HE
drama
cheating
rebirth/reborn
like
intro-logo
Blurb

Tiba-tiba saja Lyra yang baru berusia sembilan belas tahun dipaksa untuk menikahi seorang pria bernama Dewangga. Lyra yang tidak mengenal siapa Dewangga tentu saja menolak. Bahkan, ia berniat untuk kabur dari rumah untuk menghindari pernikahan itu, yang malah membuatnya hampir dihajar oleh Ayahnya sendiri. Karena tidak punya pilihan lain selain menikah dengan pria bernama Dewangga itu, akhirnya Lyra menurut. Pernikahan pun terjadi. Kehidupan pernikahan itu tidak seperti yang Lyra bayangkan sebelumnya. Pria asing yang saat ini menjadi suaminya memperlakukannya dengan baik. Para pelayan di rumah itu pun memperlakukannya bak seorang nyonya besar. Namun, perlakuan baik itu membawa kecurigaan tersendiri dalam diri Lyra. Hingga satu per satu hal janggal terjadi di rumah itu. Sampai akhirnya sebuah rahasia besar mengenai Dewangga membuat Lyra mempertanyakan pernikahan yang tengah dijalaninya itu. Mampukah Lyra bertahan dalam ikatan suci yang mengikatnya dengan Dewangga?

chap-preview
Free preview
Bab 1
“Kemasi barang-barangmu sekarang.” Ucapan itu keluar dari mulut ayahnya. Lyra yang tidak paham dengan perkataan ayahnya itu hanya bisa membatu di tempat, menatap ayah dan ibu tirinya dengan tidak percaya. “Sebentar lagi Pak Adipati akan datang menjemputmu,” kata ayahnya lagi. “Kenapa Lyra harus pergi, Yah?” tanya Lyra dengan bingung. “Lyra kan nggak kenal sama Pak Adipati.” “Ayah sudah berjanji akan memberikanmu kepada Tuan Dewangga ketika usiamu menginjak 19 tahun.” Lyra menggelengkan kepala, menolak mempercayai ucapan ayahnya itu. “Bagaimana bisa Ayah melakukan ini kepada Lyra?” “Kenapa nggak?” sahut ibu tirinya. “Tuan Dewangga sudah membiayai keluarga kita dari kamu masih kecil. Menurutmu, siapa yang selalu memberimu tas, sepatu dan baju-baju mahal yang kamu pakai sehari-hari? Itu semua dari Tuan Dewangga, Lyra. Untuk membalas kebaikan beliau, ayahmu memberikanmu kepada beliau. Kamu akan menjadi pengantin tuan Dewangga.” Mata Lyra berkaca-kaca mendengar penuturan ibu tirinya. “Kenapa tega melakukan ini ke Lyra?” tanyanya dengan d**a yang terasa sesak. “Lyra, dengar,” kata ayahnya menatap Lyra lekat-lekat. “Tuan Dewangga sangat kaya raya. Dia akan memperlakukanmu dengan baik. Keluarga kita akan sejahtera. Bukankah ini hal baik?” “Tapi, Lyra kan tidak kenal dengan Tuan Dewangga!” seru Lyra marah. “Di mana lagi kamu bisa menemukan pria yang mapan seperti itu, Lyra? Anggap dirimu beruntung. Ini semua juga demi dirimu sendiri dan juga keluarga kita,” sahut ibu tirinya dengan tega. “Kalina,” ucapnya memanggil anak perempuannya. “Tolong bantuin Mbak Lyra buat berkemas.” Kalina yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka dari balik ruang makan sontak keluar dan menghampiri keluarganya yang berada di ruang tengah. “Ajak Mbak Lyra ke kamarnya, sana,” kata ibu tiri Lyra. “Iya, Bu,” balas Kalina seraya menarik tangan kakak perempuannya itu. “Ayo, Mbak,” ajaknya. Lyra kini sudah menangis sesenggukkan. Ingin rasanya ia memberontak, mengutarakan sejuta alasan kenapa dirinya tidak ingin menikahi pria yang tidak dikenalnya itu. Namun, suara isak tangis dan perasaan sesak di dadanya membuatnya tak mampu berkata-kata. Dirinya hanya bisa menangis sambil mengikuti Kalina yang sudah memapahnya untuk pergi ke kemarnya di lantai dua. Sesampainya di kamar Lyra langsung mengempaskan