Part 3

1025 Words
Drtt Drrtt HP Kianna berbunyi. Dan itu adalah telepon dari ibunya. Kianna pun langsung mengangkat telepon tersebut. "Halo, Bu," jawab Kianna. "Kami ini benar-benar gak tau di untung ya! Jauh-jauh kami sekolahin kamu kesana bukan buat jadi pencuri!" maki Siska pada Kianna. "Maksud ibu apa? Kia gak nyuri apa-apa," ujar Kianna. "Gak usah bohong kamu, ini dapat kabar kalau kamu masuk ruang BK karena ketahuan nyuri uang kas. Kamu ini emang bikin malu keluarga aja kamu." "Tapi ma, Kia beneran gak nyuri apa-apa." "Sudahlah, percuma saya ngomong sama anak gak tau diri kayak kamu!" Tutt.. Siska kembali mematikan telepon nya. Hati Kianna rasanya sangat sakit sekali. Kenapa ibu kandungnya sendiri yang selalu menghancurkan mengaku dengan semua cacian dan makian yang dia berikan kepada Kianna. Kianna sangat ingin menangis. Dia sudah berusaha agar tidak mengeluarkan air mata lagi, tapi tampaknya itu tidak bisa dilakukan oleh Kianna. Kianna menumpahkan tangisan nya, karena kebetulan dia sendirian di kos karena Rara lagi ada kerja kelompok di tempat temannya. *** Disekolah, "Ohhh, jadi kamu orang yang udah memfitnah Kianna." Orang yang ada didalam toilet tersebut pun kaget dan langsung berbalik. "Lo kan anak kelas sebelah, gak usah ikut campur Lo sama urusan kami," ujar Karla. Ya, wanita yang ada di dalam toilet tersebut adalah Karla. "Orang yang kamu fitnah itu sahabat saya, jadi saya berhak untuk ikut campur," ujar Rara. Karla menggertak kan giginya. "Ooo, mau jadi pahlawan kesiangan Lo rupanya ya," ujar Karla lagi. Rara hanya menatap tajam kearah Karla. "Dengar ya, kalau sampai masalah ini bocor sama guru awas Lo ya," ancam Karla. "Saya gak takut!" Rara pun keluar dari toilet itu meninggalkan Karla yang tampak kesal kepada Rara. Karla memilih kembali ke kelas. Saat sampai di kelas, buk Aulia tiba-tiba masuk. "Karla," panggil buk Aulia. "Iya, buk," jawab Karla. Buk Aulia berjalan kearah Karla. "Benar Karla, kamu uang udah masukin uang kas itu kedalam tas Kianna?" tanya buk Aulia. Semua yang ada di sana pun kaget mendengarnya. "Enggak kok buk. Kianna sendiri yang masukin buk," elak Karla. "Jangan bohong Karla. Ibu ada buktinya." Bu Aulia menghidupkan sebuah rekaman percakapan Karla dan Rara sewaktu di toilet tadi. Mata Karla membulat mendengar semua itu. Sialan, ternyata cewek itu benar-benar licik, ujar Karla dalam hati. "Sekarang kamu gak bisa ngelak lagi Karla. Disini kamu sendiri yang mengatakan kalau emang kamu yang sudah memfitnah Kianna." Semua siswa yang ada di sana menggelengkan kepalanya tak menyangka kalau Karla tega memfitnah Kianna. Karla terlanjur malu, hal itu membuat dia semakin membenci Kianna. "Karena kami sudah melakukan kesalahan ini, maka kamu akan ibuk beri hukuman," ujar buk Aulia. "Apa hukumannya buk?" tanya Karla was-was. "Hari ini kamu harus membersihkan semua WC yang ada di sekolah ini." Karla membulat kan matanya. Yang benar saja dia harus membersihkan WC sebanyak itu, membayangkan nya saja dia udah jijik duluan. "Apa gak ada hukuman yang lain aja buk selain bersihin WC?" "Gak ada! Hari ini kamu harus bersihin WC. Gak ada bantahan!" Karla pun terpaksa menerima hukuman tersebut. Dia menghentak-hentakkan kakinya ketika hendak membersihkan WC. *** "Kia, kamu hari ini ikut pulang ke rumah gak sama aku? aku mau pulang soalnya," tanya Rara. Soalnya hari ini hari Sabtu, dan kebanyakan anak kost akan pulang ke rumah dan kembali lagi ke kost pada hari Minggu nya. "Iya deh aku ikut, gak enak kalau cuma sendirian disini," balas Kianna. "Yaudah, ayo siap-siap. Bentar lagi kita berangkat," ujar Rara lagi. Kianna pun mengangguk kan kepalanya. Mereka pun bersiap-siap untuk pulang. Setelah menempuh sekitar 2 jam, akhirnya Kianna sampai di rumah. "Assalamualaikum," ujar Kianna ketika hendak masuk ke rumah. Kebetulan Siska dan Dani sedang duduk di ruang keluarga sambil memainkan HP nya masing-masing. Mereka melihat kearah Kianna. Bukannya menyambut kepulangan Kianna, Siska malah mengatakan kata-kata yang melukai hati Kianna. "Ngapain pulang kamu?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Siska. "Karena besok hari Minggu, mangkanya aku memutuskan pulang," jawab Kianna. Siska hanya menatap Kianna dengan tatapan sinis, sedang kan Dani. Dia hanya sibuk sendiri dengan ponselnya dan tidak sedikit pun melihat kearah Kianna. "Nah karena kamu lagi disini, cepetan sana masak untuk makan malam," ujar Siska yang tidak memahami rasa capek yang Kianna rasakan. "Baik, Bu. Biar Kianna yang masak." "Cepetan sana!" Siska mendorong tubuh Kianna. Kianna hanya bisa bersabar. Walaupun tubuh nya terasa sangat capek, Kianna tetap harus melayani orang tuanya. Semua makanan untuk makan malam pun selesai. Siska dan Dani sudah duduk di meja makan untuk makan malam. Ketika Kianna hendak duduk di kursinya, gerakan Kianna pun terhenti karena ucapan Dani. "Kamu nanti aja makannya setelah kami selesai makan," ujar Dani. Kianna kembali berdiri dan memilih untuk mengistirahatkan sejenak badan nya. Setelah beberapa saat, Siska dan Dani pun selesai makan. Mereka meninggalkan meja makan. Karena lapar, Kianna pergi ke meja makan untuk makan malam sekalian untuk membersihkan nya. Namun ketika sampai di meja makan, Kianna tidak melihat makanan sedikit pun. Yang ada hanyalah sisa yang menempel di piring. Kianna hanya menghela napasnya. Karena perutnya sangat lapar, terpaksa Kianna makan dengan sisa makanan yang ada. Keesokan harinya, Kianna sedang bersiap-siap untuk balik ke kost. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Rara pun datang untuk menjemput Kianna. "Bu, Kianna pamit balik ke kost lagi ya Bu," pamit Kianna. "Pergi sana," usir Siska. "Yah, Kia pamit dulu ya," ujar Kianna juga pada ayahnya. "Hmmm." Hanya itu jawaban dari Dani. Kemudian, Kianna pun menghampiri Rara dan setelah itu mereka pun berangkat. Di perjalanan, Kianna tampak melamun aja. "Kia," panggil Rara. Namun tidak ada sahutan dari Kianna. Rara menggelengkan kepalanya. "Kia, kamu gak papa?" tanya Rara. "Eh, iya aku gak apa-apa kok," balas Kianna berbohong. "Gak apa-apa apanya, dari tadi aku lihat kamu ngelamun aja loh," ujar Rara lagi. "Beneran, Ra. ku gak apa-apa kok." "Yaudah deh kalau kamu emang baik-baik aja." Rara pun kembali fokus dengan membawa motor nya. Setelah beberapa jam, akhirnya mereka pun sampai di kostan. Mereka pun langsung membereskan pakaian yang dia bawa dari rumah tadi. "Kia, ini ada makanan dari ibu aku," ujar Rara. "Makanan apa itu?" tanya Kianna. "Aku juga kurang tau nama makanan nya," jawab Rara yang di angguki oleh Kianna. "Aku tarok di atas meja ya, nanti kita makan bareng setelah selesai bersihin ini," ujar Rara. "Iya, Ra," balas Kianna.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD