bc

PELAYAN UNTUK SANG PENGUASA

book_age18+
23
FOLLOW
1K
READ
dark
HE
arranged marriage
arrogant
badboy
princess
king
blue collar
drama
tragedy
sweet
bxg
lighthearted
serious
kicking
medieval
secrets
superpower
war
ancient
like
intro-logo
Blurb

Bagaimana mungkin ada sebuah peristiwa aneh terjadi, dimana seseorang bisa tidur panjang selama 20 tahun lamanya, namun wajahnya sama sekali tidak berubah? Kisah ini menceritakan bagaimana awal mula seorang penguasa jahat tiba-tiba harus bergantung hidup kepada seorang yang hanya berstatus sebagai pelayan istana. Namun seiring berjalannya waktu kisah cinta mereka dimulai. Ujian demi ujian harus mereka lalui. Kisah cinta yang diwarnai perebutan kekuasaan, balas dendam, hingga identitas pewaris istana yang akhirnya terungkap.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Namaku Aira. Dulu aku hanyalah seorang anak yang tidak punya tempat tinggal, tidak punya arah tujuan hidup, bahkan untuk sekedar makan perlu meminta belas kasihan. Tapi itu dulu, sampai aku dirawat seorang Nyonya yang baik hati, kini aku memiliki kehidupan yang lebih baik. Setiap orang memiliki mimpi. Sementara itu sudah menjadi tugasku menjadi seorang pelayan di Istana Putih. Nyonya Silvia adalah atasanku. Hubungan kami memang seorang atasan dan bawahan. Namun dia tidak pernah menganggap dirinya adalah bosku. Dia memperlakukanku lebih seperti kerabatnya. "Begitu kesialan datang, yang kuat tidak berarti apa-apa. Tidak bisa diterka," Nyonya Silvia sering sekali mengajarkanku kalimat bijak. Setelah mengajariku banyak hal, Nyonya pergi ke luar negeri. Namun selama beberapa tahun ini ia belum kembali lagi. Aku tinggal bersama beberapa orang rekan kerja disini, tidak merasa kesepian. Hidupku bisa dianggap berjalan dengan baik. Aku semakin terampil mempelajari berbagai macam hal. Hampir setiap hari, ku habiskan waktu dengan berbagai macam pekerjaan yang cukup banyak, namun tidak sedikitpun membuatku mengeluh. Di sela-sela waktu luang, aku sering menghabiskan waktu bercengkrama bersama teman-teman kerjaku. "Ayo belajar dan bekerjalah dengan baik!" Ucapku memberi semangat kepada teman-temanku. "Baru pukul berapa? Biarkan aku tidur sebentar lagi," jawab Demian bermalas-malasan. "Apa baiknya sama sepertimu? Belajar dan bekerja begitu giat. Lebih baik menjadi seorang yang biasa saja," timpal Ivana. Beberapa teman yang ku miliki sangatlah baik, namun ada beberapa yang memperlakukanku sedikit berbeda. Mereka adalah orang-orang yang memiliki impian sama sepertiku, bekerja di gedung pemerintahan Istana Putih. "Kamu masih diam-diam menyimpan foto Tuan Devan, benar-benar tidak tahu malu!" Sambil merobek foto Tuan Devan. "Bahkan kami saja juga tidak bisa berbicara dengan Tuan Devan." "Tuan Devan tidak akan pernah melihatmu seumur hidupmu!" Kalimat cacian mereka masih jelas terngiang. Aku bertekad untuk membalas kebaikan Tuan Devan. Ku satukan kembali potongan gambar Tuan Devan yang telah sobek. "Apa yang sedang Aira lihat?" Tanya Ivana. "Apa lagi yang bisa dia lihat? Palingan Tuan Devan nya," sambung Viona. "Fotonya sudah dirobek. Tapi masih dilihat setiap hari, sebenarnya apa yang terjadi antara dia dan Tuan Devan itu, sehingga membuat Aira begitu tergila-gila?" Ivana bertanya-tanya. "Dia adalah seorang pejabat. Orang penting. Mana mungkin orang-orang seperti kita bisa berhubungan dengannya," Viona menimpali. "Bagaimana Tuan Devan itu bisa menjadi penyelamatnya?" Demian penasaran. "Apa mungkin Aira bermimpi dan mengarangnya