2

1420 Words
Pagi-pagi Alisa sudah bangun untuk berpamitan kepada mereka, dirinya sengaja tidak memberitahu sepupunya Nic karena bagaimana pun dia baru saja menikah, jadi Alisa tidak mungkin mengganggunya. "Om, Alisa pamit dulu." "Ya, hati-hati di jalan. Jangan lupa hubungi kami jika butuh sesuatu," ucap Alderick sambil menatap tajam keponakannya. Setiap Alisa kembali kepada keluarganya, setiap waktu juga hatinya tidak pernah tenang karenanya. Mungkin jika orang tidak tahu mereka akan mengatakan dirinya kejam. Adiknya tinggal di sebuah rumah kecil dan sederhana, sedangkan dirinya tinggal di rumah yang mewah. Alderick sudah beberapa kali memberikan rumah untuk Jerome, tapi selalu dia jual. Saat dia memberikan sebuah tempat usaha untuknya, tempat usahanya bangkrut karena tidak ada yang mengurus. Mereka semua hanya sibuk berjudi dan berjudi. Apa pun yang dia berikan akan mereka jual atau gadaikan. Hingga suatu hari renternir datang ke rumahnya dan hampir membuat mereka celaka dan sejak itu dia memutuskan hubungannya dengan Jerome. Apa pun yang terkait dengan hutang Jerome tidak akan dia lunasi dan pedulikan lagi. Hanya Alisa saja yang masih dia pedulikan dan sayangi selayaknya putri kandungnya. *** Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, Alisa akhirnya sampai di depan rumahnya. Rumah yang tampak sederhana dan tidak bisa dibandingkan dengan rumah Alderick, ia tidak bisa menyalahkan Alderick karena selama ini Alderick sudah membantu mereka begitu banyak. Tapi kedua orang tuanya memang tidak bisa ditoleransi lagi. Ia bahkan menolak jika Alderick ingin memberikan uang padanya karena semua uang itu hanya akan diambil oleh keluarganya untuk berjudi. Ia berjalan ke pintu depan dan mengetuknya pelan. "Alisa!" seru Sheila saat melihat putrinya sudah di depan. Dengan terharu dan air mata yang mengalir dirinya menarik Alisa ke dalam pelukannya. Kemudian dari dalam keluar Jerome dan Thomas yang juga memeluknya dengan erat. "Maafkan kami, kami janji akan berubah mulai hari ini. Ayo...kita makan, Mama sudah menyiapkan semuanya." "Terima kasih, Ma. Alisa senang mendengarnya," timpal Alisa dengan air mata bahagia dan mengikuti Sheila ke dalam. Mereka kemudian mulai makan dan Sheila begitu perhatian dengan Alisa. Menyiapkan semua makanannya dan memberikan makanan yang ada untuknya. Begitu bahagia ia rasanya, baru kali ini dia merasakan mendapatkan keluarga bahagia dan harmonis seperti ini. "Sekarang kamu mandi dan ganti bajulah, kami akan mengajakmu ke sebuah tempat untuk merayakan semua ini." "Ke mana, Ma?" "Rahasia, Sayang. Jika Mama katakan bukan kejutan lagi namanya. Mama sudah menyiapkan pakaianmu di ranjang." "Baiklah, Ma," timpal Alisa dengan gembira sambil bergegas masuk ke kamarnya. Alisa menemukan sebuah gaun berwarna hitam di sana, ia bergegas mandi dan setelah selesai dengan cepat ia memakai dress-nya dan dengan segera agar keluarganya tidak menunggu lama. Dress itu membungkus tubuhnya dengan pas dan hanya dihiasi dengan seutas tali dibahunya sedangkan panjangnya hanya sampai di atas lututnya saja. Setelah memakai sandal high heels-nya ia bergegas menemui keluarganya. "Wah...kamu sangat cantik sekali." "Terima kasih, Papa. Ayo...kita berangkat." "Tunggu dulu, kamu harus memakai penutup mata ini karena ini adalah kejutan." "Haruskah, Kak?" "Tentu." Sesaat Alisa sempat ragu tapi mereka keluarganya jadi tidak mungkin mereka akan mencelakakannya. "Baiklah." Setelah itu di