diri ke kasur. Memeluk bantal yang biasa ia tiduri sambil menangis histeris. “Biar Kalina aja yang mengemasi barang-barang Mbak,” kata Kalina yang saat ini sudah membuka lemari pakaian milik Lyra. Lyra tidak memedulikan ucapan adik yang lahir dari Rahim ibu tirinya itu. Yang ada di kepala Lyra saat ini adalah bagaimana caranya untuk menghindari pernikahan yang tidak ia inginkan ini. Sebenarnya menikah di usia 19 tahun di tahun 1995 adalah hal yang umum. Lyra bahkan mengenal beberapa orang temannya yang menikah karena dijodohkan diusia yang relatif muda. Namun, Lyra tidak pernah menyangka jika dirinya pun akan merasakan hal serupa. Padahal, Lyra masih ingin melanjutkan sekolahnya. Lyra pun ingin pergi ke perguruan tinggi. Lyra masih ingin bersenang-senang. Lyra belum siap menikah. Lyra bangkit duduk seraya menghapus air mata dari kedua pipinya. Ia menoleh ke arah jendela di kamarnya. Lyra sama sekali tidak peduli dengan adiknya yang masih sibuk memilih baju-baju untuk dimasukkannya ke dalam tas yang cukup besar. Dengan masih sesenggukkan, Lyra berjalan ke arah jendela kamarnya. Lyra akan kabur. Segera Lyra berjalan menuju lemari pakaiannya. Ia ingat pernah menyimpan tali yang digunakannya untuk mengikuti pramuka di salah satu laci di lemari itu. “Mbak, ini mau dibawa?” tanya Kalina menunjukkan sebuah dress sifon berwarna biru kepada Lyra. Lyra kembali mengabaikan Kalina. Tangannya bergerak untuk membuka laci lalu mencari tali yang berada di dalam laci. Lyra langsung mengambil tali yang tidak sulit untuk ditemukan di dalam laci lalu membawanya ke arah jendela kamarnya. Kalina mengamati kakak perempuannya itu dengan bingung. “Mbak mau ngapain?” tanya Kalina kepada Lyra. Lyra diam. Tangannya sibuk membuat simpul yang kuat di tiang jendela yang saat ini sudah terbuka. Lyra menarik tali yang sudah terikat itu, memastikan tali itu akan kuat menopang berat tubuhnya. Setelah dirasa cukup kuat, Lyra langsung melempar tali itu keluar jendela. Lyra melongokkan kepala ke bawah, melihat tali yang menjuntai tidak sampai menyentuh tanah. Meskipun jarak antara tali dengan tanah cukup jauh, Lyra hanya perlu melompat turun. Mungkin akan terasa sakit jika badannya terjatuh membentur tanah, tapi itu lebih baik daripada harus dinikahkan paksa oleh kedua orang tuanya. “Mbak Lyra mau ngapain?” tanya Kalina dengan panik melihat kakaknya yang sudah siap keluar dari jendela. “Aku nggak sudi dinikahkan dengan orang yang nggak aku kenal,” kata Lyra sebelum akhirnya keluar dari jendela seraya berpegangan pada tali. “Mbak!” seru Kalina berlari ke arah jendela. Kepalanya melongok ke bawah, melihat kakak perempuannya sudah bergelantungan di tali. “Ayah!” teriak Kalina keluar dari kamar, mencari ayahnya. Dengan perasaan panik dan ketakutan Kalina berlari menuruni tangga seraya masih memanggil-manggil ayah dan juga ibunya. Mendengar panggilan dari Kalina sontak membuat ayah dan ibunya bangkit dari duduk. Mereka melihat Kalina berlari ke arah mereka yang saat ini sedang berada di ruang tengah. “Ada apa teriak-teriak?” tanya ayahnya menatap Kalina dengan bingung. “Mbak Lyra kabur lewat jendela,” katanya menunjuk arah depan rumah. Segera ketiga orang itu bergegas menuju depan rumah di mana Lyra sudah terduduk di tanah. Ia baru saja melompat dari ujung tali lalu jatuh. Kakinya hanya terasa nyeri. Lyra yakin dirinya baik-baik saja, tidak sampai patah