Pacar Sewa
"Gal, kita buka jasa sewa pacar yuk?"
Uhuk
Uhuk
Galih yang sedang santai meneguk ice lemon tea di depannya pun seketika langsung tersedak hingga wajahnya memerah karena menahan perih akibat ulah Desta di hadapannya.
"b*****t. Cari mati lu, Nyet." Umpat pemuda berwajah datar itu memandang kesal sosok yang tengah menahan tawa.
Gelak tawa penuh kekehan pun akhirnya terdengar menyambut sumpah serapah lainnya. Galih bersumpah akan menghajar sosok gesrek yang sudah bersahabat lama dari orok dengannya tersebut.
Desta Wirandi adalay pemuda berusia 20 tahun yang hobbi naik gunung. Mahasiswa jurusan Teknik itu memang sudah terkenal Badboy, gesrek sejak zaman SMP dan tentu saja bengal. Sedangkan di hadapannya Galih Rivaldi, pemuda yang juga memasuki usia 20 tahun itu masih mengenyam pendidikan jurusan arsitek di salah satu Universitas Negeri Jakarta.
Galih hanya bisa menggeleng keheranan dengan ide gabut sahabatnya tersebut.
"Jangan ngaco deh, Njir. Apaan sih. Sewa ... sewa, emangnya elu pikir mau open BO apa. Sorry gue nggak minat." Gerutu Galih mengundang tawa Desta semakin kencang.
HAHAHAHA
Kini keduanya harus menjadi tontonan pengunjung kafe karena tawa Desta yang terdengar sangat membahana hingga kemana-mana.
"Hahaha ... bangke, open BO. Ya nggak lah, t*i. Elu seharusnya bangga. Kapan lagi gue bisa dapat ide cemerlang kaya gini. Mayanlah kita bisa dapat duit tambahan buat jajan, lagi pula kasihan muka elu Gal yang ganteng kalau nggak di manfaatin, Nyet."
Bugh.
"Sialan." Desis Galih.
Gemas, Galih menendang kaki Desta dari bawah meja kafe kuat hingga sahabatnya itu meringis kesakitan.
Ssshhh.
"Dasar Galileo sialan, sakit t*i!"
"Bodo amat, mampus. Elu aja sana." Omel Galih masih enggan mengiyakan usulan sahabat edannya tersebut.
Desta mengusap kakinya pelan.
Pemuda itu menatap Galih kesal. "Ayolah, kalau gue doang nggak akan laku banget, Gal. Nggak usah takut. Kan cuma sesekali aja kalau ada yang sewa. Elu bayangin ya, gimana baiknya kita buat jasa sewa pacar bohongan sehari. Kita udah nambah pahala loh dengan bantu cewek-cewek yang lagi patah hati buat kasih pelajaran ke mantannya. Kita heb--."
"GILA." potong Galih penuh penekanan dingin, kepala pemuda itu menggeleng-geleng heran di kursinya.
Desta menekukkan wajahnya cemberut merasa sebal dan keki karena susah membujuk Galih untuk mengikuti sarannya.
Dasar bocah nggak bisa manfaatin muka gantengnya, huft. Dumelnya dalam hati.
"Gue nggak tau elu lagi kesurupan apa hari ini. Gue tetap nggak setuju, dan gue nggak ada waktu buat ngurusin hal nggak penting kaya gitu." Seru Galih tegas.
AHA!
Desta mendadak tersenyum miring tipis ketika mendengar perkataan Galih, tiba-tiba sebuah ide terlintas di otak gesreknya.
Ngapain susah-susah minta persetujuan Galih kaya orang b**o. Bukankah Desta hanya cukup membuat grup di media sosialnya dan memasukkan photo mereka berdua sebagai kandidat pacar sewa untuk para kliennya nanti.
"Oke gue nggak jadi buat open BO. Bye bye duit tambahan." Gumam Desta mendramatis lebay, membuat Galih berdecak pelan karenanya.
Sumpah Desta itu seperti makhluk astral, tingkahnya suka membuat Galih pusing sendiri.
Tanpa pemuda arsitek itu sadari kalau di otak sahabatnya itu sudah ada niat yang akan menjeratnya tanpa bisa mengelak lagi.
Gue kerjain juga lu, nyet. Batin Desta terkekeh geli puas.
*****
Bersambung