sekitar Alisa langsung menjadi gelap gulita dan yang bisa ia rasakan mereka naik mobil entah ke mana dan saat sampai Sheila dan Jerome menuntunnya sedangkan Thomas terdengar berbicara dengan seseorang. Kemudian ia kembali di tuntun entah ke mana, yang ia tahu dirinya di bawa ke sebuah tempat yang terdengar sedikit berisik lalu dibawa naik tangga dan sampai ke sebuah tempat di mana mereka dicegat seseorang dan akhirnya orang itu membukakan mereka pintu agar mereka bisa masuk. "Pa, Ma, kita di mana?" tanya Alisa mulai merasa cemas karena tidak bisa melihat sekitarnya. "Kalian membawanya?" tanya suara seorang laki-laki. "Ya," jawab Thomas. Alisa kemudian merasakan seseorang menyentuh dagunya dan mengangkatnya serta memalingkan wajahnya ke kiri dan ke kanan seolah-olah sedang menelitinya. Sejak tadi ia sudah berusaha melepaskan tangannya tapi kedua orang tuanya memegangnya dengan erat. Laki-laki itu kemudian membuka penutup matanya dan pandangan mereka bertemu untuk pertama kalinya. Ia sedikit tersentak kaget saat wajah itu begitu dekat dengannya dan mata yang terlihat tajam, gelap dan dingin menatap matanya. "Aku harus mencicipinya dulu sebelum menyetujui semua ini," ucap laki-laki itu dan kemudian memagut bibir Alisa. "Hmmm..." teriak Alisa dan memberontak hingga kedua tangannya terlepas dan dengan cepat dia mencoba mendorong laki-laki itu. Karena terkejut laki-laki itu melepaskannya tapi hanya sebentar sebab kemudian dia kembali menarik pinggang Alisa ke dalam pelukannya dan memagut bibirnya kembali dengan kasar dan penuh nafsu. Suara tidak jelas terdengar dari bibir Alisa dan dia terus berusaha melepaskan dirinya dari dekapan dan ciuman laki-laki yang tidak dikenalnya ini. Ia langsung limbung saat laki-laki itu tiba-tiba melepaskannya karena Thomas menariknya dari dekapan laki-laki itu. "Kamu boleh memilikinya setelah kamu membayar kami, King!" sentak Thomas. Ia terbelalak kaget mendengarnya dan memandang Thomas dengan tidak percaya. Ia kemudian mengalihkan tatapannya pada Sheila dan Jerome yang terlihat enggan menatapnya. "Apa maksudnya Pa, Ma? Apa yang kalian lakukan? Jelaskan padaku!" teriak Alisa histeris. "Diamlah!" bentak Thomas. "Aku tidak akan tinggal diam!" jerit Alisa. Plak! Thomas menampar Alisa dengan keras hingga ia memegang pipinya dengan refleks dan air mata mulai menuruni pipinya. "b******n!" bentak Alisa dan menendang Thomas dengan high heels-nya. Bahkan ia kemudian membuka sepatunya dan memukul Thomas terus menerus dengan heel sepatunya yang runcing. "Aku muak dipukuli olehmu. Siapa dirimu hingga berhak memukulku?! Kamu laki-laki tidak berguna yang hanya berani terhadap wanita saja!" bentak Alisa dan terus memukul Thomas dengan membabi buta. Hingga Thomas semakin berang dan mengarahkan tinjunya pada Alisa. "Jika dia terluka atau lecet maka perjanjian kita batal!" ucap Mark pelan dengan suara sedingin es. Seketika Thomas menghentikan dirinya dan menatap Alisa. "Kamu beruntung aku masih membutuhkan tubuhmu utuh jika tidak mungkin aku akan membunuhmu saat ini." "b******n!" maki Alisa kemudian meludahi Thomas karena merasa begitu kesal. Ia tahu semuanya ini pasti ide dari Thomas dan dengan teganya kedua orang tuanya menyetujuinya. "Setelah ini aku yakin kamu akan menangis dan aku senang menjualmu padanya," ucap Thomas tersenyum sinis sambil menyeka wajahnya dan jika bukan karena Mark dirinya sudah mematahkan leher Alisa saat ini. "Apa maksudnya, Pa, Ma?!" "Keluargamu menjualmu padaku untuk melayaniku di ranjang selama yang aku mau atau sampai mereka menebusmu dan mereka meminta 100 juta untuk itu," ucap Mark menjelaskan semuanya tanpa memperhalusnya. Alisa menatap Mark dengan terbelalak dan terperangah tidak menyangka jika keluarganya begitu tega padanya. Alisa mengira jika mungkin dia hanya akan dijadikan pelayan di sini tapi Alisa menyadari betapa naif dirinya karena jika dia hanya akan dijadikan pelayan tidak mungkin laki-laki yang terlihat menyeramkan dan kejam itu akan menciumnya seperti itu. Ia kemudian mengalihkan tatapannya pada kedua orang tuanya. "Kenapa?! Kenapa kalian tega melakukan ini padaku?! Apakah aku bukan putri kandung kalian?!" jerit Alisa. "Kenapa?!" jerit Alisa histeris. "Kami butuh uang karena renternir terus mengejar kami dan sisanya akan kami pakai untuk berjudi. Jika kami menang kami akan kembali ke sini untuk membawamu pergi. Maafkan kami, kami tidak punya pilihan dan Papa harap kamu mengerti." "Aku mohon jangan lakukan ini Pa, Ma," ratap Alisa dan berlutut di kaki orang tuanya. "Aku mohon bawa aku pulang. Aku akan bekerja lebih keras untuk mencari uang dan memberikannya pada kalian tapi jangan jual aku." "Jadi apakah transaksinya akan di lakukan? Jika tidak aku masih ada urusan lain," ucap Mark tidak peduli sambil melipat kedua tangannya di depan d**a dan bersandar di meja kerjanya. "Tentu saja, berikan uang kami dan kamu bisa segera menidurinya," ucap Thomas. "Jangan Pa, Ma, aku mohon!" ratap Alisa pilu tapi kedua orang tuanya bergeming mendengar permohonannya. Mark mengambil uangnya dan memberikannya pada Thomas kemudian mereka mulai berjalan keluar meninggalkannya di sana. "Pa, Ma, aku mohon," ratap Alisa kembali sambil merangkak mengejar kedua orang tuanya. Thomas berjongkok menghampiri Alisa.  "Nikmati saja dan bersyukurlah kami hanya menjualmu pada satu laki-laki bukan pada beberapa laki-laki bahkan tubuhmu dihargai begitu mahal, jika aku tahu, aku sudah menjualmu sejak lama," bisik Thomas. "Aku menyesal mempunyai Kakak iblis sepertimu! Semoga kamu membusuk di neraka!" jerit Alisa benci. Thomas tertawa mendengarnya. "Aku harap setelah keluar dari sini kamu masih bisa tampak begitu berapi-api dan apimu tidak redup karena aku mendengar jika Mark Kingswell merupakan orang yang kejam. Aku senang jika dia bisa menjinakkan dirimu hingga menjadi gadis penurut, jadi lain kali aku bisa lebih mudah menjualmu." Alisa hanya terdiam mendengarnya dan dia tahu tidak ada yang bisa di perbuatnya lagi. Ia hanya bisa menyesali semuanya. Andai dia tidak mempercayai keluarganya dan andai dia tetap bersama Alderick dan Nora, maka dia tidak akan mengalami semua ini. "Pa, Ma," panggil Alisa lirih. Sheila dan Jerome menghentikan langkahnya. "Tidak perlu menjemputku kembali dan mulai hari ini anggap putri kalian sudah mati karena aku juga akan menganggap kedua orang tuaku sudah mati sejak mereka meninggalkanku di sini," lirih Alisa pelan dan tidak menatap mereka. Dia tidak peduli jika dia akan menjadi anak durhaka, lagi pula kedua orang tuanya juga tidak menganggapnya sebagai anak mereka hingga tega melakukan semua ini padanya. Tangis Alisa pecah saat mendengar suara pintu yang ditutup, pertanda jika kedua orang tuanya memang sudah meninggalkannya di sini. *** Jangan lupa klik love ya jika suka dan kalian juga akan mendapatkan notifikasi saat saya update new part. ^^  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD