part 2

1044 Words
Waktu berlalu begitu cepat. Dan sekarang Kianna sudah lulus dari SMP dan melanjutkan sekolahnya kesebuah SMK yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Kianna pun tinggal di kost bersama dengan teman nya yaitu Rara. "Aku senang loh akhirnya kita bisa tinggal satu kos kayak gini," ujar Rara ketika mereka lagi rebahan di kost. "Sama aku juga," balas Kianna. "Kia, Are you oke? " tanya Rara. "I am Ok, " balas Kianna. Rara menanyakan itu karena selama ini dia tau bagaimana kondisi Kianna di rumahnya. "Setidaknya mulai sekarang kamu tidak harus mendengar kata-k********r setiap hari," ujar Rara. "Aku harap begitu," balas Kianna. "Yaudah, gimana kalau malam ini kita main keluar mumpung belum terlalu banyak tugas dari sekolah," ajak Rara. "Ayo." Mereka berdua pun pergi main bawa motor keluar berdua. Mereka hanya mutar-mutar di jalan sambil beli es cream dan setelah itu pulang. Emang random sih, tapi emang kebiasaan mereka. Hari mereka di isi dengan kegiatan sekolah dan tugas-tugas yang di berikan guru mereka. Seperti malam ini, Kianna dan Rara sedang sibuk mengerjakan tugas masing-masing. Tiba-tiba telepon Kianna berbunyi. Dan tertera nama ibunya di layar HP Kianna. "Hallo, assalamualaikum,ma." Kianna menjawab telepon tersebut. "Lama amat si kamu angkat telepon nya. Udah gak butuh kami lagi kamu!" Bentak Siska dari dalam hp Kianna. Kianna hanya terdiam mendengar bentakan dari ibunya itu. "Maaf,bu. Tadi aku lagi ngerjain tugas mangkanya agak lama angkat telepon nya," jawab Kianna. "Alasan!" ujar Siska. "Itu, uang yang kemarin saya kasih harus kamu cukupi sampai satu bulan. Gak usah boros kamu disana," lanjut Siska lagi. "Iya bu." Tutt Tanpa sepatah kata pun Siska langsung mematikan sambungan HP nya dengan Kianna. Kianna hanya bisa diam dan sabar. Bahkan, saat dia sudah tinggal jauh pun ibunya masih saja membentak-bentak dirinya. Rara mengusap bahu Kianna. Rara mendengar semuanya ya karena Kianna me loud speaker HP nya. "Kamu yang sabar ya. Aku yakin, suatu saat kamu pasti akan mendapatkan balasan yang baik dari keadaan mu yang sekarang," ujar Rara. "Makasih ya, Ra. Karena kamu masih mau menjadi sahabat aku walaupun kamu tau kondisi aku gimana," balas Kianna. "Justru aku yang beruntung dapetin sahabat kaya kamu. Yang baik, sabar dan selalu kuat." Kianna memeluk Rara. Selama ini, hanya Rara lah orang yang selalu setia mendengarkan cerita nya. "Udah ih, jangan malah nangis. Mending kita lanjutin bikin tugasnya." Kianna pun mengangguk. *** Di sekolah, tiba-tiba kelas Kianna menjadi heboh. Salsa, sang bendahara tiba-tiba melapor bahwa uang kas yang ada di dalam tasnya hilang. "Gak mungkin bisa hilang gitu aja, Bu. Udah jelas-jelas tadi aku narok uangnya disini," jelas Salsa kepada wali kelasnya. "Ini pasti ada seseorang yang mencurinya, buk," ujar Karla ikut memanas-manasi suasana. "Jangan asal nuduh dulu, Karla. Belum tentu uang nya di curi, mana tau Salsa lupa naroknya dimana," ujar Bu Aulia. "Mending sekarang ibu periksa aja deh tas mereka satu-persatu," usul Karla lagi. Kianna yang mendengar perdebatan itu lebih memilih diam aja dari pada ikut campur urusan mereka. "Oke, ibuk akan periksa tas kalian semua nya." Buk Aulia pun bergerak untuk memeriksa tas-tas siswa disana. "Kianna, berikan tas kamu," ujar buk Aulia. Kianna pun memberikan tasnya kepada buk Aulia. Ketika buk Aulia memeriksa tas Kianna, dia menemukan uang kasnya disana. "Apa ini, Kia?" tanya buk Aulia. "Ternyata Lo yang udah nyuri uangnya dari tas gue?" Ujar salsa juga. "Enggak kok buk. Aku gak ada ngambil uang kas itu," ujar Kianna. Memang bukan Kianna yang mengambil uang itu. "Udahlah, Lo gak usah ngelak lagi. Buktinya uang ini ada di dalam tas Lo," ujar Karla. "Tapi beneran, bukan aku yang ngambil." "Alah, maling mana ada yang mau ngaku." "Ibuk beneran gak nyangka kamu bakal mencuri seperti ini, Kia. Ikut ibuk ke ruang BK sekarang," ujar buk Aulia dan kemudian keluar dari kelas tersebut. "Dasar pencuri." "Masih kecil udah belajar mencuri." "Gak punya uang ya, sampai mencuri gini." Begitu lah ejekan dari anak-anak kelas tersebut yang terdengar oleh Kianna. Padahal Kianna tidak melakukan apapun, dia juga tidak tahu bagaimana bisa uang itu ada di dalam tas nya. Dengan langkah yang berat, Kianna terpaksa harus berurusan dengan ruang BK. Rasain Lo Kianna. Gue senang lihat Lo di permalukan kayak gini, ujar Karla dalam hati nya. Ya, pelaku yang sebenarnya ialah Karla. Dia sengaja mengambil uang kas itu dan memasukkannya kedalam tas Kianna agar Kianna yang di tuduh mencuri. Kianna sedang berada di ruang BK. Disana sudah ada guru BK dan wali kelasnya Kianna. "Kianna, kenapa kamu lakuin ini semua? kenapa kamu malah mencuri uang kas di kelas kamu?" tanya guru BK. "Kia gak nyuri kok buk. Kia beneran gak tau kenapa uang itu bisa ada di dalam tas Kia." Kianna mencoba menjelaskan nya kepada guru tersebut. Mata Kianna juga tampak berkaca-kaca. "Jujur aja, Kia. Gak papa kok kalau kamu jujur dan beri alasan kamu kenapa kamu ngelakuin ini semua," ujar buk Aulia. "Kia udah jawab jujur kok buk. Emang bukan Kia pelaku nya." Para guru itupun hanya menghela napasnya. Mereka juga tidak percaya sebenarnya kalau Kianna bakal ngelakuin ini, pasalnya Kianna itu terkenal sebagai anak yang baik di kalangan guru-guru. "Yaudah kalau gitu, lain kali jangan di ulangi lagi ya. Sekarang kamu balik ke kelas," ujar guru BK itu. "Baik, Bu. Kia permisi dulu." Guru-guru itupun menganggukkan kepalanya. Kianna berjalan dengan lesu menuju kelasnya. Kenapa setiap hari ada aja masalah yang menimpanya. Padahal dia tidak melakukan apa-apa. Kianna hanya mengusap dadanya mencoba untuk sabar menghadapi semua masalah yang menimpa dirinya. *** "Kia, aku katanya kamu tadi di panggil ke ruang BK, ya?ada masalah apa?" tanya Rara ketika mereka sudah sampai di kostan. "Aku tadi di tuduh nyuri yang kas," jawab Kianna. "Apa! Kok bisa sih. Emang siapa yang nuduh kamu?" ujar Rara yang tidak terima kalau Kianna di tuduh yang mencuri. "Semua teman-teman kelas aku. Mereka tadi nemuin uang itu dalam tas aku, aku juga gak tau kenapa uang itu tiba-tiba ada didalam tas aku," jelas Kianna. "Kayaknya ada yang sengaja deh menjebak kamu, Kia," ujar Rara. "Maksud kamu?" "Maksud aku itu, sepertinya ada anak di kelas kamu yang gak suka sama kamu. Terus dia berupaya untuk menjebak kamu dengan cara memfitnah kamu," jelas Rara. "Bisa jadi sih. Tapi yaudah lah, toh masalahnya juga udah selesai. Gak usah di perpanjang lagi masalah nya," ujar Kianna. Aku akan cari tau siapa orang yang udah tega memfitnah kamu, Kia, ujar Rara dalam hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD