Pagi hari sudah di tempatnya itu Mimi dan lesti pun sudah siap untuk kembali bekerja dan seperti biasa mereka menyantap sarapan roti yang menurut mereka sangat mudah di buat dan cukup simpel cara membuatnya tapi di santapan terakhir Mimi itu tiba-tiba Lesti mengatakan kalo Lesti harus pulang ke rumahnya karena merasa tidak enak badan. Mendengar kata-kata Lesti Mimi merasa khawatir takut dan bahagia bagaimana tidak dia merasa khawatir dan takut karena temannya sakit tapi dia merasa bahagia mengingat apa yang terjadi semalam dan berpikir kalo Lesti pulang dia pasti bisa mengulang kejadian itu.
" Mi, sore gw pulang ke rumah ya. Gw ngga enak badan nih. " lesti
" Hah, lu sakit les ? " mimi
" Yaudah lu jangan masuk kerja aja kalo gitu istirahat." sambung mimi lagi
" Ngga mi, gw sore pulang nya soalnya gw udah minta sodara gw jemput kesini sore." Lesti
" Lu yakin bisa ? " tanya mimi
" Iya gw masih kuat ko, gw cuma mau istirahat aja di rumah. " jawab lesti
" Yaudah sekarang kita berangkat deh takut telat masuk, kalo lu yakin bisa " mimi
" Iya gw bisa ko. "
Akhirnya mereka berangkat kerja seperti biasa dengan tugas yang sudah biasa juga mereka kerjakan di tempat itu. Tanpa sadar juga mereka seharian sibuk begitupun dengan Indri yang sekarang mereka bertiga sudah punya tugas nya masing-masing berkat bantuan mimi, sore hari tiba saatnya untuk mereka pulang sekarang mereka berpisah secara sendiri-sendiri karena tujuan mereka hari itu yang berbeda dari sebelumnya. Lesti yang sudah di tunggu sodara nya itu buru-buru pulang, tinggal Indri dan mimi sebenarnya jika Mimi pulang lebih cepat pun tak apa tapi mimi tak tega membiarkan Indri sendiri menunggu jemputannya. Kali Indri sudah pulang barulah Mimi yang pulang dan sekarang tibalah waktu mimi pulang karena melihat jemputan Indri sudah tiba. Ya pasti jemputannya itu adalah pacarnya Indri ya.
Sisalah Mimi yang jalan sendirian menuju kosan itu, saat sampai di kosan mimi sudah membayangkan akan langsung memberi pesan ini pada Aril pacar gurunya itu. Setelah menyampaikan hal itu Mimi langsung buru-buru bersiap menunggu kedatangan Aril. Padahal biasanya mimi pasti langsung tidur, tapi setelah kemarin malam Mimi merasa mulai berfikiran kotor tapi hanya mimi dan Aril lah yang tau apa yang sebenarnya dirasakan.
" Ka, hari ini Lesti pulang. Kaka jadi datang kan ?" pesan Mimi
Beberapa menit kemudia Aril yang sudah menerima pesan itu tiba di depan kosan mimi dan langsung mengucapkan salam. Mimi langsung spontan membuka pintu kos nya dan melihat Aril yang sudah datang dan kembali membawa cemilan pedas. Bukannya menjawab salam Mimi langsung memeluk Aril yang membuat Aril tau apa maksudnya apa yang sedang Mimi pikirkan.
" Ka.." Mimi
" Iya. " jawab aril
" Hari ini Lesti pulang, bisakah Kaka menemani aku?" tanya mimi
" Iya kaka temani Mimi."
Padahal sudah sama sama berpikiran aneh, bagaimana tidak mereka hanya berdua dan Mimi meminta untuk ditemani. Pikiran mereka sudah mencari celah masing-masing sebelum melepaskan pelukan mereka sedari tadi, tapi Aril sadar dia baru sampe dan melepaskan pelukan itu untuk memberikan cemilah dan menyuruh Mimi membawa laptopnya. Kali ini Mimi tidak membawa laptopnya tapi tetap masuk ke kamar untuk membiarkan Aril masuk ke kamar juga, Aril yang tau maksud nya itu langsung menyusul ke dalam kamar. Bukan cuma itu Mimi yang otaknya ng***s itu tiba-tiba membuka lemari dan berpikir untuk mengganti pakaian nya dengan pakaian tidur yang lebih s**y. Tidak tidak di depan Aril dia mengganti nya di kamar mandi. Barulah dia masuk lagi ke kamar dan melihat kalo Aril sudah ada di tempat tidurnya. Melihat Mimi yang seperti itu b****i Aril mulai kewalahan dan merasa tidak tahan untuk langsung memeluk Mimi.
" Mimi." sambil memeluk mimi
" Hmmmm."
