”Pegangin tas gue!” Aku meletakkan tasku di d-ada Chandra dengan kasar membuat dia melenguh dan sedikit terdorong ke belakang saat menangkap tasku. ”Kam-pret! Gak ada terima kasih, terima kasihnya ya, lo.” Aku mengangkat kedua bahuku tak acuh. Bodo amat, Chan! Aku memakai sepatu pantofel dengan tergesa. Tidak enak melihat Savana, walaupun dia tersenyum kecil padaku.
”Udah-udah, yangg.” kata Savana halus mencoba untuk menenangkan si kunyuk Chandra ini. Halah! Kesenangan itu si Chandra di puk-puk begitu sama tunangannya. ”Skuy!” seruku dengan semangat 45. Semangat menghentikan adegan romantis di depan mataku ini. Hell!
”Sehat ya, lo.” Aku tertawa saat mendengar sindiran halus yang keluar dari mulut Chandra. ”Udah kelewat siang buat lanjut jogging, Chan.” Aku berjalan melewati Chandra dan
