bc

Wedding Drama

book_age18+
15.4K
FOLLOW
103.7K
READ
possessive
arranged marriage
playboy
badboy
goodgirl
independent
inspirational
comedy
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Warning. Cerita mengandung konten dewasa.

21+

Kevin Hadiyaksa tidak pernah suka untuk terikat dalam sebuah hubungan. Menikah menjadi satu hal yang tidak akan terlintas di benaknya. Namun, keinginannya untuk melajang harus terhalang ancaman orang tua. Dia terlalu takut dicoret dari Kartu keluarga dan ditendang keluar rumah tanpa dibekali harta.

Laiqa Ruqaya hanya seorang perempuan dari kalangan biasa. Bertemu dengan seorang Kevin Hadiyaksa mengubah hidupnya menjadi sedikit lebih baik. Setidaknya, ia tak perlu merasakan sesak teramat karena hutang menumpuk yang melilit keluarganya.

Namun, keduanya melupakan satu hal penting dari sebuah pertemuan dan satu ikatan yang dipaksakan. Bahwa bagaimana pun membangun dinding pembatas, dinding itu akan terkikis dan runtuh juga.

chap-preview
Free preview
Prolog
Prolog Kevin Hadiyaksa berjalan mondar mandir dengan gawai yang menempel di sebelah telinga. Sesekali lelaki berparas tampan itu melirik jam tangan, dan mendecap keras ketika sadar ia sudah menunggu terlalu lama. Terlebih, seseorang yang coba ia hubungi tak juga mengangkat panggilannya. Lelaki itu ingin sekali melonggarkan dasi hitam yang melingkar lehernya, melepas jasnya dan melempar sembarangan. Lalu disusul tubuhnya yang ambruk disofa dan memejamkan mata. Andai dia tidak terikat janji dengan orang tuanya, tentu hal itu sudah ia lakukan sejak bermenit-menit lalu. Demi Tuhan, Kev. Kamu bisa mati malam ini. Kalimat itu disuarakan dengan penuh kegetiran di dalam hati. Benar, Kevin bisa mati. Karena kalau dia tidak tiba di meja reservasi yang orang tuanya tentukan tepat pada pukul delapan malam, bersama seorang perempuan. Maka, masa depannya sudah ditentukan didepan wajah oleh orang tuanya. Dia harus menikah dengan perempuan pilihan keluarganya. Entah siapa itu. Kevin menyugar rambutnya. Frustrasi. Dia tidak sampai hati memikirkan hari-hari ke depannya akan diisi oleh perempuan pilihan orang tuanya. Kevin sudah bisa menebak perempuan seperti apa yang akan dijodohkan dengannya. Pastilah tidak jauh berbeda dengan perempuan-perempuan di keluarganya. Yang membuat ia pening bukan kepalang, karena hobinya shopping dan liburan. Detik ketika Kevin menyerah akan usahanya menghubungi sang kawan, dan sudah akan membanting ponselnya, panggilannya diangkat. "Bara. Sialan. Ke mana kalian?" "Sori, Kev. Kena macet. Sonia udah aku suruh naik ojek. Jadi, dia datang sendiri ke hotel. Hehe. Pasti kamu nungguin sampai hampir gila." Kevin mendengkus mendengar jawaban dari umpatan yang dia lontarkan di awal tadi. Padahal ia sudah kelimpungan, dan sang kawan hanya menjawab sedemikan santainya. "Jadi, kalian nggak bisa ikut?" "Enggak. Aku sama Anna balik lagi aja." "Ayolah, Bara. Kalian tega tinggalin aku sendiri. Berjuang buat masa depan. Kalau malam ini gagal, aku bisa mati. Cuma kalian yang setidaknya bisa bantuin aku ngomong." Bara diseberang telepon tertawa terbahak. "Jangan sok sendu begitu." Kevin mencebikkan bibirnya. Dia memang mengundang Bara dan Anna untuk ikut gabung dengan makan malamnya kali ini. Semata untuk meyakinkan