" Kaka sayang Mimi." Aril
Mimi diam saja tapi merasakan bahwa mr.p sudah berdiri menandakan Aril sudah mulai t*******ng dengan melihat Mimi yang s**y. Tanpa melepaskan pelukan itu tangan Aril yang satu memegang tangan Mimi dan menempatkan tangan Mimi di ke****an Aril. Sebenernya Mimi takut karena itu yang pertama tapi karena hasrat yang dari awal adalah itu maka ya bagaimana lagi Mimi menuruti nya. Sesekali Mimi me****s nya tapi sesekali juga Mimi melepaskan nya karena tidak enak saat Mimi melepaskan nya Aril terlihat marah dan Mimi hanya kembali memegang Mr.p. Aril yang tidak tahan sering meracau tidak jelas di telinga Mimi dan itu membuat bulu-bulu Mimi berdiri karena geli dan te******Ng karena perbuatan Aril itu juga membuat mimi meracau keenakan. Sekarang pindah bibir Aril sudah melumat bibir Mimi tanpa sedikit pun mengucapkan kata membuat mimi kaget karena Mimi belum pernah melakukan itu sama sekali selama berpacaran pun Mimi hanya komunikasi lewat ponsel baru kali ini secara langsung seperti yang dilakukan Aril kepadanya. Akhirnya Aril yang menyadari itu mengatakan ikuti aku sayang akan ku ajari caranya, mimi bersedia mengikuti apa yang dikatakan Aril karena memang sudah tenggelam dalam rasa.
" Ikuti aku sayang akan ku ajari caranya." Aril
" Mmmmm " jawaban mimi
" sayang terus sayang r***s."
Mendengar kata-kata itu Mimi terus melakukannya sambil terus berciuman dan sesekali erangan muncul.
" Ka, Mimi takut."
" Kamu ngga perlu takut sayang ini enak kan."
" Tapi mimi tidak pernah melakukan ini."
" Kaka juga tidak melakukannya dengan siapa pun sayang."
" Tapi kaka.."
" Sudah sayang nikmati saja."
Tapi secara tiba-tiba Aril melepaskan celana yang dia kenakan menandakan dia sudah siap, sontak Mimi kaget karena melihat mr.p secara langsung tanpa ditutupi apapun. Mimi melepaskan dan mulai sedikit menjauh karena takut. Tapi Aril yang sudah ingin itu memohon kepada Mimi agar mau melakukan nya tapi jawaban Mimi adalah tidak karena Mimi merasa takut sekali apalagi mereka hanya pacaran Mimi sedikit menjelaskan itu dan mencoba membuat Aril mengerti. Dan benar saja Aril mengerti tapi bukannya berhenti dan kembali memakai celananya dia malah tetap membuka membiarkan mr.p yang berdiri itu dan tiba-tiba menarik Mimi mendekat dan tangannya memegang kepala Mimi dan mendorongnya masuk ke se********an Aril untuk menj****i mr.p. sebenarnya mimi tidak mau melakukan itu dan merasa jijik dengan cairan yang sedikit keluar itu tapi tangan Aril yang terus mendorongnya membuat mulut Mimi tepat di posisi Mr.p yang mau tidak mau mimi melakukannya dengan malu malu. Erangan terus keluar dari mulut Aril yang keenakan.
" Aagghh sayang terus."
" Sayang."
" Ayo sayang buat aku puas sayang."
" Aagghh itu enak sayang. "
Begitulah terus erangan Aril tapi mulut Mimi yang sudah tidak kuat menganga membuat nya menyudahi itu Aril tampak kecewa dan mengatakan " sayang sebentar lagi." Aril yang membujuk Mimi membuat mimi ingin melakukannya lagi walaupun mimi sudah tidak mau tapi Aril sangat menikmati itu.
" Aagghh sayang sayang, pelan sayang."
Tiba-tiba....
" Aaggh sayang keluar sayang."
Mimi buru-buru mengeluarkan Mr.p dari mulutnya dan benar saja cairan putih kental itu keluar dari Mr.p membuat Aril merasa lemas dan langsung berbaring. Tapi Aril sadar tugasnya belum selesai dan menarik Mimi untuk berbaring di sampingnya. Tak lama tangannya masuk ke dalam baju dan memegang gumpalan hangat Mimi sesekali Aril meremasnya hingga membuat mimi mengerang merasakan itu p***Ng Mimi berdiri, Aril semakin jahit memutar bagian kenikmatan itu membuat mrs.v basah terus membuat mimi memuncak akhirnya mimi membuka bajunya dan berbalik mengisyaratkan Aril untuk membuka kait bra nya. Aril tidak kuat saat itu hanya membukanya dan melihat Mimi berbalik lagi dengan tubuh yang tidak tertutup baju lagi. Tanpa ragu kedua tangan Aril langsung memegang gumpalan itu dan mendekatkan wajarnya ke depan bulatan itu Mimi yang sudah tergoda akhirnya mendorong kepala Aril sampai tepat di bulatan itu dan Aril mulai men****t itu.
" Aagghh kaka, itu enak.'
" Kaka tolong lanjutkan."
" Ka terus ka. Enak "
Terus seperti itu dan membuat tangan Aril berpindah satu tangan memegang gumpalan satu dan mulutnya terus melumat lahap bagian satunya sambil memutar dengan lidahnya, satu tangan yang lain turun kebawah menyadari pasti Mrs.v sudah basah. Semakin menjadi erangan Mimi saat itu dan membuat nafsu Aril menjadi. Mimi sangat menikmati itu tapi mungkin mereka sama sama lelah dan akhirnya menyudahi kelakuannya itu. Mereka pun tidur pulas sekali meninggalkan kondisi tubuh yang dari tadi sudah terbuka mereka hanya menyelimuti nya saja.