tulang. “Lyra!” seru ayahnya yang saat ini sudah berada di depan pintu ruang tamu. Ditatapnya nyalang anak pertamanya itu. Mengetahui bahwa sudah ketahuan oleh ayahnya, Lyra buru-buru bangkit berdiri. Dengan menahan rasa nyeri di kakinya, Lyra berusaha berlari menjauh dari rumahnya. Ayahnya yang mengetahui bahwa anaknya hendak kabur segera lari menyusul putrinya itu. “Berani-beraninya kamu kabur!” teriak ayahnya yang tentu saja membuat Lyra ketakutan. Kini beberapa tetangga sudah keluar rumah untuk melihat ribut-ribut yang terjadi di depan rumah keluarga Lyra itu. Lyra tidak berani menoleh ke belakang. Ia hanya terus berlari sambil menahan rasa nyeri di kakinya. Tiba-tiba saja saja Lyra merasakan cekalan di lengan kanannya yang membuatnya berhenti. Ia menoleh ke belakang dan mendapati ayahnya sudah berada di belakangnya dengan tatapan nyalang. “Pulang!” teriak ayahnya geram. “Ayah, Lyra nggak mau,” kata Lyra berusaha melepaskan cekalan tangan ayahnya di lengannya. Tapi, tentu saja usahanya itu sia-sia. Dengan masih memarahi Lyra, ayahnya menyeret anak perempuannya itu kembali ke rumahnya. Sebelum mencapai pintu ruang tamu, Lyra kembali memberontak yang membuat ayahnya semakin marah. Sebuah tamparan keras mendarat ke pipi Lyra yang membuat Lyra tertegun. Ia merasakan sengatan rasa nyeri dan panas menjalari pipi kirinya. Lyra mengangkat pandangan ke arah ayahnya yang sudah kehilangan kendali. “Dasar, anak nggak tahu diuntung! Kami sudah membesarkanmu dengan baik, semua kebutuhanmu kami cukupi, tapi kamu sama sekali nggak tahu terima kasih,” seru ayahnya kembali memarahi Lyra. “Susah sekali nurut sama orang tua! Padahal kamu hanya perlu—” Ucapan ayah Lyra itu terhenti ketika sebuah tamparan yang sangat keras mendarat ke pipi kirinya. Lyra terkesiap melihat ayahnya ditampar seperti itu. Ayahnya sendiri tidak kalah kagetnya ketika mendapatkan tamparan keras di pipinya. “Bukankah Tuan Dewangga pernah berpesan untuk tidak menyakitin pengantinnya?” ucap suara di sampaing Lyra. Ucapan itu membuat Lyra dan ayahnya menoleh ke arah pria yang saat ini mengenakan jas hitam. Pria itu berumur kisaran empat puluh tahun. “Anda…, Anda siapa?” tanya ayahnya Lyra agak tergagap. “Saya Adipati,” jawab pria itu. “Saya ke sini untuk menjemput Nona Lyra,” tambahnya. Lalu, pria bernama Adipati itu menoleh ke arah Lyra. “Nona Lyra tidak apa-apa?” tanyanya dengan sopan. Lyra menganggukkan kepala dengan bingung. “Kalau begitu mari ikut saya,” ucap Adipati. “Ikut ke mana?” “Ke rumah Tuan Dewangga,” kata Adipati. “Mari.” Lyra mengamati ayahnya yang saat ini sudah tertunduk takut kepada Adipati. Ibu tiri dan juga adiknya pun tampak hanya diam di ambang pintu ruang tamu. Kini Lyra merasa tidak bisa lagi tinggal di rumah ini, di mana semua orang tidak menginginkannya. Jadi, mungkin sebaiknya Lyra sekalian pergi dari sini ikut Pak Adipati ke rumah Tuan Dewangga. Toh misal nantinya Lyra tidak menyukai pria yang dinikahinya, ia hanya tinggal kabur saja. Benar, seperti itu. Dengan helaan napas dalam Lyra akhirnya berbalik dan berjalan agak terpincang-pincang untuk mengikuti Adipati yang saat ini sudah berada di samping mobil hitam yang sudah terparkir di depan rumahnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
189.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.6K
bc

My Secret Little Wife

read
95.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook