Samar-samar Davian mendengar bunyi ponselnya yang berdering, ia meraba-raba dan mendapati lantai yang keras sebagai alas tidurnya. Kenapa ia bisa tidur di lantai? Dan ini bukan kamarnya, pantas saja badannya terasa pegal dan kaku. Ia menggelengkan kepala untuk memulihkan ingatannya, ternyata ia tertidur di depan kamar Lessi ketika mendengarnya menangis semalam. Ia bermaksud untuk mengintip ke dalam kamar, ketika ponselnya terus menjerit di keheningan rumah itu. Hei, ini baru jam enam pagi! Siapa yang meneleponnya di pagi buta seperti ini? Davian segera menjawab teleponnya tanpa melihat karena takut Lessi terbangun di kamar sebelah, baru saja ia membuka mulutnya untuk berkata halo, sebuah suara bariton yang khas melengking di telinganya. “DAVIAAANNN!!!” Ia menjauhkan telinganya yang te