sendiri?" Ivana mulai menerka. Nyonya Silvia pernah berpesan kepadaku. "Kejarlah mimpimu selama masih ada asa di hatimu, namun berhati-hatilah karena kesalahan kecil akan berdampak besar. Hilang satu inci seperti ribuan mil". Jika menggunakan perkataan Nyonya Silvia, itu lebih rumit lagi. Takdir tercipta oleh penguasa langit, namun siklus sebab akibat mempengaruhi semua makhluk hidup. Setiap hari aku sudah terbiasa dengan pesan Nyonya. Menjaga amanatnya sudah seperti menjaga nyawaku sendiri. Setelah Nyonya kembali aku akan bicara padanya. Aku ingin bekerja di gedung pemerintahan, seharusnya Tuan Devan sudah kembali. *** Perkumpulan pejabat di Istana Putih "Kakak." Devan menemui kakaknya sebagai pemimpin di Istana. "Devan, kamu sudah berhasil merebut kembali wilayah yang dikuasai Revan Ravana serta berhasil memulihkan kekacauan. Kamu pantas mendapatkan hadiah." Puji Tuan Raksa. "Kelompok penjahat itu kini sudah hancur. Sekarang mereka hanyalah sekelompok massa biasa. Ini adalah tanggung jawab Devan, tidak berarti apa-apa," Devan merendah. "Tuan Devan terlalu rendah hati," sambung Bibi Helen salah satu pejabat senior di Istana. "Benar. Meskipun Revan itu tidak lebih baik dari kakaknya yang memimpin waktu itu, tapi saat ini dia juga merupakan ancaman utama bagi kota kita. Kali ini, Tuan Devan bisa membuat Revan tidak berkutik. Jasanya tetap sangat besar." Paman Ferdy juga ikut memuji. "Kalaupun Adrian Lakeswara masih hidup, Devan akan menghancurkannya dengan tangan Devan sendiri. Hanya saja masih ada banyak hal yang belum Devan selesaikan. Entah kenapa Kakak buru-buru memanggil Devan kembali kesini?" Devan penasaran. "Apakah kamu masih ingat bagaimana kisah Adrian Lakeswara?" Tanya Tuan Raksa. "Tentu saja ingat. Duapuluh tahun yang lalu, pertempuran besar itu mengakibatkan Adrian Lakeswara tewas. Namun apa hubungannya dengan sekarang?" Devan penasaran. Tuan Raksa menarik nafas sejenak. "Saat itu kamu masih sangat kecil. Waktu itu, ayah hanya bisa mengatakan bahwa Adrian Lakeswara sudah tidak ada agar semua orang tidak takut dan panik, namun sebenarnya sampai saat ini kita tidak pernah melihat jasadnya. Hanya sedikit yang tahu rahasia ini," Tuan Raksa menjelaskan. "Saat itu tidak ada orang yang bisa menandingi kekuatan Adrian Lakeswara. Namun entah apa yang terjadi, tiba-tiba Adrian Lakeswara hilang bak ditelan bumi. Sampai saat ini kita tidak pernah lagi mendengar kabarnya," Paman Ferdy menambahkan. "Jadi ada kemungkinan Adrian Lakeswara masih hidup?" Devan mulai menyimpulkan. "Adrian Lakeswara, walaupun sampai saat ini kita tidak tahu keberadaannya, namun tak dapat dipungkiri dia adalah sosok yang sangat kuat. Akhir-akhir ini kakak sering bermimpi buruk, setiap hari kakak berusaha menyangkalnya, tapi semakin lama kakak semakin yakin, jika hal ini dibiarkan, Kota Cahaya bisa ada dalam bahaya. Karena itulah, kakak memanggilmu kembali, untuk memperkokoh kekuatan kita," jelas Tuan Raksa. "Baik. Devan siap menjalankan tugas." Devan kini paham dengan maksud kakaknya memanggilnya ke istana.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

30 Days to Freedom: Abandoned Luna is Secret Shadow King

read
311.6K
bc

Too Late for Regret

read
294.3K
bc

Just One Kiss, before divorcing me

read
1.7M
bc

Alpha's Regret: the Luna is Secret Heiress!

read
1.3M
bc

The Warrior's Broken Mate

read
138.6K
bc

The Lost Pack

read
410.6K
bc

Revenge, served in a black dress

read
148.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook