Chapter 22

1433 Words

"Dave?" Griya menggoyangkan bahu sang anak perlahan. Ia menatap sendu wajah David yang terusik. Mata David perlahan terbuka lalu menatap wajah sang ibu yang kini tersenyum padanya. Ia ikut tersenyum tipis sebelum berusaha bangkit menahan rasa sakit disekujur tubuhnya. Sungguh, tendangan dari kakaknya itu masih terasa hingga saat ini. Ditambah tidak diobati sama sekali. "Kamu kenapa?" Tanya Griya lalu ikut duduk bersama David dikasur sang putra. Ia melihat kesekitar ruangan yang nampak rapi dan tertata. David menggeleng sebagai jawaban dari apa yang telah ibunya itu tanyakan. "Kenapa gak kerumah sakit lagi? Kamu sakit?" David diam. Ia memilih tidak menjawab dan memutuskan untuk bangkit dari posisinya. "Zira udah pulang Bun? Sekarang dimana?" Griya menatap wajah David semakin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD