"Pangeran, adakah yang menganggu pikiran Pangeran?" Gabriel menoleh, mengangkat sebelah alisnya saat menatap Caravan yang berdiri di sampingnya dengan Gustafa dalam gendongan. Di sore hari yang hampir senja ini, rumah mereka hanya terisi tiga lelaki karena Acelia pergi bersama para penduduk perempuan untuk melakukan perjamuan minum teh yang baru dilaksanakan dua kali di kota tua ini. Dan Caravan menerima tugas untuk merawat anaknya selama Acelia pergi. "Aku..hanya terpikirkan Caesarea. Sudah hampir satu bulan dan dia tidak mengirimkan ku surat lagi," jawab Gabriel. Tanpa dia tahu, bahwa Caravan di sisinya mengulum senyum penuh arti. "Apakah Pangeran merindukan dia?" Terlonjak, Gabriel mengerutkan keningnya menanggapi ucapan Caravan. "Apa kau berpikir aku akan seperti itu? Aku hanya

