“Ada apa?” tanya Lessi heran, “Kau bosan?” “Tidak. Hanya ada sesuatu yang sedang aku pikirkan.” “Masalah wanita?” tebak Lessi. “Bukan,” elaknya cepat dengan mata melotot. “Kau tidak pandai berbohong. Aku bisa merasakannya, Davian. Apakah ini tentang satu wanita atau dua wanita?” tebaknya lagi. Davian tidak menjawab, hanya tambah memelototinya dengan tajam. Tapi, Lessi malah terkekeh geli. “Oke, aku anggap dua wanita. Wajar kalau seorang pengusaha sepertimu mempunyai lebih dari satu pacar,” guraunya. Davian menghela napas panjang, tidak ada gunanya membantah. Lebih baik ia mengikuti arah pembicaraannya untuk mengetahui pola pikir istrinya mengenai masalah ini. Apakah nantinya Lessi akan cemburu? Ya, ini kesempatan yang bagus. “Dua-duanya bukan pacarku. Aku ini tipe lelaki setia, tah