keluarganya kalau ia memang memiliki calon istri. "Ya sudah, aku tunggu di lobi." putus Kevin. Dia memutar otaknya untuk bekerja lebih keras. Menyusun rencana malam ini agar semakin matang. Dia tidak ingin ada celah sedikit pun yang bisa menggagalkan rencananya. "Good luck, bro. Oh iya, Sonia pakai baju warna navy dan rambutnya digerai sedikit bergelombang. Dia mungkin bentar lagi sampai." Mendengar penuturan sang kawan, Kevin mengarahkan tatapannya ke luar hotel, semakin menelisik satu persatu perempuan yang hendak masuk ke hotel. Saat ia menemukan seorang perempuan yang baru menaiki undakan tangga hotel, dengan ciri-ciri yang sama persis seperti yang Bara sebutkan. Senyum Kevin mengembang perlahan. "Dia udah datang. Aku tutup. Thanks." Setelah sekali lagi mendapat kalimat penuh dukungan dari Bara. Kevin menutup panggilan dan menyimpan ponselnya di saku jas. Dia kemudian menyongsong perempuan sewaan yang sedari tadi ditunggunya. Yap. Perempuan sewaan. Bara dan Anna yang mencarikan perempuan itu, agar meluluskan usaha Kevin untuk berkelit dari perjodohan yang orang tuanya rencanakan. "Lama banget sih. Buruan!" Tanpa menyambut dengan kalimat sedikit lebih sopan, Kevin segera merenggut tangan perempuan itu dan menyeretnya. Kemudian ia melanjutkan ucapan, sedikit mengumpat. "Ck, Bara sama Anna nggak becus sama sekali. Udah jelas mau makan malam sama keluarga, dikasih baju kucel." Kevin menggeleng pelan. Masih terus menyeret perempuan dibelakangnya, tanpa peduli jika langkah perempuan itu sedikit tertatih. "Nggak apa-apa, bisa aku urus nanti. Tiga menit." "Eh, apa-apan ini. Lepasin tangan saya." seru perempuan itu. Berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman tangan seorang lelaki yang tak dikenalnya. "Shh ... diam. Kita sudah terlambat." Kevin semakin cepat mengayun langkahnya menuju lift. "Terlambat apaan. Lepasin saya. Atau saya teriak!" Tepat saat itu, pintu lift terbuka dan Kevin segera memasukinya, tak lupa menarik serta perempuan dalam cekalannya agar tidak kabur. "Kamu sudah sepakat. Harganya juga sudah disetujui. Bara gimana sih, katanya pilihannya sudah yang paling tepat." "Harga? Kamu pelaku sindikat penjualan perempuan?" "Aku? Sindikat penjualan perempuan?" Kevin mengerjap dengan mulut ternganga. Dia menatap wajah perempuan di hadapannya dan menelisiknya. Berusaha mengais-ais ingatan tentang wajah perempuan yang fotonya siang tadi dikirimkan Bara melalui pesan. Kalau perempuan dihadapannya ini adalah pilihan Bara, harusnya sudah mengerti betul kesepakatan yang sudah mereka sepakati. Bukan justru menuduhnya macam-macam. "Kamu Sonia, kan?" "Jangan sok kenal ya, Anda. Saya bukan Sonia." Kevin menelan ludah kasar. Dan mengutuk bodoh di dalam hati. Baru sadar jika perempuan di hadapannya ini memiliki wajah yang berbeda dengan yang Bara pilihkan. "Ya, siapa pun kamu. Kamu harus tetap ikut aku. Aku bayar 500 juta." ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Perfect Marriage Partner

read
809.9K
bc

Love You My Secretary

read
242.8K
bc

Turun Ranjang

read
578.8K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

Bridesmaid on Duty

read
162.1K
bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.6K
bc

PLAYDATE

read
118.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook